25- Pertemuan Dua Saudara

363 44 3
                                    

»»---->❃♡❃<----««

⚠️Vote dan juga follow!!!
Happy Reading🥳

»»---->❃♡❃<----««

Seorang gadis berlari tergesa-gesa menuju ruang UKS. Cemas, dan takut, bersatu begitu saja dalam dirinya. Entah mengapa, dia merasa akan kehilangan orang tersayang. Padahal jika dipikir-pikir, orang yang ia cemaskan, bukan lebih dari seorang teman dan sayang pun tidak.

Sampainya di depan pintu UKS, dia segera membukanya. Terlihat, ada seorang dokter yang tengah mengobati luka di bagian lengan kiri seorang siswa.

"Sudah. Tidak ada patah tulang ataupun luka dalam. Hanya cedera saja. Semoga cepat sembuh ya, dan lain kali hati-hati saat menyeberang." Nasehat sang dokter untuk pasien seorang siswa.

"Iya, makasih." Setelahnya dokter laki-laki itu keluar hendak meninggalkan UKS.

"Hay cantik. Mau liat kondisi pacarnya, ya?" Pertanyaan dokter, membuat Chika menoleh cepat ke arahnya.

"Enggak! Dia bukan pacar saya." Dokter itu terkekeh pelan mendengar jawaban dari siswi cantik itu.

"Ya sudah, saya pamit dulu."

Pintu UKS kembali tertutup saat dokter keluar dari ruangan. Chika berjalan menuju Gani yang masih terbaring. Lengannya diperban, dan celana panjang abu itu, robek di bagian lututnya. Apakah Gani mengalami luka parah?

"Gani, Lo_"

"Nih coklatnya."

Chika tertegun saat melihat tangan Gani menyodorkan dua coklat padanya. Lelaki itu benar-benar mewujudkan keinginan Chika.

"Lo mau coklatnya kan? Yaudah, ambil aja. Terus balik ke kantin. Gue kayaknya gak jadi makan, masih pegel soalnya."

"Gani. Kok bisa kayak gini sih? Lo? Ck!" Bukannya menerima coklat dari Gani. Chika malah uring-uringan tak jelas, dia merasa bersalah, karena Gani seperti ini disebabkan membeli coklat untuk Chika.

Gani tersenyum tipis. Tangannya ia paksakan untuk menarik pelan tangan Chika. Lalu memberikan dua coklat yang baru saja ia beli ke genggaman tangan mungil itu. "Nih, coklat buat Lo."

Dengan menghela nafas kasar, Chika menerima coklat itu. "Gani, ceritain ke Gue. Kenapa Lo bisa keserempet motor?"

"Oke." Karena tak mau Chika banyak tanya, akhirnya Gani bercerita. "Tadi, Gue penasaran sama kecepatan lari Gue. Terus karena gabut, Gue mau balapan sama motor. Eh, pas mau sejajar sama motor, tiba-tiba Gue kesandung karena mikirin Lo."

"Anjing! Gak lucu!" Mendengar penjelasan Gani yang tak masuk akal. Membuat Chika kesal dan berakhir memukul bahu Gani. "Gue khawatir setengah mati, tapi Lo malah ngelawak kayak gini!" Ujar Chika menggebu-gebu.

Mendengar ucapan Chika, senyum Gani terbit seketika. "Ciee, yang khawatir sama Gue, ciee."

"Jangan ge-er! Gue cuman takut coklatnya patah karena kelindes motor."

"Masa khawatir sama coklat sampe setengah mati." Cibir Gani. Lalu dia memejamkan matanya, seolah sudah tak peduli dengan Chika.

INCARAN {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang