15- Saling Terikat Dendam

535 67 12
                                    

»»---->❃♡❃<----««

⚠️Vote dulu sebelum scroll kebawah!!!
Happy Reading 😘

»»---->❃♡❃<----««

Di rumah sakit, tepatnya di depan pintu ruang operasi. Sepasang suami-istri terus saja dilanda ketakutan akan kehilangan. Suara isak tangis sang istri, tak kunjung berhenti tatkala kedua anaknya belum sadarkan diri.

Ezra, mencoba menahan air matanya untuk tidak mengalir melewati pelupuk matanya. Ia terus berusaha menenangkan Firli yang berada di pelukannya.

"Sayang, berhenti menangis." Ezra tak kuasa mendengar Firli menangis. Rasanya, seperti hatinya yang tersayat belati tajam.

"Mas, anak kita."

"Ssuttss. Mereka baik-baik aja, percaya sama Tuhan. Anak-anak kita, anak yang kuat." Ucap Ezra untuk memenangkan istrinya.

"Bunda."

Sibuk menangis, tiba-tiba suara parau seorang gadis mengejutkan mereka. Dari arah sebelah kiri, Chika dengan wajah pucatnya berjalan pelan menghampiri kedua orang tuanya. Gadis itu dituntun pelan oleh Delvan.

"Chika." Firli segera berlari menghampiri putrinya. Ia menangis sambil memeluk erat tubuh mungil Chika. "Maafin Bunda, nak. Bunda sama Ayah gagal jagain kamu." Mendengar penyesalan Firli, membuat Chika menggeleng kuat.

"Jangan ngomong gitu Bund, kalian gak salah. Disini, Chika yang salah, aku bener-bener pembawa sial buat kalian."

Firli segera menangkup wajah putrinya, ia memberikan kecupan kasih sayang pada kening gadis itu. "Kamu anak Bunda, bukan pembawa sial. Jangan sekali-kali kamu bicara gitu lagi."

"Tapi_"

"Janji sama Bunda." Chika mengangguk, lalu keduanya kembali berpelukan.

Delvan yang melihat itu, langsung memalingkan wajahnya ke arah lain. Entah mengapa, rasanya tidak terima saat Chika mengatakan bahwa dirinya pembawa sial. Delvan akan mencari dalang yang mencoba melukai gadisnya. Lihat saja, berurusan dengan seorang Delvan, bukan hanya nyawa yang menjadi taruhan, tapi, sebuah trauma yang mendalam.

Gelvan. Lo yang mulai, dan Gue yang bikin hidup Lo selesai.

"Delvan." Lamunan Delvan buyar, ia menatap Ezra yang baru saja memanggilnya. "Jauhi anak saya."

Deg.

Tiba-tiba waktu terasa berhenti seketika saat perkataan itu terlontar dari mulut Ezra sendiri. Delvan benar-benar tidak menyangka jika Ezra akan mengatakan itu.

"Maksudnya? Om minta saya jauhin Rhatanza atau_"

"Chika. Putri saya, jauhi dia. Dan, anak saya akan dipindahkan ke sekolah lain."

Bagaimana bisa Delvan dijauhkan dengan Chika, gadis yang di cintainya? Delvan tak ingin itu terjadi.

Chika yang mendengar itu, langsung menatap sang Bunda. Gadis itu meminta mohon melalui tatapannya supaya tidak dipindahkan ke sekolah lain. Namun sayangnya, Firli lebih setuju dengan keputusan suaminya.

INCARAN {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang