34 - Bermain Dengan Angga

270 38 4
                                    

»»————>❃♡❃<————««

⚠️Jangan lupa vote dan follow
azzkiara
Happy Reading🥳

»»————>❃♡❃<————««

"JANGAN IKUTIN GUE!!" Sentak Delvan kepada Zeyra.

"Emang kenapa sih? Aku kan tunangan kamu."

Delvan berdecih. Rasanya sudah muak dengan tingkah laku gadis di depannya yang baru ia temui dua hari ini. Zeyra terus saja mengikuti ke mana Delvan pergi. Padahal tak segan-segan Delvan berkata kasar hanya untuk mengusir Zeyra.

"Gue bukan tunangan lo! Bahkan gue ga sudi pake cincin ini." Setelahnya Delvan melepaskan cincin dari jari manisnya, melemparkan cincin itu hingga berakhir mendarat di selokan.

Zeyra tentu terkejut melihatnya. "Kamu apa-apaan sih?! Mau aku bilangin ke bokap lo, hah?!"

Kejadian semalam tak membuat pertunangan Delvan dan Zeyra batal. Karena Werren terus meyakinkan Ayah Zeyra bahwa semuanya akan baik-baik saja. Mengingat, Zeyra pun pernah mengatakan bahwa dia menyukai Delvan. Tentu Ayah Zeyra mendukung apa pun yang diinginkan putri satu-satunya itu.

"Terserah! Gue ga takut kalo harus mati di tangan bokap gue sendiri." Setelahnya Delvan benar-benar pergi menggunakan motornya. Tak peduli dengan teriakan Zeyra yang terus memanggil namanya.

"Dia pergi, pasti gara-gara Chika." Zeyra sangat membenci Chika. Dia memang sudah menganggap Chika teman waktu itu, namun saat dia ditawarkan untuk bertunangan dengan Delvan oleh seseorang, Zeyra ingin membuat Chika menjauh dari hidup Delvan.

Zeyra mengambil ponselnya, mencoba menghubungi seseorang.

"Halo."

"Delvan pergi, sepertinya dia akan menemui gadismu. Lebih baik kau segera bertindak lebih lanjut, karena Delvan tidak takut jika dirinya yang dirugikan."

"Memang, aku sudah tahu itu. Oleh karena itu, terus ikuti perintahku."

"Aku harus apa?"

"Emm, buat kau dan Delvan tidak bisa terpisahkan."

Zeyra mengernyit bingung. "Maksudmu?"

"Tidur dengannya." Sontak mata Zeyra melotot seketika.

"Bagaimana bisa? Aku tidak mau melakukan itu!"

"Bukankah kau menyukai Delvan? Jadi lakukan saja saranku."

"Seperti bukan saran, itu adalah perintah." Terdengar kekehan di seberang sana.

"Haha, benar. Kau memang pintar. Jadi, lakukan perintahku. Karena di sini, bukan aku yang beruntung, tapi kau juga."

"Baiklah, akan aku lakukan."

"Hm."

"Jika aku melakukan perintahmu, apa yang kau lakukan lagi?"

"Bukan urusanmu!"

Tut. Tut. Tut.

"Ck! Dasar laki-laki sialan!" Umpat Zeyra kesal saat tiba-tiba sambungan terputus.

INCARAN {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang