»»---->❃♡❃<----««
⚠️Vote sebelum scroll kebawah!!!
Happy Reading 🥳»»---->❃♡❃<----««
Chika sibuk mengatur nafasnya setelah sampai di rooftop. Di sana, ada seorang pria yang menatapnya sambil tersenyum manis, lalu pria itu membungkuk hormat sebelum menyapa.
"Selamat pagi Nona Choi."
"Lo yang udah lakuin itu kan?" Tuduh Chika sambil berjalan cepat menuju pria di sana.
"Melakukan apa? Maaf jika saya lancang karena bertanya." Ujarnya dengan sopan.
"Halah! Jabrig! Ngaku lo!" Gadis itu berkacak pinggang lalu tatapannya beralih pada telunjuk pria di depannya yang mengarah ke gedung tinggi di seberang sekolah.
"Dia." Kata si pria. "Orang itu yang melakukannya. Saya hanya memantau saja."
Chika menyipitkan matanya, mencoba untuk bisa memperjelas penglihatannya. Ternyata, di sana ada lelaki berpakaian serba hitam sedang melihat ke arahnya, lalu melambaikan tangannya ke arah Chika. "Anjir! Tu orang siapa?" Hebohnya bukan main.
"Musuhmu, Nona."
"Kalo musuh Gue, kenapa bukan kepala Gue yang ditusuk?" Tanya Chika.
"Jika sampai itu terjadi, maka kepala dia akan dipenggal, termasuk kepalaku, dan."
"Dan?" Chika memiringkan kepalanya.
"Orang dibalik pintu rooftop."
Chika segera menoleh ke arah pintu. Sepertinya ada orang di sana, karena Chika sempat melihat ada yang pergi meninggalkan pintu. "Siapa sih?! Gemes banget Gue." Kesal, Chika sangat kesal dengan jalan hidupnya yang dipenuhi orang-orang misterius. "Mati aja Lo semua. Kalo hidup tapi mencoba sembunyi, mending mati aja." Gerutunya.
"Ngapain lo ketawa?" Pria yang di depannya malah terkekeh pelan. Membuat Chika menjadi berpikir negatif, apakah orang itu gila?
"Maaf Nona." Karena merasa bersalah, akhirnya ia meminta maaf.
"Eh, ngomong-ngomong, nama Lo siapa?" Tanya Chika dengan nada songongnya.
"Panggil saja, Jordan."
"Anjirr! Namanya menggelegar! Waw, hebat sekali." Mendengar respon gadis di depannya, pria yang meminta dipanggil Jordan itu malah kembali tertawa. "Ketawa mulu, makin ganteng Lo."
Jordan berhenti tertawa, tatapannya menajam, mengarah pada Chika. "Jangan menggodaku seperti itu, nanti Tuan marah."
"Bodo amat." Setelahnya Chika pergi meninggalkan rooftop. Tapi, sebelum benar-benar pergi, ia menyempatkan dirinya untuk melihat Jordan yang sedang memperhatikan dirinya. "Selamat bekerja Jordan tampan!" Lalu gadis itu benar-benar menghilang dari pandangan Jordan.
"Ah! Gadis itu." Jordan tersenyum tipis seraya menggelengkan kepalanya.
Dor.
Jordan langsung memegangi bahunya yang tiba-tiba ditembak seseorang.
Dor.
Lagi, tembakan itu kini berhasil mengenai kaki kirinya. "Sial!" Umpatnya lalu ia pun mengeluarkan pistol dari balik jaketnya.
"Jordan?" Mata Jordan melotot tak percaya saat melihat gadis itu malah berlari menghampirinya.
"Pergi!" Perintahnya sambil menodongkan pistol supaya gadis itu tak mendekat. "Cepat!"
KAMU SEDANG MEMBACA
INCARAN {END}
Fantasy-Bukan transmigrasi tapi masih fantasi- Di Korea, ada gadis berusia 8 tahun, dia memiliki kelebihan yang selalu turun temurun dari leluhurnya. Namun kelebihan itulah yang selalu menganggap bahwa dirinya pembawa sial. Karena, kelebihan itu hanya dimi...