»»---->❃♡❃<----««
⚠️Vote dulu sebelum scroll kebawah!!!
Gak akan update sebelum sampai target!!!
Happy Reading🥳»»---->❃♡❃<----««
Rhatanza menidurkan adiknya di sofa. Pakaian gadis itu basah kuyup. Pasti akan kedinginan jika tak di ganti.
"Chika, bangun sayang." Rhatanza menepuk pelan pipi Chika, berharap adiknya sadar. "Dingin banget." Dia mengecek seluruh tubuh Chika, dan rasanya benar-benar dingin.
Tanpa pikir panjang, Rhatanza kembali menggendong Chika. "Angga? Tolong nyalain senter HP, terus anter Gue ke kamar." Angga mengangguk.
"Za, mau Gue bantu?" Tawar Irfan.
"Gausah."
Setelahnya Rhatanza membawa adiknya ke dalam kamar, namun belum ia tidurkan di kasur karena pasti akan basah jika Chika di tidurkan sebelum diganti pakaiannya.
"Ga? Sisil sama Serli nginep di sini kan?"
Angga pun mengangguk. "Mereka tidur dikamar Rifki."
"Tolong panggilin bisa? Gue mau minta tolong buat gantiin baju Chika." Tanpa membantah, Angga langsung pergi menuju kamar Rifki.
"Sil?!"
"Apa?!"
"Keluar dulu!"
Pintu kamar terbuka dan menampilkan gadis bernama Sisil dengan keadaan rambut yang berantakan. "Apa sih? Gue baru aja mau tidur."
"Tolongin ayang Gue."
"Hah?" Sisil mengerutkan dahinya. "Emang Elo punya cewek?"
"Itu si Chika, dia pingsan. Terus_"
"Apa?! Chika pingsan?! Di mana dia?!" Paniknya. Lalu Angga segera menarik lengan Sisil. Langkah lebarnya kembali membawa dirinya masuk ke kamar Rhatanza berada.
Sisil menatap bingung dan syok melihat kondisi Chika yang basah kuyup di gendongan Rhatanza. "Chika kenapa, Bang?" Tanya Sisil setelah mendekati Rhatanza.
Rhatanza tak menjawab pertanyaan Sisil. "Tolong gantiin baju Chika ya?" Sisil pun mengangguk paham.
"Mau dimana?" Tanya Rhatanza.
"Sofa aja."
Chika dibaringkan secara perlahan. "Pake baju Gue aja." Ucap Rhatanza.
"Dalemannya?"
"Ha?" Rhatanza dan Angga saling menatap. Kenapa Sisil berani menanyakan itu pada seorang pria?
"Kenapa pada diem? Kasian Chika kedinginan." Protes Sisil.
"Emm, anu. Masalahnya di sini kan cowok semua, jadi gaada yang punya ekhem cewek." Dengan gugup Angga mencoba memberi tahu Sisil bahwa yang dipinta gadis itu tidak ada di markas.
"Maksudnya gaada beh_"
"BANGKE!" Angga memekik kencang untuk memotong ucapan Sisil yang ia tebak akan lebih vulgar.
KAMU SEDANG MEMBACA
INCARAN {END}
Fantasy-Bukan transmigrasi tapi masih fantasi- Di Korea, ada gadis berusia 8 tahun, dia memiliki kelebihan yang selalu turun temurun dari leluhurnya. Namun kelebihan itulah yang selalu menganggap bahwa dirinya pembawa sial. Karena, kelebihan itu hanya dimi...