14- Kedatangan Gelvan

602 71 8
                                    

»»---->❃♡❃<----««

⚠️Vote sebelum scroll kebawah!!!
Mohon untuk ikuti perintah diatas!!!
Happy Reading🥳

»»---->❃♡❃<----««

Seorang pria pemilik mata dengan iris abu-abu itu, terus saja mengeluarkan sumpah serapahnya entah pada siapa. Dirinya tak hentinya membanting barang di sekitarnya.

"Sialan! Kenapa orang suruhanku malah mati tak berguna?! Aarhg! Bajingan!"

Prank!

"CUKUP!!"

"Apa?! Kenapa kau diam saja saat orang suruhanku hampir membunuh Rhatanza?! Kau melihatnya kan?! Kenapa tidak bunuh saja pria itu!!" Sentaknya penuh emosi.

"Lo mau, Gue bunuh Rhatanza? Asal Lo tau, sebelum Rhatanza mati, Gue yakin, Lo udah mati duluan karena dibunuh gadis itu."

"Saya tidak peduli!" Teriaknya.

"GELVAN!!"

"SAYA AKAN MEMBUNUHMU!! BESERTA KELUARGA MU, GANI!!"

Setelah adu mulut, lelaki yang dipanggil Gelvan itu langsung mengambil pistol dengan kasar yang berada di atas meja. Lalu pergi meninggalkan temannya.

"Mau ke mana Lo?!" Teriaknya.

"Menyelesaikan tugasku."

"LO MAU BUNUH KELUARGA GUE?!"

"Nanti, setelah tugasku selesai di sini, aku akan berangkat ke Korea."

"Gelvan sialan!" Umpat Gani.

"Ikut aku." Dengan malas, Gani mengikuti Gelvan.

Dalam perjalanan, Gelvan membawa mobil dengan kecepatan tinggi. Ia tak peduli dengan pengendara lain yang berteriak memakinya.

"Mau kemana sih?" Tanya Gani yang frustrasi. Ia benar-benar tak habis pikir dengan rencana gila Gelvan.

"Kita harus ke rumah gadis itu, aku sudah tidak mau berurusan dengan Kim sialan itu lagi." Ujar Gelvan.

"Emang kenapa sih? Lagian perjanjiannya pas udah tujuh belas tahun. Kenapa harus sekarang?"

"Keluarganya akan mengambil kembali putrinya. Jika itu sudah terjadi, maka akan semakin sulit bagi kita untuk melaksanakan tugas dari si Kim itu."

"Emang iya?" Tanya Gani polos.

"Aku akan membunuhmu sekarang." Lalu Gelvan semakin mempercepat laju mobil.

Hingga Gelvan berhenti di jalan yang sepi, tepat di samping kanan kirinya ada rumah besar yang berdiri kokoh. Yang satu bagian belakang rumah dan satunya lagi bagian depan rumah.

Tanpa berkata apa pun, Gelvan segera keluar dari mobil. Gani hanya pasrah, mengikuti ke mana Gelvan pergi. Namun ada yang aneh, Gani pikir, Gelvan akan memasuki rumah yang jelas-jelas ada pintu utama di sana. Tapi Gelvan malah menuju tembok tinggi yang jelas-jelas penghalang rumah bagian belakang.

INCARAN {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang