16- Pelindung Chika

553 63 8
                                    

»»---->❃♡❃<----««

⚠️Vote dulu sebelum scroll kebawah!!!
Ets! Baca dulu!
Jadi sekarang, Keli bakal update kalo vote sama komen mencapai target. So, rajin-rajin komen sama vote, gratis kok. Yang belum follow, silakan follow terlebih dahulu.
Happy Reading 🥳

»»---->❃♡❃<----««

Di sebuah gang sempit, Jordan sedang bersandar sambil menikmati batang berasap dimalam hari. Ia sedang menunggu seseorang yang sebentar lagi akan melewati gang itu.

Tak lama, seorang pria berpakaian serba hitam melintas di sana. "Ekhem!" Jordan sengaja berdeham sangat keras, hingga orang tersebut menoleh ke arahnya. Lalu jari tengah Jordan terangkat dan digerakkan, seolah ia memerintahkan orang itu agar mendekatinya.

Karena orang itu merasa tertantang, akhirnya ia mendekati Jordan, yang jelas-jelas tidak dia kenal sama sekali.

"Ada apa? Ingin menitipkan nyawa padaku?"

Mendengar itu, Jordan hanya tertawa pelan. Ia kembali menghisap rokoknya sebelum mengucapkan sesuatu.

"Bukan saya yang akan menitipkan nyawa, tapi Tuhan telah berpesan padaku, untuk segera mengambil nyawamu." Dengan gerakan cepat, Jordan langsung menusukkan pisau kecil kepada leher orang di depannya. Entah sejak kapan Jordan memegang pisau itu, yang jelas tidak diketahui orang tersebut.

Darah segar langsung mengalir begitu saja. Orang itu mencoba melawan, tapi sayangnya, Jordan langsung memasukkan sisa rokoknya pada mulut orang itu hingga mengenai tenggorokan. Sedangkan tangan satunya mencabut dan menancapkan kembali pisaunya pada leher orang itu.

Sebelum orang itu benar-benar mati, Jordan berbisik, "selamat atas laporan yang telah diberikan pada Tuan Gelvan. Dan Anda mendapatkan balasan yang spesial dari saya karena telah berani mengintai Nona Choi."

Lalu Jordan mencabut pisaunya. Orang itu tergeletak tak bernyawa. Dengan santainya, Jordan membersihkan sisa darah di pisaunya pada baju yang dikenakan si korban. Setelah itu ia memasukkan pisaunya ke dalam saku jaket yang ia kenakan.

Langkah lebar Jordan mengarah pada sebuah rumah sakit. Dia menatap satu ruangan yang jendelanya sedikit tak tertutupi gorden. Di dalam sana, terlihat seperti ada dua pasien.

Mata tajam Jordan tertuju pada seorang pria tampan yang sepertinya akan keluar dari ruangan. Cepat-cepat Jordan mundur, membalikkan tubuhnya sehingga membelakangi pintu.

Delvan menatap heran pada seseorang yang membelakanginya. Namun, Delvan kembali tak acuh. Ia melangkah pergi meninggalkan ruangan Chika.

Jordan yang melihat kepergian Delvan, hanya mengangguk sekali.

"Delvan, Gelvan. Hmm, saudara dengan nama yang hampir sama." Gumam Jordan.

»»---->❃♡❃<----««

Keival sedang berkumpul dengan anggota Braveco lainnya. Dia sedang membicarakan soal Rhatanza yang kabarnya berada di rumah sakit akibat tertembak.

"Jadi, saya hanya akan mengajak beberapa orang saja. Karena tidak baik jika terlalu banyak orang pergi ke rumah sakit."

"Iya, bener. Jadi, Lo pada diem aja jadi penghuni markas. Gue mau jenguk sobat dulu." Angga yang mengatakan itu, langsung diserang sorakan heboh yang lainnya.

INCARAN {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang