Chapter. 12

5.4K 284 3
                                    

Happy reading guys........

                              *****
"Keluar dari ruanganku." Kaisar Huang Qianfan mengeluarkan aura intimidasi nya yang membuat suasana ruangan itu menjadi mencekam. Kasim Han yang paham kalau junjungannya sedang marah buru-buru keluar dari ruangan itu dengan cepat sebelum dirinya menjadi sasaran amarah dari junjungannya. Kasim Han yang sudah berada di luar menatap bingung kearah pintu ruangan yang baru saja dia tutup.

Sedangkan didalam Kaisar Huang Qianfan memijit pelipisnya saat mengingat perkataan yang diucapkan oleh Kasim Han tadi.
"Kenapa aku menanyakan itu pada Kasim Han yang sudah jelas jawabannya tidak seperti yang kuharapkan?." Rupanya didalam ruangan itu bukan hanya Kaisar Huang Qianfan saja yang berada disana tetapi ada satu lagi mahluk yang bersembunyi dibalik gelapnya sudut ruangan. Sosok itu tertawa lucu tanpa suara saat melihat wajah bingung dari pria yang menjabat sebagai Kaisar.

"Aaarrggh.... Kenapa aku selalu memikirkannya? Ayolah aku harus fokus pada pekerjaanku, keluarlah dari fikiranku Permaisuri kau menganggu ku." Sosok itu kembali tertawa tanpa suara saat melihat tingkah langka dari pemimpin Kekaisaran. Membenturkan kepalanya kemeja kerjanya dengan sedikit keras dan masih merengek seperti anak kecil yang kini Kaisar Huang Qianfan lakukan. Dengan niat saat dia membenturkan kepalanya bayangan istrinya bisa hilang seketika tapi nyatanya malah kepalanya yang semakin bertambah pusing.

"Dia frustasi hanya karena bayangan istrinya?, sungguh bodoh dia tidak mengetahui kalau dirinya sudah jatuh cinta pada istrinya sendiri." Sekali lagi sosok itu tertawa tanpa suara dan menghilang.

Sedangkan di Paviliun bulan, Zhisu yang sedang makan tersedak dengan tiba-tiba saat dia sedang memakan hidangan kesukaannya. Ming Fei yang sedang makan menghentikan aktifitasnya dan memberikan minum untuk tuannya yang kini sedang butuh bantuannya. Zhisu langsung menerima gelas pemberian dari Ming Fei dengan cepat dan meminumnya hingga habis.

Tuk.

"Terimakasih Ming Fei, ayo lanjutkan makan kalian." Zhisu meletakkan gelasnya dan kembali melanjutkan acara makan bersama kedua pelayannya. Ya, saat ini mereka bertiga sedang makan siang bersama didalam kamarnya yang memang sangat luas jika hanya untuk menampung 3 orang. Memang setelah Permaisuri Huang Zhisu sadar dari kecelakaan yang dialaminya dirinya menjadi lebih sering makan bersama dengan kedua pelayan setianya. Terkadang jika salah satu dari kedua sepupu itu tidak bisa hadir dia tetap makan bersama dengan salah satu dari mereka.

Ming Fei dan Ming Fu awalnya menolak ajakan itu tapi setelah dipaksa akhirnya mereka mau makan bersama dengannya. Sosok yang  bersama Kaisar tadi kini sedang bersembunyi untuk mengawasi apa saja yang telah terjadi di dalam Paviliun bulan dan sekitarnya.
"Baguslah tidak ada hal buruk yang menimpanya." Saat sedang menatap ketiga wanita yang sedang makan dengan hikmat, sosok misterius itu terkejut saat ada yang berbicara padanya.

"Kau disini rupanya? Bagaimana kabar yang mulia, apakah baik-baik saja?." Sosok itu menatap menelisik pada sosok yang berdiri disebelahnya saat ini karena sosok itu menutupi sebagian wajahnya, saat mengetahui siapa sosok itu sosok misterius itu memutar bola matanya malas.
"Kau rupanya, kabar yang mulia baik-baik saja. Apakah ada sesuatu yang terjadi diistana saat aku tidak ada?." Wanita itu tertawa pelan saat penyamarannya terbongkar.
"Tidak ada sesuatu yang terjadi setelah kepergian Selir Wang Rouyen. Hanya saja Selir Agung mulai menyusun rencana untuk menyingkirkan Permaisuri, kau tahu kan seperti apa wanita itu?." Wanita itu menyenderkan punggungnya pada sebuah pohon mangga disebelahnya.

Sosok misterius itu tersenyum smirk setelah wanita itu selesai berbicara.
"Bukankah itu tugasmu? Aku hanya bertugas untuk melindungi Permaisuri, itulah perintah langsung dari yang mulia untukku." Setelah itu sosok misterius itu menghilang setelah melihat perubahan raut wajah wanita yang berada di sampingnya.
"Sialan dia, huh menyusahkan saja wanita satu itu. Sepertinya aku harus kembali sebelum ada yang menyadari keberadaanku." Setelah memastikan situasi aman wanita itupun pergi meninggalkan halaman belakang Paviliun bulan.

