22- Membingungkan

369 52 8
                                    

»»---->❃♡❃<----««

⚠️Vote sebelum scroll kebawah!!!
Happy Reading 🥳

»»---->❃♡❃<----««

Di dalam mobil taksi, Delvan mencoba menenangkan dirinya. Lagi-lagi kepalanya terasa pusing, dan dia harus segera pergi ke rumah sakit.

Alasan Delvan tidak naik mobil Rhatanza, karena dia tidak ingin mendapatkan pertanyaan dari Kinar. Sudah bisa ditebak, gadis itu pasti akan banyak bertanya soal kondisi Delvan yang sedang tidak baik-baik saja.

Delvan tahu, bahwa Rhatanza tidak mengetahui rumahnya, tapi Kinar tahu. Dia juga tidak peduli bagaimana mereka berdua sekarang. Dilihat dari awal bertemu saja, mereka berdua sudah berani berdebat.

Sedangkan dua orang yang dipikirkan Delvan tapi tidak dipedulikan, kini sedang mendapatkan sebuah masalah. Mobil Rhatanza dikerumuni banyak orang, tentunya hal itu karena ulah Kinar yang berteriak.

"Saialan! Lo ngapain teriak?!" Rhatanza mengacak rambutnya frustrasi.

Kinar yang di bentak seperti itu, hanya mengangkat kedua bahunya acuh. "Tinggal jalan aja, apa susahnya." Ucapnya santai.

Rhatanza melotot, rahangnya mengeras, tangannya terkepal kuat. Dengan amarahnya, remaja itu langsung menekan kedua bahu Kinar hingga menekan pada punggung kursi.

Mendapatkan perlakuan seperti ini, tentu membuat Kinar terkejut. Yang tadinya acuh, kini dia dilanda takut dan panik saat matanya bertabrakan dengan mata Rhatanza yang memancarkan amarah.

"M-mau ngapain?" Tanya Kinar gugup. Bahkan dia langsung menunduk karena saking takutnya. Bayangkan, kalian diperlakukan kasar oleh seseorang yang baru kalian kenal.

"Lo bilang apa barusan? Tinggal jalan aja? Lo ga liat, di depan mobil gue banyak orang?" Ucapan Rhatanza mendorong mata Kinar untuk menatap sekilas ke arah depan. Dan benar, di depannya banyak sekali orang.

Tuk. Tuk. Tuk.

"Woy keluar! Kami bakal lapor polisi karena kasus ini. Cepat keluar!"

Ketukan dan teriakan orang-orang tak hentinya setelah Kinar berteriak. Mereka di luar sana merasa Khawatir pada gadis yang berteriak katanya diperkosa paksa.

"Kinar!" Panggil Rhatanza dengan suara rendah. "Gue, putra Mahardika. Dengan kelakuan ceroboh Lo ini, bisa bikin nama keluarga gue buruk!"

Kinar tahu apa maksud Rhatanza. Remaja itu tidak akan keluar karena tidak mendapatkan alasan untuk dikatakan pada orang-orang.

"G-gue, gue bakal keluar, gue bakal jelasin ke mereka."

Mendengar itu, Rhatanza tersenyum miring. "Oke. Selesaiin urusan Lo." Terakhir Rhatanza mencengkeram kuat bahu Kinar sebelum melepaskannya.

Gila, sakit banget.

Gadis itu mengusap pelan bahunya yang terasa nyeri. Rhatanza seperti akan mematahkan baunya saja.

Karena ingin segera selesai, Kinar akhirnya keluar mobil dan langsung menutup rapat kembali pintunya supaya Rhatanza tidak terlihat.

INCARAN {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang