⚠️EXTRA PART 3

537 19 8
                                    

Chika menempuh pendidikan S1 selama tiga tahun setengah. Ia tidak menyangka bahwa kelulusannya akan secepat ini. Mengapa? Karena tiga tahun ke belakang, mental dan pikirannya selalu kacau. Tidak pernah terpikirkan di otaknya untuk menyelesaikan studinya. Karena yang ada di pikirannya, hanya mengharapkan kehadiran seseorang yang sudah tiada. Tentu berharap pada orang mati adalah hal yang tidak masuk akal.

Tapi sekarang, Chika tidak terjebak dalam kekacauan mental dan pikirannya. Dia terus ditarik untuk keluar dari keterpurukan. Keluarga dan orang terdekatnya tak pernah absen untuk terus memberikan dorongan semangat. Hal itulah yang membuat Chika berani untuk bangkit.

Dan hari ini adalah hari kelulusannya para mahasiswa dan mahasiswi di Universitas terbaik di Korea. Chika salah satu mahasiswi yang juga ikut andil dalam acara tersebut.

Keluarga Choi dan Mahardika ikut hadir. Mereka menyaksikan perayaan kelulusan gadis cantiknya. Chika mendapatkan nilai tertinggi di tahun ini. Tentu membuat keluarganya bangga. Mereka tak menyangka.

"Udah mah nilai paling tinggi, paling cantik pula." Celetuk Rhatanza pada adiknya. Seraya mengedipkan matanya menggoda.

"Iya dong. Chika kan blasteran Choi sama Mahardika. Yakali gak sempurna." Balasnya dengan nada sombong dan diakhiri tawa. Yang mengerti bahasnya ikut tertawa juga. Lain halnya dengan keluarga Choi. Mereka tampak kebingungan.

"Apa yang kalian bicarakan? Sepertinya menarik." Ucap Daejung.

Hee Young yang barusan ikut tertawa, menjawab pertanyaan saudaranya. "Hanya gurauan kecil."

Mereka melakukan foto bersama sebelum kembali ke kediaman keluarga Choi. Ini adalah momen yang paling berharga dan membahagiakan. Terlebih, saat melihat Chika yang tak pernah memudarkan senyumnya.

Setelah selesai melakukan foto keluarga. Chika dihampiri oleh seorang laki-laki. "Kyungmi, bolehkah kita melakukan foto bersama?" Tanya orang itu.

Chika pun mengangguk. Lalu laki-laki itu mendekati Chika dan bersiap untuk berfoto bersama. Awalnya hanya foto biasa. Tapi, saat hendak melakukan foto ke tiga, sebuah tangan melingkar di pinggang Chika.

"Eh?" Chika melirik tangan kekar yang melingkar posesif di pinggangnya. Lalu tatapannya beralih pada si pelaku. "Jangan seperti ini, aku malu." Katanya memberi tahu.

"Tenang saja. Aku hanya ingin memperlihatkan, bahwa kau milikku." Ujar laki-laki itu. Karena sedari tadi dia selalu melihat para pria lain yang mencuri pandang pada Chika.

"Waahh! Kau posesif sekali, bung. Adikku sampai kesulitan bergerak." Rhatanza meneriaki kedua pasang manusia yang sedang melakukan foto bersama.

"Tahan. Sebentar lagi, adikku akan menjadi milikmu juga." Hee Young menimpali.

Lalu disusul oleh tawa kedua keluarga di sana. Chika sendiri malah menunduk malu. Ah sial! Dia malah menjadi bahan gurauan. Sungguh memalukan. Pipi Chika merah merona jadinya.

"Menggemaskan sekali dengan pipi merona seperti ini." Kata seorang laki-laki sambil mengusap lembut pipi Chika lalu mengecupnya singkat. Dan balasannya, gadis itu mencubit kulit perut si lelaki yang dilapisi kemeja hitam. "Akh! Jangan mencubit, Sakit."

"Kau. Jangan membuatku semakin malu." Ucap Chika sambil menyembunyikan wajahnya pada dada lelaki itu. Sepertinya dia tidak sadar, bahwa dirinya sedang berada di tempat umum. Tapi hal itu, dijadikan kesempatan oleh sang lelaki untuk memeluk tubuh kecil Chika.

"Tidak usah malu. Kau kan memang milikku."

**********

Setelah acara kelulusan kuliah. Satu tahun kemudian, ada acara pernikahan. Dan pengantin wanitanya adalah Chika. Ya, Chika sudah dewasa sekarang. Dia memutuskan untuk menikah saja di saat kekasihnya terus saja meminta dan bahkan sampai merengek hampir setiap hari padanya.

INCARAN {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang