Chapter. 58

2.2K 80 0
                                    

Happy reading guys......

*****

Tok.

Tok.

Tok.

"PERMAISURI HAMBA MOHON BUKA PINTUNYA SEBENTAR PERMAISURI." Dua orang gadis muda berdiri di depan pintu kamar majikannya dengan raut wajah khawatir mereka.

Sejak tadi junjungan mereka itu tidak keluar dari kamar dan tidak memperbolehkan siapapun untuk menemuinya. Tentu saja mereka merasa sangat khawatir mengingat kondisi junjungan mereka yang masih berada dalam tekanan batin.

"Bagaimana ini Ming Fei? Permaisuri Huang Zhisu tidak mau mendengarkan kita." Kedua gadis itu sama-sama dibuat bingung harus bagaimana agar junjungan mereka itu mau mendengarkan mereka berdua.

Sedangkan di dalam kamar yang terlihat luas nan mewah itu terdapat seorang wanita yang sedang melamun diatas tempat tidurnya dengan pandangan mata yang terlihat kosong seperti tidak ada kehidupan sama sekali.

Sejak tadi dia tidak terganggu sama sekali dengan suara kebisingan yang terjadi di luar karena ulah dari kedua pelayan setianya itu. Tubuhnya memang ada disini tapi fikirannya kini sedang melayang entah kemana.

"PERMAISURI... PERMAISURI..." Sekali lagi Ming Fei berteriak memanggil junjungannya itu tapi tidak ada balasan sama sekali.

Di tengah-tengah kebingungan mereka tiba-tiba datanglah Kaisar Huang Fengying ditemani dengan tangan kanannya Fu Yuan yang selalu setia mengikuti kemanapun beliau pergi.

"Ada apa dengan kalian? Apakah Permaisuri baik-baik saja?." Baik Ming Fei ataupun Ming Fu mereka berdua sama-sama terkejut saat melihat kehadiran sosok Kaisar terdahulu.

"Salam hormat kami yang mulia Kaisar Huang Fengying semoga Anda diberikan umur panjang." Kedua gadis muda itu segera menundukkan kepala mereka hormat saat melihat kehadiran Kaisar Huang Fengying.

"Menjawab yang mulia, Permaisuri sejak tadi tidak mau keluar dari kamar yang mulia. Apa yang harus kami lakukan yang mulia?. Kami sangat khawatir dengan kondisi Permaisuri yang mulia." Kaisar Huang Fengying yang mendengar jawaban kedua pelayan setia menantu kesayangannya itu menghela nafas gusar.

"Baiklah aku akan mencoba untuk berbicara dengannya." Kedua gadis muda itu hanya bisa menganggukkan kepala mereka pasrah, hanya inilah yang bisa mereka lakukan.

Tok.

Tok.

Tok.

"Shu'er Ayah mohon buka pintunya sebentar, ada sesuatu yang ingin Ayah katakan padamu. Shu'er?." Kaisar Huang Fengying merapatkan telinga kedepan pintu kamar menantunya saat tidak mendengar suara sahutan dari sang pemilik kamar.

Tok.

Tok.

Tok.

Saat Kaisar Huang Fengying akan mengetuk pintu kamar kembali tiba-tiba pintu kamar di depan mereka itu terbuka dengan tiba-tiba dan nampak lah sosok yang sedang mereka khawatirkan sejak tadi.

Zhisu yang mendengar suara Ayah mertuanya di tengah-tengah lemunannya segara tersadar kembali. Setelah bergelut dengan fikirannya sedikit lama akhirnya dia memutuskan untuk membuka pintu kanarnya yang sejak tadi tertutup rapat.

"Ayah...." Ucap Permaisuri Huang Zhisu dengan suara yang terdengar amat sangat pelan dengan sorot mata yang terlihat kosong.

Kaisar Huang Fengying yang mendengar menantunya memanggilnya dengan suara yang amat sangat pelan langsung memeluknya dengan hangat dan tak lupa mengelus surai panjang hitamnya.

"Boleh Ayah berbicara denganmu sebentar Shu'er?." Tanya Kaisar Huang Fengying setelah melepaskan pelukan hangat mereka.

Zhisu hanya menanggapinya dengan menganggukkan kepalanya pelan. Dan kembali masuk kedalam kamar kembali diikuti oleh Ayah mertuanya.

"Shu'er janganlah seperti ini atau Kaisar Huang Qianfan akan sedih melihat kondisimu seperti ini dari surga." Runtuh sudah pertahanan yang Zhisu buat setelah mendengar nama mendiang sang suaminya disebutkan oleh Ayah mertuanya sendiri.

