»»————>❃♡❃<————««
⚠️Diharuskan untuk vote!!!
Jangan cuman numpang lewat tanpa jejak!!
Happy Reading sayang🥳»»————>❃♡❃<————««
Hari ini adalah hari pertama Chika menginjak sekolah SMAN Cakrawala 3. Jarak dari rumahnya sedikit lebih jauh dari pada sekolah yang dulu. Walau begitu, Chika tetap berada di sana. Mengikuti perintah sang Ayah, yang kebetulan berada di sampingnya.
Ezra mengantarkan putrinya untuk hari pertama masuk sekolah disekolah barunya. Dia hanya ingin benar-benar menitipkan langsung anaknya sekaligus membayar biaya masuk sekolah Chika.
Chika menatap ke sekeliling lapangan, di sana banyak murid baru yang masuk kelas 10. Ternyata sekolah yang dia tempati sekarang, bukan sekolah biasa. Buktinya, murid di sini banyak sekali, dan fasilitasnya sangat bagus.
Jika Chika pindah sekolah, lantas Rhatanza melanjutkan pendidikan di Universitas Negeri. Sekali-kali, dia juga akan menyempatkan diri untuk belajar berbisnis bersama sang Ayah. Karena Rhatanza hanya ingin melanjutkan usaha keluarga Mahardika. Sedangkan Chika, gadis itu ingin menjadi seorang desainer katanya, dan Ezra tidak akan melarang.
Ezra dan Chika sudah memasuki ruangan Kepala sekolah. Di sana ada seorang pria yang diketahui adalah kepala sekolah. "Selamat pagi Tuan Mahardika." Sapanya setelah melihat Ezra membuka pintu.
Ezra membalasnya tak kalah ramah. "Selamat pagi, Pak Indra."
"Silakan duduk." Indra mempersilahkan murid barunya dan Ezra untuk duduk di depannya yang hanya terhalang meja.
"Apakah ini putri Anda?"
"Iya, Chika putri saya."
"Cantik sekali. Dan jika aku ingat lagi, nilai putri Anda sangat bagus dan maksimal."
"Syukurlah. Semoga dia bisa mempertahankannya." Chika hanya tersenyum tipis menanggapi kedua orang itu berbicara.
Sedikit gugup, karena dia harus mencari teman baru sekarang. Bagaimana jika tidak ada yang mau berteman dengannya? Ah, Chika tidak terbiasa. Karena walaupun hanya Riva temannya dulu, hampir semua murid di sana selalu bersikap baik padanya.
Setelah beres urusan dengan kepala sekolah. Chika dipersilahkan masuk ke kelas 12 IPA a. Lagi-lagi, gadis itu menduduki kelas yang diisi orang-orang pintar.
"Ayah ke kantor dulu. Jaga diri baik-baik ya, belajar yang bener." Setelahnya Ezra mengecup pelan dahi Chika.
"Dah Ayah." Ezra ikut melambaikan tangannya seraya berjalan menjauhi putrinya.
Gadis itu menghela nafas panjang. Langkahnya terlihat lesu, sedikit tak bersemangat karena harus memperkenalkan dirinya lagi. Sampainya di depan kelas, Chika menatap pintu yang tertutup rapat. Sepertinya saat belajar, pintu harus ditutup. Tapi, bukankah ini hari pertama masuk sekolah? Mungkin mereka bukan belajar, melainkan hanya berbincang saja.
Tangan Chika hendak meraih handle pintu, namun tiba-tiba, suara seseorang mengejutkan dirinya.
"Chika."
Chika langsung membalikkan tubuhnya, menghadap seseorang yang baru saja memanggil namanya. Jantungnya mendadak berpacu cepat saat mengetahui siapa orang di depannya sekarang. "Gani?" Ucapnya dengan pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
INCARAN {END}
Fantasy-Bukan transmigrasi tapi masih fantasi- Di Korea, ada gadis berusia 8 tahun, dia memiliki kelebihan yang selalu turun temurun dari leluhurnya. Namun kelebihan itulah yang selalu menganggap bahwa dirinya pembawa sial. Karena, kelebihan itu hanya dimi...