»»————>❃♡❃<————««
Setelah satu bulan kehilangan lelaki yang di cintai, Chika memutuskan mencari kesenangan sendiri. Ada sesuatu yang mengganjal dalam hatinya jika dia tidak melakukan sesuatu terhadap seseorang. Rasanya, sampai mati pun dia tidak akan merasakan kepuasan.
Chika mendatangi salah satu rumah dengan berpakaian tertutup. Hari ini adalah hari minggu, sudah dapat di pastikan jika orang yang ingin dia temui ada di rumahnya.
Setelah menekan bel, akhirnya muncul seorang pria dengan pakaian santai. Hal ini sangat pas dengan apa yang Chika inginkan.
Pria itu bertanya, "Dengan siapa ya?"
Lantas Chika langsung membuka maskernya, membuat pria itu sedikit kaget di buatnya. Chika mengisyaratkan agar pria itu diam, jangan sampai memanggil penghuni rumah yang lainnya.
"Gue butuh bantuan Lo. Bilang ke istri Lo kalo kita ada urusan di kantor dadakan."
Setelah mengatakan itu, Chika segera kembali ke mobilnya. Menunggu pria yang ia ajak barusan. Chika dapat melihat keraguan dari wajah pria itu. Namun beberapa menit kemudian, pria itu kembali keluar dengan pakaian rapi lalu menghampiri Chika.
"Ada urusan apa Lo mau ketemu Gue?" Tanya sang pria. Chika pun menjelaskan singkatnya sambil mengendarai mobilnya.
"Gue butuh Lo buat ungkapin segala kebusukan Kim Jae Sung, dan bantu Gue buat siksa dia sampai mati." Seketika mata pria itu membola mendengarnya.
"Chika! Lo mau bales dendam? Jangan bilang karena kekacauan yang dia perbuat beberapa tahun ke belakang."
"Ya, Gue gak bisa terima gitu aja di saat adik dan ayah Gue mati karena dia. Ini gak akan adil kalo dia hidup tenang setelah membunuh seseorang." Kata Chika. Perkataannya penuh dengan ketegasan serta ancaman.
"Gue gak mau terlibat."
"Kalo gitu, Lo yang bakal Gue bunuh duluan sebelum Jae Sung, Park Yeon Jin."
**********
Begitu malam tiba, Kim Jae Sung yang kelelahan akibat padatnya jadwal di hari ini pun segera merebahkan tubuhnya di sofa. Matanya terlalu berat untuk terus terbuka sempurna, hingga berjalan menuju kamar pun rasanya amat sulit.
Jika malam-malam begini, para pelayan wanita sudah pulang ke penginapannya. Hanya tersisa penjaga di luar yang memang setiap saat menjaga rumah besar Jae Sung. Makanan sudah terhidang rapi di meja makan, tapi dia enggan untuk memakannya.
Tak lama, rasa kantuk itu membawanya ke alam bawah sadar. Kim Jae Sung yang kelelahan dan sudah tertidur tidak menyadari jika semua listrik di rumahnya sudah padam. Lalu di balik kegelapan, muncullah seorang lelaki tinggi dari balik pintu kamarnya.
Lelaki itu menghampiri Jae Sung di sofa. Seluruh wajahnya tak terlihat jelas karena gelapnya rumah itu. Setelah jaraknya sudah dekat, si lelaki menendang kepala Jae Sung dengan begitu kencangnya. Mustahil jika hal tersebut tidak membuat Jae Sung bangun.
Dalam kondisi kepala yang begitu pusing, Jae Sung berusaha untuk berdiri. "Kenapa semuanya gelap?" katanya sambil berusaha menggapai sesuatu.
"Kau pengecut Jae, seharusnya kau mendapatkan gadis itu untukku!" Di tengah kegelapan, mata Jae Sung membulat sempurna. Jantungnya seketika berdegup kencang.
"K-kau! Apa yang kau lakukan di sini?! Nyalakan lampunya brengsek!" Jae Sung terdengar putus asa. "Petter! Nyalakan listriknya!" Dia berteriak lantang memanggil salah satu penjaga di luar.
"Percuma kau berteriak memanggilnya. Mereka sudah tidak bernyawa Jae. Dan kau, akan menjadi korban selanjutnya." Seketika sebuah tangan kekar mencekik leher Jae Sung begitu kuatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
INCARAN {END}
Fantasy-Bukan transmigrasi tapi masih fantasi- Di Korea, ada gadis berusia 8 tahun, dia memiliki kelebihan yang selalu turun temurun dari leluhurnya. Namun kelebihan itulah yang selalu menganggap bahwa dirinya pembawa sial. Karena, kelebihan itu hanya dimi...