                              _00_ 

Di sebuah hutan belantara yang sangat tersembunyi dan sangat jarang didatangi oleh manusia terdapat sebuah rumah sederhana yang terbuat dari kayu. Siapa yang menyangka jika tepat ditengah hutan gelap dan tersembunyi itu terdapat sebuah kehidupan. Beberapa manusia yang memang sengaja memilih untuk hidup jauh dari keramaian untuk menyelamatkan identitas mereka.

Wushh....

Brak.

Hembusan angin yang sedikit kencang membuat pintu sebuah ruangan terbuka dengan tiba-tiba. Terdapat seorang manusia didalam ruangan itu, sosok itu masih melanjutkan pekerjaannya meskipun mengetahui ada tamu yang datang menemuinya.
"Ada apa? Apa kau membawa sebuah berita?." Tanya sosok itu.
"Hamba datang untuk melapor yang mulia. Untuk saat ini tidak ada sesuatu yang terjadi diistana yang mulia, keadaan Permaisuri Huang Zhisu juga baik-baik saja tetapi wanita itu sudah mulai merencanakan sesuatu untuk menyingkirkan Permaisuri yang mulia. Dan beberapa hari yang lalu Permaisuri hampir saja tebunuh yang mulia saat ada seseorang yang mengirim pembunuh bayaran untuk menyingkirkan Permaisuri." Lapor sosok yang baru saja menampakkan wujudnya setelah tuannya menyudahi pekerjaannya.

Sosok itu menatap lurus kedepan untuk beberapa saat.
"Kau pasti sudah membereskannya bukan? Tetap awasi Permaisuri pastikan mereka tidak bisa menyentuhnya meskipun itu seujung kuku sekalipun. Dan untuk wanita licik itu kalian tahu bukan apa yang harus kalian lakukan?." Ucap sosok itu. Yap, sosok misterius itu adalah pria yang menyelamatkan Permaisuri dari pembunuh bayaran tempo hari. Pria itu juga berstatus sebagai tangan kanan  dari sosok yang dipanggilnya dengan sebutan yang mulia.
"Baik yang mulia." Ucap pria itu, dia hanya bisa menundukkan kepalanya hormat saat merasakan suasana ruangan yang menjadi sedikit tidak nyaman karena aura yang dikeluarkan oleh tuannya.

Tok tok tok.

Seorang wanita berdiri didepan pintu ruangan junjungannya yang tertutup rapat lalu mengetuknya tiga kali.
"Masuk." Setelah mendapat jawaban dari pemilik ruangan, wanita yang mengetuk pintu tadi masuk kedalam dan memberikan salam hormat pada junjungannya.
"Maaf mengganggu yang mulia, hamba kemari hanya ingin menyerahkan barang permintaan anda yang mulia." Wanita itu meletakkan sebuah kantong yang berisi barang permintaan dari junjungannya diatas meja. Lalu sosok itu mengusir kedua manusia yang berada satu ruangan dengannya. Mereka berdua segera keluar dari sana setelah mendapat perintah dan tugas mereka juga sudah selesai.

"Psstt, apa itu tadi?." Tanya pria itu pada wanita yang menjadi teman satu pekerjaan dengannya. Wanita itu hanya memutar bola matanya malas saat penyakit temannya mulai kambuh.
"Sifatmu ini tidak sesuai dengan wajah menyeramkan mu itu." Ucap wanita itu. Pria itu membulatkan matanya tidak terima saat wajahnya dikatakan menyeramkan oleh temannya sendiri.
"Wajahku tidak menyeramkan tahu, tapi tampan." Dengan tingkat kepedean yang tinggi pria itu tersenyum lebar dan memberikan kerlingan mata nakal pada wanita disebelahnya.

Wanita itu yang tidak mau menanggapi penyakit temannya yang sedang kambuh memilih pergi meninggalkannya sendirian di tengah-tengah lorong rumah yang sepi.
"HEI... KENAPA KAU PERGI? MEMANGNYA APA YANG SALAH DENGAN WAJAHKU?." Teriak pria itu saat melihat temannya sudah menghilang dari pandangannya. Lalu tak lama kemudian pria itu juga pergi menghilang entah kemana.

Kini hanya suara binatang hutan yang menjadi musik pengiring suasana sepi hari ini. Tidak ada lagi percakapan setelah kedua manusia itu menghilang entah kemana. Siapa yang akan menyangka jika hutan yang terkenal angker dan dianggap zona terlarang oleh masyarakat nyatanya terdapat sebuah kehidupan didalamnya. Isu tersebut justru dimanfaatkan oleh beberapa orang untuk bersembunyi disana agar identitas mereka tetap aman sampai batas waktu yang ditentukan.

Banyak orang mengatakan bahwa hutan itu menyeramkan, angker, banyak binatang buas dan banyak orang yang sudah masuk kesana tapi tidak bisa keluar lagi. Oleh karena itu orang-orang menyebutnya sebagai hutan terlarang, karena hutan itu telah menelan banyak korban.

                               *****       

Empress From The Future  [End] ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang