1- Mahardika

1.9K 166 13
                                    

»»---->❃♡❃<----««

⚠️Vote dulu sebelum scroll kebawah!!!

»»---->❃♡❃<----««

"ABAAANG! BANGUN! AYO KESEKOL_Mmmph."

Seorang gadis yang sudah siap dengan seragamnya tertahan untuk berteriak lagi saat tangan kekar membekap mulutnya. "Berisik! Suara Lo kayak mak lampir anjirr!" Lelaki berusia 18 tahun yang masih terbalut oleh selimutnya merasakan telinganya berdengung akibat teriakan gadis di atasnya.

Ya, gadis itu menduduki perut kakaknya. Ini sudah menjadi kebiasaan baginya, karena membangunkan kakaknya harus dengan bantuan tenaga. "Makanya bangun! Aku mau berangkat sekarang, Bang." Katanya setelah terlepas dari bekapan sang kakak.

Bukannya menjawab, lelaki itu malah berubah posisi tidur yang semula terlentang menjadi menyamping.

"AAAA!"

Hampir saja gadis itu terjatuh membentur lantai jika saja kakaknya tidak sigap. "Ish! Abang!" Gadis itu memukul pelan dada bidang di hadapannya. Dia kesal sekali saat ini, bagaimana jika dia terjatuh? Nanti benjol kepalanya.

"Ck! Ganggu tidur Gue aja Lo!" Setelah mengatakan itu, dia segera bangkit dari posisi tidurnya. Tiba-tiba ide jahil terlintas di pikirannya saat melihat adiknya masih setia berbaring di kasurnya.

"Abang! Apa-apaan sih? Abang!" Suara itu teredam oleh selimut tebal yang dililitkan pada tubuhnya, pelakunya adalah lelaki yang menjabat sebagai kakaknya saat ini.

Gadis itu terus meronta agar terlepas dari lilitan selimut tebal yang menutupi seluruh tubuhnya, bahkan wajahnya ikut tertutup. Bentukannya sudah seperti belu gulung.

Bugh.

"Rhatanza! Itu apa yang jatuh!"

Rhatanza Mahardika, dia dibuat ketar-ketir saat suara sang Bunda memanggilnya dari balik pintu. Tatapannya tertuju pada adiknya yang sudah terjatuh ke lantai. Akibat karena adiknya tidak mau diam dan berakhir berguling ke bawah. Segera dia mengangkat tubuh gadis itu lalu membuka lilitan selimutnya.

Kondisi adiknya saat ini adalah, seragam yang kusut, rambut yang acak-acakan ditambah ekspresi wajahnya yang dibuat segarang mungkin. Tapi malah menggemaskan jadinya.

Rhatanza mencoba untuk menata kembali rambut adiknya sambil berkata, "adik Abang yang cantik jelita bernama Chika. Gak boleh aduin Bunda ya? Nanti Abang beliin coklat." Rayunya.

Cup.

Setelah mengecup keningnya, Rhatanza segera berlari ke kamar mandi. Menutup rapat pintu itu agar terhindar dari amukan adiknya.

Chika Rhatanza Mahardika. Gadis berusia 16 tahun yang duduk di bangku kelas 11 SMA. Bisa dibilang dia paling muda di antara teman sekelasnya, namun hal itu tak membuat muda pula pikirannya.

Chika berjalan membuka pintu sambil menghentakkan kakinya beberapa kali. Saat pintu terbuka, sudah terlihat Ibu muda berkepala tiga hendak menuruni anak tangga. Dengan cepat gadis itu menghampiri sang Ibu.

"Bunda!" Panggilnya dengan gembira. Dia memeluk lengan kanan Ibunya. Ibu itu terlonjak kaget terutama melihat penampilan putrinya yang berantakan.

"Chika kenapa acak-acakan kayak gini, sayang?"

Firli Diana Pravitra, Ibu dua anak itu menatap khawatir putrinya. Dia curiga akan suara yang terjatuh tadi, mungkinkah putrinya yang terjatuh?

"Tadi Chika bangunin Abang, terus dililit pake selimut, hehe." Chika berkata jujur pada sang Bunda. Tak peduli akan larangan kakaknya yang menyuruhnya untuk menutup mulut. Lagian dia tidak mengatakan jatuh dari kasur.

INCARAN {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang