»»---->❃♡❃<----««
⚠️Vote dulu sebelum scroll kebawah!!!
Happy Reading semuanya🥳»»---->❃♡❃<----««
2 hari tidak sekolah karena demam, membuat Chika bosan di rumah. Orang tuanya dan kakaknya selalu melarang dirinya untuk pergi ke sekolah, terutama Firli, dia bahkan rela libur bekerja karena mengurus Chika seharian.
Chika dapat melihat Bundanya yang beberapa kali mendapatkan telepon dari pihak rumah sakit karena membutuhkan dirinya, tapi Firli selalu menolak dengan alasan masih banyak dokter kandungan yang lainya. Firli hanya menjaga putrinya saja, bukan berhenti bekerja selamanya.
Setelah 2 hari pula, Chika semakin membaik dan saat inilah yang gadis itu tunggu-tunggu. Yaitu pergi ke sekolah. Gadis itu sudah rapi dengan seragamnya.
"Chika beneran udah sehat?" Chika yang mendengar pertanyaan itu, sudah bosan rasanya. Firli selalu menanyakan hal yang sama dari subuh hingga Chika hampir berangkat dengan Rhatanza.
"Chika sehat banget Bun." Jawabnya sambil tersenyum manis.
Firli menghembuskan nafasnya panjang. "Oke, hati-hati ya. Bang, jagain adeknya."
"Iya Bunda tersayang. . ." Jawab Rhatanza sedikit malas.
Setelahnya Chika dan Rhatanza berpamitan untuk pergi ke SMAN Garuda 1, Firli kembali masuk ke dalam rumah. Dirinya mendapati sang suami yang sedang menatapnya tajam.
"Ke-kenapa?" Tanya Firli gugup. Tak ada jawaban membuat Firli terpaksa harus berjalan lebih dekat pada suaminya.
"Kenapa, Mas?" Tanyanya lagi.
Ezra juga mendekatkan wajahnya pada telinga sang istri. "Sayang."
Damn! Suara serak basah Ezra membuat bulu kuduk Firli merinding seketika. Firli memejamkan matanya saat Ezra mencium pipinya lembut.
"Udah tiga malam kamu tidur sama Chika. Dan sekarang giliran sama aku." Kata Ezra sambil menatap mata Firli.
"T-tapi masih pagi kan? Nanti malem aja ya? Hehe." Firli tersenyum canggung.
"Gak!" Setelahnya Ezra membawa Firli memasuki kamarnya. Di gendongan sang suami, Firli hanya bisa pasrah.
»»---->❃♡❃<----««
Chika dan Rhatanza sudah sampai disekolah. Mereka baru saja menginjak parkiran, tapi sudah banyak yang menanyakan kabar Chika selama tak sekolah, terutama kaum pria.
"Chika ke mana aja? Kok baru masuk lagi?" Pertanyaan itu terlontar dari sang ketua OSIS yang sebentar lagi akan melepas jabatannya.
Rhatanza berdecak sebal menanggapi pertanyaan teman sekelasnya itu. Sedangkan Chika tersenyum tipis sebelum menjawabnya.
"Aku demam kak. Tapi sekarang udah sembuh kok."
"Kamu sakit? Aduh sorry ya, Gue gak tau, jadinya gak jenguk deh." Ujar ketua osis.
"Gapapa kak."
"Yaudah, sehat terus ya." Saat tangannya terulur hendak mengusap puncak kepala Chika, Rhatanza segera menepisnya kasar.
"Jangan sentuh dia!" Ucap Rhatanza sengit.
Bukannya takut, ketua OSIS itu malah tersenyum remeh kepada Rhatanza. "Kenapa? Dia adek Lo, bukan pacar Lo. Oh atau, Lo cinta sama Chika?"
KAMU SEDANG MEMBACA
INCARAN {END}
Fantasy-Bukan transmigrasi tapi masih fantasi- Di Korea, ada gadis berusia 8 tahun, dia memiliki kelebihan yang selalu turun temurun dari leluhurnya. Namun kelebihan itulah yang selalu menganggap bahwa dirinya pembawa sial. Karena, kelebihan itu hanya dimi...