46- Kekuatan Dan Perasaan

221 26 3
                                    

»»————>❃♡❃<————««
⚠️Jangan lupa vote nya.
Happy Reading 🥳
»»————>❃♡❃<————««

Setelah beberapa menit membawa gadisnya keluar rumah, akhirnya Delvan memutuskan untuk berhenti di sebuah taman yang indah di Korea. Delvan mengisyaratkan Chika untuk duduk di kursi dekat pohon. Sedangkan dirinya berdiri di hadapan gadisnya.

"Apa alasannya? Kenapa sampai ngotot banget pengen kuliah di Korea?" Tanya Delvan langsung. Dia sudah tak tahan untuk mendengar penjelasan Chika. Dia sudah lelah terus overthinking, karena tidak mau kehilangan gadis yang dia cintai.

Chika menghela nafas, dia mencoba menenangkan dirinya dulu. "Maaf ka, Chika ga bisa ceritain alasan utamanya. Tapi yang jelas, ini buat kebaikan kita juga."

Delvan menyeringai, dia baru ingat. Ada sesuatu yang sebenarnya dia ketahui tapi gadisnya tidak mau jujur juga.

"Chika, ini semua karena Rhatanza kan?"

Tubuh Chika menegang, dia meremas tangannya dengan kuat. Apakah keputusan dia salah? Karena alasan yang Delvan katakan benar. Alasan utamanya adalah Rhatanza, dia tidak mau kakaknya itu semakin jatuh cinta padanya.

"Jawab Chika!"

Chika tersentak saat Delvan membentaknya. Dan kini, pria itu memegang erat kedua bahunya. Matanya menatap dalam pada netra Chika. Tapi rasanya sangat sulit untuk membuka suara, Chika memutuskan untuk tetap diam.

"Lo takut sama Rhatanza?" Tanya Delvan. Nada bicaranya mulai melembut. "Chika, gue bisa hadang Rhatanza. Kita bisa hilangin perasaan konyolnya itu. Cukup kita hidup bersama, soal Rhatanza akan berakhir." Ucap Delvan penuh keyakinan.

"Maksudnya?"

"Kita nikah Chi. Gue udah mampu siapin semuanya, perusahaan mulai membaik karena bantuan Gelvan. Tapi, kalo disini, gue ga bisa. Gue belum punya cabang dari perusahaan gue."

"Chika mau kuliah."

"Lo bebas buat kuliah. Gue bakal izinin walaupun kita udah nikah." Inilah keputusan yang Delvan inginkan. Dia ingin, Chika menjadi miliknya, selamanya.

Sepertinya Chika mulai mengerti. Delvan sangat sungguh-sungguh padanya. Delvan sudah jatuh cinta dengan gadis kecil seperti Chika. Apa pun akan pria itu lakukan, asalkan Chika mau hidup bersama dengannya.

Namun Chika takut, takut kalau dirinya malah menjadi beban untuk Delvan. Terlebih, pria itu baru saja memulihkan perusahaannya. Jika Chika menikah, maka biayanya akan sangat besar. Belum lagi, setelah menikah dia akan kuliah, pasti Delvan yang akan membiayai. Tidak mungkin jika Chika sudah menikah tapi masih dibiayai orang tuanya.

"Ka Delvan, Chika mau putus. Lebih baik, kita ga punya hubungan apa pun. Ka Delvan bisa fokus sama perusahaan yang sedang kaka perjuangkan."

Seketika tangan Delvan yang tadinya memegang bahu Chika mulai terlepas. Pria itu membuat jarak dengan gadis di depannya. Kepalanya menggeleng, seolah tak percaya dengan keputusan gadisnya.

"Ohh gitu? Jadi, mentang-mentang lo hidup dari keluarga kaya, serba ada, serba mudah. Lo gamau diajak berjuang sama gue? Padahal gue cuma minta lo jadi pendamping, bukan babu!"

"Ka Delvan kenapa paksa aku?!"

"Karena gue cinta sama lo! Dan lo juga sama kan? Jangan munafik Chika!"

INCARAN {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang