31- Selalu Terlihat Baik-Baik Saja

324 41 5
                                    

»»————>❃♡❃<————««

⚠️Jangan lupa vote dan follow
Happy Reading 🥳

»»————>❃♡❃<————««

Kecemasan keluarga Ezra semakin meningkat. Pikirnya hanya keluarga Choi yang akan mengincar putrinya, ternyata ada Tuan Kim juga. Sebenarnya, apa yang mereka inginkan dari gadis Mahardika itu? Bukankah sudah jelas, bahwa Chika Rhatanza Mahardika adalah putri Ezra dan Firli? Tapi kenapa ada yang mengejarnya dan menganggap Chika adalah adiknya?

Dan, bukankah sudah jelas, bahwa Chika sudah memiliki seorang kekasih? Delvan Werren sudah dianggap keluarga Ezra sebagai kekasih Chika, putrinya. Tapi, kenapa masih ada yang nekat ingin menjadikan Chika sebagai pasangan orang lain?

Setelah kembali dari apartemen Tuan Kim. Firli dan Ezra sungguh bahagia, namun dibalik kebahagiaan itu, tersirat rasa takut kehilangan. Selalu saja tentang kehilangan.

Kembali ke kediaman Ezra Mahardika. Seorang laki-laki tampan sedang menunggu gadisnya datang menghampiri dirinya. Mereka sudah membuat janji sebelumnya, bahwa di hari minggu akan ada acara berenang bersama. Ah tidak, lebih tepatnya seperti guru renang yang akan mengajarkan muridnya berlatih berenang.

"Ka Delvan."

"Hm."

"Ih, kakak marah karena nungguin aku?" Tanya Chika. Ia sedikit memajukan wajahnya untuk menatap wajah Delvan.

"Gak." Chika mencabik kesal. Iya, Delvan memang selalu bersikap dingin, tapi, apakah itu berlaku untuk kekasihnya?

"Ck, yaudah! Aku gaakan latihan renang!" Sontak Delvan menatap Chika. "Apa? Mau marah?" Tanyanya garang.

Cewek gue kenapa anjir!

Delvan mengernyit bingung, memangnya dirinya salah apa? Bukannya setiap pertanyaan gadisnya sudah dia jawab dengan jujur?

"Lo kenapa? Kok tiba-tiba ngegas gitu?" Tanya Delvan heran.

"Tuh kan! Kaka pasti belum cinta sama aku."

"Buktinya?"

"Manggil aja masih ada Lo Gue, terus, ngomong sama aku juga masih irit. Kaka tuh beneran cinta gak sih sama Chika?" Mendengar itu, Delvan akhirnya dapat menyimpulkan, bahwa gadisnya masih ragu padanya.

"Chika." Panggil Delvan lembut. Tangannya ia angkat untuk memegang kedua pipi gadisnya yang lembut itu, mengusapnya pelan menggunakan ibu jari. "Sebenarnya gue belum bisa jadi pacar yang baik, karena ini, pertama kali buat gue." Chika tertegun mendengarnya. Benarkah Chika adalah kekasih pertama Delvan? Maksudnya, cinta pertamanya?

"Dan, gue juga kurang suka kalo ngungkapin perasaan gue dengan ucapan. But." Delvan menggantungkan ucapannya. Setelahnya gadis itu dapat merasakan ada benda kenyal menyentuh dahinya dengan lembut. Delvan mencium keningnya, sedangkan Chika menikmatinya dengan memejamkan mata.

Delvan menatap dalam mata Chika setelah terbuka. Deru nafasnya bisa dirasakan satu sama lain karena saking dekatnya jarak wajah mereka. "I love you so much." Bisik Delvan.

Jantung Chika sudah berdebar tak karuan. Rasanya ia ingin meremas jantungnya supaya memelan kembali detaknya. Sungguh, detaknya sangatlah cepat. Bagaimana jika Delvan mendengarnya?!

Melihat Chika yang hanya diam saja, membuat Delvan gemas sendiri. Mata bulat itu sangatlah lucu, ditambah bibir mungilnya yang sedikit terbuka. "Mau cium." Kata Delvan. Tapi sepertinya Chika tidak mendengarkan. Hingga akhirnya gadis itu terkejut saat Delvan menciumnya. Sangat tiba-tiba sekali menurutnya.

INCARAN {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang