43- Keegoisan Rhatanza

265 27 1
                                    

»»---->❃♡❃<----««

️Don't forget to vote and follow!!!
Happy Reading dear🥳

»»---->❃♡❃<----««

"Manusia emang gila!" Gumam Chika pelan. "Gue akui, gue juga manusia, berarti gue juga gila."

"Lo aja, gue manusia waras." Ujar Desi.

Ya, Desi sedang menjenguk Chika sekarang. Dia baru tahu beberapa hari setelah Chika dirawat di rumah sakit lalu pulang ke rumah kembali. Dan saat ini Chika sudah di rumah, tepatnya dikamar bersama Desi.

"Aslian Desi, gue harus gimana ini?" Chika sendiri sudah frustasi saat ini. Rhatanza mulai bersikap berbeda sekarang, terkesan lebih dingin dan cuek.

"Tapi, gue ga habis pikir anjir! Masa Abang gue jatuh cinta sama gue?!" Celoteh gadis itu terus-menerus.

"Yaudah sih, kasiin ke gue aja Abang lo itu, gue siap nerima kok." Ucap Desi sambil menaik turunkan alisnya.

"Ya elo siap nerima, Abang gue nya ga mau ngasih hati ke elo." Balas Chika.

"Bang Aza ganteng banget anjir! Gue sampe mau pingsan tadi gara-gara yang buka pintu dia."

"Emang ganteng sih, tapi dia Abang gue, gue ga cinta sama dia."

"Gimana mau cinta, di hati lo aja cuma ada Ka Delvan."

"Ya karena gue cinta sama dia."

"Terus sekarang mau gimana? Dia udah ngomong sama bonyok lo soal perasaannya?" Tanya Desi penasaran.

Chika menggeleng pelan, "gatau, tapi gue takut kalo Bang Aza ngasih tau semuanya ke Ayah Bunda." Jawabnya lirih.

Tok. Tok. Tok.

Baru saja Desi akan merespon jawaban Chika, tapi ia urungkan saat pintu kamar diketuk seseorang. "Siapa Chi?" Tanya Desi.

"Kayanya Bang Aza deh, soalnya di rumah cuman ada dia sama kita." Jawab Chika. Memang benar, Ezra dan Firli sudah kembali bekerja, sedangkan Rhatanza meliburkan diri hanya untuk menjaga Chika.

Chika pun turun dari kasur dan berjalan ke arah pintu. Saat pintu dibuka, dia langsung bertanya. "Ada apa Bang?"

Rhatanza tak menjawab, dia malah langsung pergi dan terlihatlah sosok perempuan yang berdiri di belakang tubuh Rhatanza. Chika langsung melebarkan matanya dan berteriak kencang.

"RIVAAAAA!!" Kedua gadis itu langsung berpelukan erat. Sampai-sampai Chika lupa akan lukanya yang tak sengaja ditekan oleh Riva.

"AAAA CHIKA GUE!!" Teriak Riva girang. "Gue denger kabar, kalo lo lagi kena masalah sampe-sampe masuk rumah sakit gara-gara terluka."

Mereka melepaskan pelukannya. "Hm, biasalah, cuma masalah kecil." Ujar Chika sambil memperlihatkan ujung kuku kelingkingnya.

"Masalah kecil upil lo! Orang kata Ifan lo masuk rumah sakit, terus katanya di jahit juga. Apanya yang di jahit? Mau sekalian gue sulam benang ga? Biar cantik."

"Gila lo! Emangnya gue taplak meja mau di hias sulam segala. Dahlah, ayo masuk." Lalu Chika mengajak Riva masuk ke dalam kamar dan kembali menutup pintu.

INCARAN {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang