»»————>❃♡❃<————««
⚠️Vote sebelum scroll kebawah!!!
Kalo ada typo tandain ya.
Happy Reading🥳»»————>❃♡❃<————««
Chika menajamkan matanya saat mendengar nama seseorang khas Korea disebut oleh Jordan. Gadis itu langsung melemparkan vape ditangannya pada dinding pembatas rooftop di belakang Jordan hingga hancur. "Nama asing siapa yang baru Lo sebut? Apa dia yang selama ini Lo panggil Tuan?" Tanyanya dengan marah.
Gadis itu sudah seperti bukan Chika pada biasanya. Dia terlihat lebih menyeramkan, seolah dirinya tengah terancam.
"Dia kakak laki-laki Anda yang pertama."
"Gue gak punya kakak laki-laki selain Rhatanza." Chika membantah.
Jordan terlihat sedang menahan sesuatu. Dia menghela nafasnya panjang. "Nona, jika kau terus-terusan seperti ini, maka saya akan secepatnya membawa Anda menemui Tuan."
Jordan merasa sudah tidak tahan dengan misi yang ia jalankan. Menyadarkan seorang gadis yang keras kepala menurutnya, untuk bisa kembali pada rumahnya. Sedangkan gadis itu bersikeras bahwa rumahnya hanya Mahardika.
"Jangan pernah ikutin Gue lagi. Kemana pun dan dengan siapa pun Gue, Lo gak berhak tau ataupun cari tau. Karena kita, bukan siapa-siapa." Setelahnya Chika melangkah pergi meninggalkan Jordan.
Sebelum benar-benar jauh dari pria itu. Chika sudah merasakan cekalan pada tangannya. Jordan, dia sudah berani menyentuh Chika.
"Maaf jika saya lancang." Ujarnya karena merasa melewati batas. "Tapi Anda harus benar-benar ikut dengan saya." Dengan gerakan cepat, Jordan mengambil sebuah suntikan dari dalam jas hitamnya. Lalu dia mengarahkan suntikan itu pada tangan Chika.
Belum sempat jarum suntik menyentuh permukaan kulit Chika. Jordan sudah dikejutkan dengan sebuah peluru yang berhasil bersarang di kakinya. Kenapa tidak ada suara tembakan? Pikir Jordan.
Chika yang tadinya menatap marah pada Jordan, kini ia terkejut saat reaksi Jordan seperti kesakitan di bagian kakinya. Ia menoleh ke bawah dan benar saja, darah sudah mengalir di kaki kiri pria itu.
"Chika!"
Mendengar namanya dipanggil lantang, gadis itu langsung melepaskan diri dari Jordan. Karena Chika tahu, siapa yang memanggilnya. Dengan berlari cepat, akhirnya gadis itu berhasil didekap Rhatanza yang berdiri tak jauh dari pintu rooftop.
Rhatanza merasakan khawatir yang berlebihan setelah menyimpulkan bahwa Delvan ada ikatan dengan Gelvan. Ia takut hal buruk semakin menimpa adiknya, oleh karena itu, dia mengikuti ke mana Chika pergi setelah berbicara dengan Delvan sebentar.
Ternyata gadis itu bukan jajan, melainkan pergi ke rooftop. Itu adalah kebohongan, tapi Rhatanza tidak akan mempermasalahkan itu sekarang. Karena ada orang berbahaya di depannya.
"Sial!" Jordan menjadi emosi karena ditembak secara tiba-tiba. Matanya menyorot tajam pada Rhatanza yang tengah menatapnya datar.
Rhatanza tahu, Jordan marah padanya. "Gue gak akan percaya sama Lo, Jordan."
Setelahnya Rhatanza membawa adiknya pergi. Sedangkan Chika kebingungan karena sepertinya Rhatanza sudah kenal lama dengan Jordan. Tapi, sejak kapan? Kenapa Chika tidak menyadari itu? Namun, jika diingat kembali, Jordan sempat bertemu dengan Rhatanza saat Chika diancam oleh seseorang di rooftop sekolah. Dan saat itu, mereka berdua terlihat saling membantu.
KAMU SEDANG MEMBACA
INCARAN {END}
Fantasía-Bukan transmigrasi tapi masih fantasi- Di Korea, ada gadis berusia 8 tahun, dia memiliki kelebihan yang selalu turun temurun dari leluhurnya. Namun kelebihan itulah yang selalu menganggap bahwa dirinya pembawa sial. Karena, kelebihan itu hanya dimi...