"Hikss.... Hikss...." Hanya suara tangisan saja yang bisa Zhisu keluarkan setelah duduk berhadapan langsung dengan sang Ayah mertuanya.

"Ayah mohon jangan seperti ini, ingatlah kau sedang mengandung Shu'er. Jika kau seperti ini itu sama saja kau juga menyiksa calon anak kalian." Ucap Kaisar Huang Fengying prihatin setelah melihat kondisi menantunya yang semakin memburuk.

"Shu'er sebelumnya Ayah ingin meminta maaf padamu jika perkataan Ayah nanti akan menyakiti perasaanmu." Zhisu yang mendengar Ayah mertuanya berkata seperti itu mendongakkan kepalanya untuk menatap kedua manik mata tajam yang sedang menatapnya dengan sorot mata penuh kesedihan.

"Ayah tahu kau bukanlah Permaisuri Huang Zhisu yang asli dan kau berasal dari masa depan, tapi Ayah mohon padamu Shu'er jangan pernah berfikir untuk membunuh calon anak kalian. Ayah sudah menanggapmu seperti putri Ayah sendiri." Zhisu membulatkan kedua matanya terkejut setelah mendengar penjelasan dari Ayah mertuanya.

"Bagaimana Ayah bisa tahu kalau aku bukanlah Permaisuri Huang Zhisu yang asli?." Batin Zhisu bertanya-tanya.

Kaisar Huang Fengying yang melihat sorot mata bertanya-tanya menantunya hanya bisa mengulas senyum tipis sembari menggenggam erat jemari tangan menantunya yang mulai terasa dingin.

"Ayah tahu kau pasti terkejut, salah satu prajurit Ayah yang memberitahu Ayah kalau kau bukanlah Permaisuri Huang Zhisu yang asli." Kedua mata Zhisu kembali melotot dengan dahi berkerut setelah mendengar kembali penjelasan dari Ayah mertuanya.

Lidahnya tiba-tiba terasa kelu untuk sesaat tidak bisa mengatakan sepatah katapun. Fikirannya tiba-tiba kembali melayang entah kemana.

"Jangan menyiksa dirimu sendiri seperti ini Shu'er. Ayah tahu ini berat untukmu karena kau harus kehilangan yang mulia saat kau masih mengandung." Kesadaran Zhisu kembali pada kenyataan setelah merasakan seseorang menepuk bahunya.

"Sekali lagi Ayah mohon padamu, jangan pernah berfikir untuk membunuh calon anak kalian dia tidak bersalah sama sekali. Ayah tahu kau wanita yang kuat Shu'er."

"Oleh karena itu Ayah mohon padamu jangan pernah berfikir untuk membunuhnya Shu'er, dia tetaplah anakmu yang tidak bersalah sama sekali. Bertahanlah Shu'er kau harus bisa bangkit kembali demi calon anak kalian dan yang mulia yang sedang menantikan kalian di surga." Ucap Kaisar Huang Fengying yang diakhiri dengan sebuah pelukan hangat yang disambut dengan pelukan yang tak kalah eratnya.

"Hikss... Hikss..." Zhisu hanya bisa menganggukkan kepalanya didalam pelukan hangat seorang Ayah untuk putrinya.

"Hikss... Shu'er berjanji hikss...tidak akan melakukannya Ayah hikss..." Ucap Zhisu dengan mata sembab dan suara yang terdengar sumbang setelah melepas pelukan mereka.

Kedua matanya kini terlihat sangat bengkak karena terlalu banyak menangis dan hidungnya mungilnya juga terlihat memerah.

"Sebaiknya kau istirahat Shu'er, Ayah akan kembali setelah melihatmu tertidur." Tidak ada pilihan lain untuknya, akhirnya mau tidak mau Zhisu membaringkan dirinya di atas pembaringannya yang terasa sangat nyaman dan menutup kedua matanya.

Tak lama setelah itu terdengar suara dengkuran halus yang menandakan kalau Zhisu sudah memasuki alam mimpinya.

Setelah memastikan menantunya tertidur dengan nyaman Kaisar Huang Fengying pergi meninggalkkannya untuk beristirahat.

Sesampainya diluar kedua pelayan setia menantu kesayangannya itu menatapnya dengan raut wajah bertanya-tanya bercampur dengan khawatir.

"Permaisuri baik-baik saja dia sedang tertidur. Nanti setelah terbangun pastikan dia tidak melawatkan jam makannya." Setelah mengatakan itu Kaisar Huang Fengying pergi meninggalkan Paviliun Bulan milik menantunya.

Akhirnya kedua gadis muda itu bisa bernafas dengan lega setelah mendengar kabar baik dari Kaisar Huang Fengying.

Flashback off.

*****









Empress From The Future  [End] ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang