11- Tragedi SMAN Garuda 1

712 82 2
                                    

»»---->❃♡❃<----««

⚠️Vote sebelum scroll kebawah!!!
Karena Keli gaakan update sebelum mencapai target!!!
Yang rajin vote dapet Jungkook :)
Happy Reading🥳

»»---->❃♡❃<----««

Satu keluarga, tengah berkumpul diruang makan. Empat orang di sana, saling berhadapan dengan lawan jenisnya.

Kepala keluarga yang di depannya ada putri cantiknya, lalu di sampingnya adalah istri tercinta yang berhadapan dengan putra sulungnya.

Mereka sedang menikmati makan malam bersama, ditambah perbincangan ringan, membuat suasana semakin hangat rasanya.

"Eh ngomong-ngomong, Chika kenal sama Pak Werren?" Pertanyaan Ezra membuat Chika mengernyit bingung. Werren? Seperti tidak asing, tapi siapa?

"Pak Werren? Emm, Chika taunya Delvan Werren." Jawabnya sambil terus berpikir.

"Delvan itu anaknya. Kamu tau?" Tanya Firli.

"Ta_"

"Taulah! Si Chika ngebet banget pengen jadi pacarnya si Delvan." Rhatanza memotong ucapan adiknya. Karena ucapan Rhatanza, Chika melotot lalu mencubit kecil kulit paha Rhatanza yang tak terhalang apa pun sebab dia hanya menggunakan kolor saja.

"Aaargh! Sakit anjirr!"

"Rasain!" Setelahnya Chika menjauhkan tangannya. Rhatanza mengusap pahanya yang merah hampir keunguan.

"Udah-udah. Kalo misalnya Chika beneran suka juga gapapa. Itu wajar kok." Firli memaklumi hal itu, lagi pula tak ada salahnya jika anak-anaknya mulai tumbuh perasaan kelawan jenisnya.

Ezra mendengar itu mengangguk singkat. "Ayah juga gak larang kalian suka sama siapa, asalkan bisa memilih, mana yang menurut kalian bener-bener akan menjadi pasangan yang baik selamanya."

Chika mati-matian menahan malu, pembahasannya malah semakin dalam. "Tapi Chika biasa aja kok." Katanya dengan suara pelan.

"Biasa aja? Tapi, Pak Werren besok kesini loh, sama Delvan."

"Mau ngapain?!" Tanya Chika cepat.

"Cuma silaturahmi aja katanya. Kebetulan, cabang perusahaan Ayah yang di Yogyakarta akan bekerja sama dengan Pak Werren. Jadi, sekalian bahas itu juga, tapi dengan cara santai." Ezra tersenyum tipis.

Sedangkan yang Chika rasakan adalah keanehan pada Pak Werren itu. Kenapa bisa kebetulan seperti ini? Lagi pula, Delvan masih sakit, kasihan jika harus terus mengurus perusahaan.

"Ka Delvan masih sakit. Gak mungkin besok kesini."

"Ciee, tau segalanya tentang ka Delvan nih?" Firli menggoda putrinya yang sudah merah padam wajahnya akibat malu.

"Bukan gitu." Cicitnya. "Kan aku yang udah bikin ka Delvan celaka." Mendengarnya saja, membuat Firli jadi tak enak hati. Padahal Bundanya tak bermaksud ke sana.

Ezra dan Firli sudah tahu soal Chika yang hampir kecelakaan karena Rhatanza menceritakan itu pada mereka. Mereka bersyukur karena masih ada orang baik seperti Delvan yang rela berkorban demi menyelamatkan Chika.

INCARAN {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang