»»---->❃♡❃<----««
⚠️Vote dulu sebelum scroll kebawah!!!
Gak akan update sebelum sampai target!!!
Btw, Happy Reading🥳»»---->❃♡❃<----««
Setelah sang kakak pergi ke markas, Chika memasuki kamarnya dengan langkah lesu. Dirinya benar-benar kesepian sekarang, di rumah sendiri, tanpa ditemani seorang pun. Ya, di rumah Rhatanza tidak ada pembantu yang menginap.
Para pembantu selalu pulang sebelum anak majikannya pulang sekolah. Karena tugas mereka hanya membereskan rumah. Mencuci baju dan masak selalu dilakukan oleh Firli. Sesibuk apa pun, dia tak mau anak-anaknya memakan makanan yang belum tentu bersih menurutnya.
Kembali dengan gadis bernama Chika. Chika sedang merebahkan tubuhnya di kasur, dengan mata terpejam tak lupa seragam yang masih melekat ditubuhnya.
"Hah! Abang kenapa gak ngajak sih?!" Gadis itu terus menggerutu soal Rhatanza yang tak mengajaknya ke markas Braveco.
Hembusan nafas panjang, meluncur dari mulut gadis itu.
Pengen jajan.
Beberapa menit berbaring, sepertinya ada keinginan sederhana yang ingin ia wujudkan saat ini juga.
Chika segera beranjak dari kasur. Mengganti seragam sekolah dengan pakaian santainya. Celana hotpants dan kaos polos seukuran milik Rhatanza, sederhana dan nyaman.
Gadis itu membawa satu kartu dan selembar uang seratus ribu tanpa membawa handphone.
Chika berjalan santai menelusuri jalan, angin berhembus cukup kencang dengan langit yang semakin menghitam, sepertinya benar-benar akan turun hujan deras.
Tak mau kehujanan, Chika mempercepat langkahnya menuju minimarket terdekat. Mengambil keranjang lalu mulai menjelajahi rak makanan dan kulkas minuman.
Serasa sudah cukup dan tidak terlalu banyak, gadis itu membawa jajanannya menuju kasir. Beruntung hanya ada 2 orang yang mengantri, dirinya dan pria di depannya.
Tak lama, sekarang giliran Chika untuk melakukan pembayaran.
"Segini aja?" Tanya Mbak kasir dengan ramah.
"Udah segitu aja. Oh iya, jangan nanya lagi, aku males jawab." Kata Chika. Dia memang benar-benar tidak suka jika terus diberi pertanyaan yang sama saat belanja.
Akhirnya Mbak kasir itu mengangguk. Dia fokus menghitung belanjaan gadis di depannya.
Setelah melakukan pembayaran, Chika keluar dengan satu keresek berukuran sedang di tangannya. Gadis itu sedikit berlari karena rintik-rintik hujan mulai berjatuhan.
"Jangan hujan dulu dong. Aku belum nyampe." Sepanjang jalan dia terus berharap, namun sayangnya hujan langsung turun dengan deras sebelum Chika sampai ke rumah. Terpaksa ia berteduh di pangkalan ojek yang sepi.
Setelah 10 menit berteduh, hujan belum reda juga. Chika berniat untuk menerobos hujan saja. Tapi tiba-tiba ada seseorang yang berlari dan menubruk tubuh mungil Chika.
Brugh.
"Huwaa!" Chika menutup matanya saat ada yang menubruknya. Tubuhnya pasti akan jatuh ke tanah basah. Iyuuh! Menjijikkan!
Eh? Kok gak jatoh?
"Are you oke?" Mendengar itu, Chika segera membuka matanya. Matanya semakin membulat saat mendapati seorang pria yang tengah menahan tubuhnya, lebih tepatnya menahan pinggangnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
INCARAN {END}
Fantasy-Bukan transmigrasi tapi masih fantasi- Di Korea, ada gadis berusia 8 tahun, dia memiliki kelebihan yang selalu turun temurun dari leluhurnya. Namun kelebihan itulah yang selalu menganggap bahwa dirinya pembawa sial. Karena, kelebihan itu hanya dimi...