9- Gadis Milik Delvan

777 84 8
                                    

»»---->❃♡❃<----««

⚠️Vote dulu sebelum scroll kebawah!!!
Happy Reading sayang😘

»»---->❃♡❃<----««

"Udah Chi."

"Ini salah aku, ka Delvan masuk rumah sakit gara-gara aku."

"Ssttss."

Chika tak henti-hentinya menangis di dalam pelukan Rhatanza. Ia benar-benar merasa bersalah, terlebih lagi, Delvan harus di operasi.

Sudah lama dokter yang menangani Delvan belum keluar ruangan. Hal itu membuat Chika semakin merasa bersalah.

Angga terus menatap adik temannya yang masih menangis. Entah mengapa, hatinya sedikit teriris saat reaksi Chika sangatlah di luar dugaannya. Mungkin karena Chika merasa bersalah atau mungkin karena Chika menyukai Delvan? Hingga gadis itu histeris saat Delvan terluka. Tapi Angga tak egois, dia memang menyukai Chika secara terang-terangan, hingga orang lain hanya menganggapnya sebuah candaan. Angga tahu jika Chika menyukai Delvan sejak gadis itu menginjak markas Braveco.

Delvan memang sosok yang sulit ditebak dan terlalu tersembunyi. Hanya beberapa orang saja yang mengetahui kehidupan Tuan Muda Werren itu. Delvan jarang merespon ucapan Chika, tapi sikapnya terhadap Chika bisa dibilang pengganti Rhatanza.

Suara pintu terbuka, membuat para remaja yang menunggu di depannya bangkit seketika. "Gimana keadaan Delvan?" Pertanyaan itu terlontar dari mulut Rhatanza.

"Operasinya berjalan lancar. Benturan dikepalanya sangat keras membuat kulitnya robek. Tapi untungnya luka yang dialami pasien tidak terlalu dalam. Jadi kami menjahit di bagian kepalanya."

Mendengar penjelasan dokter, Chika semakin meraung. "Ka Delvan."

"Dia gapapa, tenang oke?" Rhatanza memberikan usapan lembut pada punggung bergetar adiknya. Rhatanza ikut cemas saat Delvan mengalami kecelakaan karena menyelamatkan Chika, tapi, jika Chika tak diselamatkan, mungkin Chika yang sedang diruang operasi saat ini. Dan hal itu bisa saja membuat Rhatanza menjadi gila karena tak becus menjaga adiknya.

»»---->❃♡❃<----««

Sudah 2 jam Chika menunggu Delvan sadar. Gadis itu terus mengusap punggung tangan pria yang terbaring lemah di atas ranjang. Kepala pria itu diperban, pasti sangat sakit jika dia sadar.

Rhatanza dan ketiga temannya duduk di sofa yang sudah disediakan. Mereka mulai kelelahan karena menjaga Delvan seharian. Anehnya, tidak ada keluarga Delvan yang langsung datang saat Irfan memberi tahu ayahnya.

Chika mengangkat kepalanya, menatap empat pria yang sudah menutup matanya. "Mereka tidur?" Karena Chika juga mengantuk, dia merebahkan kepalanya di samping tangan Delvan. "Kaka, kalo bangun, kasih tau ya? Aku ngantuk." Setelah mengatakan itu, Chika mulai terlelap dengan posisi duduk sambil menggenggam tangan Delvan.

Suasana ruangan Delvan menjadi sunyi. Semua orang benar-benar tertidur nyenyak, tapi pria yang berbaring di atas ranjang mulai merasakan sakit dikepalanya. Ia meringis pelan saat hendak membuka matanya.

Mom? Ini sakit banget.

Kepala Delvan terasa akan pecah, ini benar-benar sakit sekali. Dia mencoba untuk menenangkan dirinya agar sakitnya tak semakin parah. Tiba-tiba sekelibat ingatannya muncul, di mana dia sedang mengejar seorang gadis lalu menariknya sangat kencang, hingga dirinya terjatuh dengan kepala yang membentur polisi tidur.

INCARAN {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang