28- Penculikan 2

327 44 6
                                    

»»————>❃♡❃<————««

⚠️Jangan lupa Vote, komen dan follow.
Happy Reading darling🥳😘

azzkiara

»»————>❃♡❃<————««

Rhatanza menghela nafas lelah. Sudah hampir tengah malam dia masih mencari adiknya. Ia tidak tahu ke mana adiknya sekarang, dan yang membuat dia khawatir setengah mati adalah saat bertanya kepada teman sekolah adiknya yang bernama Zeyra. Katanya Chika dibawa orang asing, yang mengaku keluarganya.

"Pliss, jangan pulang sama mereka." Rhatanza bergumam.

Lalu dia kembali menjalankan mobilnya, menuju rumah. Ia akan meminta Ezra untuk membantunya, mungkin para bodyguard bisa membantu, dan hacker yang bekerja dengan Ezra pasti akan menemukan jejak Chika.

Sampainya di rumah, Rhatanza berjalan gontai. Dia sudah frustasi karna mencari Chika yang tidak ketemu. Pintu rumah terkunci, Rhatanza pun menekan sandi untuk bisa membuka pintu. Lalu pintu terbuka, dan suasana di rumah sangat sepi. Apakah orang tuanya tidak tahu bahwa Chika hilang? Sampai mereka tidur nyenyak malam ini.

"Aza?" Rhatanza terkesiap mendengar suara wanita. Ah, itu Bundanya yang sedang berdiri di atas tangga. "Kenapa baru pulang?"

Laki-laki itu melangkah menaiki tangga. "Aza, cari Chika. Dia ilang Bund." Rhatanza menunduk tepat di hadapan Firli.

"Hey? Kamu cari Chika dari pulang kuliah sampai tengah malam?" Rhatanza mengangguk. "Dia ada di kamar."

"Hah? Chika gak ilang?"

"Enggak, malah pulangnya diantar Delvan. Katanya habis main dari pulang sekolah." Jelas Firli yang menerima laporan langsung dari putrinya sejak pulang ke rumah.

"Bunda, gak tau kalo Chika tenggelam pas latihan renang disekolah?"

Firli mengernyit bingung, karena Chika tidak mengatakan apa pun soal tenggelam. "Chika gak bilang gitu. Dia cuman bilang, habis main sama Delvan, terus minta maaf karena gak izin sama Bunda dan Ayah."

Sepertinya gadis itu merahasiakan sesuatu. "Tapi Bund, kata temennya, Chika tenggelam pas jam pelajaran pertama, terus dia pingsan dan dibawa sama orang asing seperti orang." Tiba-tiba Rhatanza berhenti berkata. Hal itu membuat Firli penasaran.

"Orang apa?"

"Korea."

Firli langsung terdiam. Pikirannya sudah bermunculan soal kehilangan dan perpisahan. Ia, tak mau berpisah dengan anak-anaknya, kecuali oleh kematian.

"Bund?" Rhatanza menyadarkan Firli.

"Jangan sampai dia pulang."

»»————>❃♡❃<————««

Pagi harinya, Chika kembali ke sekolah. Ia langsung menghampiri dua temannya yang sedang duduk di kursi taman sekolah. "Hai." Sapanya.

Kedua temannya membalasnya dengan tersenyum. "Hai Chi. Eh, btw Lo gapapa kan kemaren? Gak masuk angin kan? Gak overdosis air kolam kan?" Tiba-tiba saja Desi menanyakan soal kemarin dengan beruntun.

"Haha, engga lah! Gue baik-baik aja." Ucapnya, lalu dia duduk di antara kedua temannya.

"Chika? Gue mau nanya sesuatu boleh?" Tanya Zeyra.

INCARAN {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang