26- Penculikan

355 42 8
                                    

»»————>❃♡❃<————««

⚠️Woy!! Vote sama Follow jangan lupa!!
Happy Reading sayang🥳

»»————>❃♡❃<————««

Kinar berusaha menyamai langkahnya dengan remaja yang terus menyeretnya. Gadis itu pikir, Rhatanza akan membawanya menemui Delvan, tapi dugaannya salah. Rhatanza membawanya ke parkiran lantai bawah.

Karena takut Rhatanza macam-macam, Kinar berontak, mencoba melepaskan cekalan tangan Rhatanza pada tangannya. "Lepasin!" Sentaknya.

Rhatanza tak menggubris keinginan Kinar. Remaja itu baru melepaskan cekalan tangannya saat sudah sampai di dekat mobilnya. "Gue cuman mau ngasih peringatan buat Lo!" Ucap Rhatanza tajam. "Gue." Dia maju, memojokkan Kinar hingga berdempetan punggungnya dengan mobil. "Gak suka kalo orang baru kayak Lo! Ngusik hidup gue!" Desisnya penuh penekanan.

Pertahanan Kinar pudar, keberaniannya menghilang. Dia memejamkan matanya saat Rhatanza berbicara tepat di depan wajahnya dengan jarak yang sangat tipis. Dan tanpa dia sadari, Rhatanza menyeringai menyeramkan seraya mendekatkan bibirnya pada telinga Kinar. "Takut?" Bisiknya dengan suara serak dan terdengar amat berat.

"HUWAA!"

Bugh!

"BANGSAT! CEWEK SIALAN!!" Maki Rhatanza. Ia memegangi selangkangannya dengan tubuh yang membungkuk. Wajahnya sudah memerah karena marah. Kinar menendang aset Rhatanza menggunakan lututnya dengan kencang.

Kinar menutup mulutnya dengan sebelah tangan, dia tak percaya dengan apa yang dia lakukan. "Gue refleks beneran." Gadis itu ketakutan barusan, karena ingin segera terlepas dari remaja tampan itu, akhirnya dia memilih untuk melakukan kekerasan.

Rhatanza mendongak, menatap wajah Kinar yang panik. Lalu gadis itu buru-buru pergi, hendak meninggalkan Rhatanza. Namun siapa sangka, Rhatanza malah mencegah kepergian gadis itu dengan menarik kasar pinggangnya. Hingga, gadis itu kembali terpojok di badan mobil. Tapi kali ini lebih parah menurutnya, karena Rhatanza mengurung pergerakannya.

Dengan bergetar ketakutan, Kinar meminta maaf. "Sorry ya?" Ucapnya dengan lembut.

Rhatanza menatap tajam Kinar. "Lo pikir gak sakit, hm?" Kinar menjawabnya dengan gelengan, karena dia memang tidak merasakan. Hal itu justru membuat Rhatanza semakin marah. "Lo harus rasain, betapa sakitnya milik Gue. Bakal Gue bikin Lo teriak kesakitan di bawah nafsu Gue!"

What the hell?!

Mata Kinar melotot tak percaya karena ucapan Rhatanza. Buru-buru dia mendorong dada Rhatanza supaya menjauh darinya. Rhatanza tidak bergerak sedikit pun, dia malah menghimpit Kinar, sampai gadis itu menoleh ke arah samping.

"Lo mau rasain?!"

"A-apa?"

Kenapa Gue gugup anjing!

Rhatanza menyeringai, mendekatkan wajahnya pada leher putih Kinar. Lantas lidahnya keluar, menjulur nakal hendak menjilat kulit putih itu.

Seett.

Bugh!

Pukulan keras telah berhasil mendarat sempurna di pipi Rhatanza. Remaja itu meringis saat merasakan pipinya kebas. "Delvan sialan!" Sentaknya.

Delvan menatap datar pada Rhatanza. Lalu dia beralih menatap Kinar yang sepertinya syok. "Diapain Lo sama dia?" Tanyanya.

Kinar menghembuskan nafasnya lega. Dia pikir, remaja itu akan berhasil melecehkannya. "Gak di apa-apain sih, cuman lagi ngobrol aja." Jawabnya berbohong.

INCARAN {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang