37- Hasil Dari Perjuangan Delvan

260 40 1
                                    

»»————>❃♡❃<————««

⚠️Jangan lupa Vote
Happy Reading🥳

»»————>❃♡❃<————««

Orang-orang yang berada di kantin sekolah  memusatkan perhatiannya pada seorang gadis yang baru saja berteriak lantang pada seorang lelaki tampan di hadapannya.

"Sayang..." Panggil Delvan lirih begitu tangannya di singkirkan dengan kasar oleh Chika.

"Jangan ganggu gue!" Saat Chika akan pergi, Delvan kembali menahannya. Karena kesal, tangan satunya dia gunakan untuk mengambil segelas minuman coklat hangat yang belum habis. Lalu menyiramkan minuman itu pada wajah Delvan. "Lo ga ngerti bahasa manusia, iya?!" Bentaknya.

Untung saja minuman itu tidak panas, jadi Delvan bisa menahan rasa hangat yang menyerang kulit wajahnya. Jika Delvan terus mengalah, justru akan sulit untuk menjelaskan yang sebenarnya pada Chika. Sejenak Delvan memejamkan matanya, lantas mengusap singkat kedua matanya.

"Oke, gapapa kalo lo benci gue sekarang. Yang jelas, lo harus dengerin penjelasan gue." Delvan kembali menarik kasar tangan Chika, memaksanya untuk ikut dengannya.

Chika pun berontak sekuat tenaga. Entah kenapa, dia selalu tidak bisa melawan kekuatan Delvan.

Desi yang melihat temannya diseret seperti itu pun tak terima, dia mengejarnya. "Lepasin Chika!" Pintanya sambil menghalangi jalan Delvan.

"Gausah ikut campur." Desis Delvan, matanya menatap nyalang pada Desi. Sontak membuat Desi ketakutan, aura Delvan sangat menakutkan sekarang. Lalu Delvan melanjutkan langkahnya menuju perpustakaan. Tadinya dia ingin membawa Chika keluar sekolah, tapi karena hujan, Delvan tak mau Chika basah kuyup hanya karena menerjang hujan menuju parkiran.

Kebetulan perpustakaan sedang sepi. Pintu pun ditutup rapat oleh Delvan.

"LO APA-APAAN SIH?!" Sentak Chika. Dadanya naik turun karena marah. Kesal juga karena dirinya menjadi lemah jika sudah berhadapan dengan Delvan.

"Chika, dengerin gue dulu." Tangan kekar itu berusaha menyentuh wajah kemerahan Chika. Namun dengan segera ditepis oleh gadis itu.

"Bajingan dengan sebuah karangan! Udah jelas gue liat lo tunangan Delvan!"

Sungguh, Delvan tak menyangka bahwa Chika akan membencinya seperti ini. Bahkan hampir semua bahasa kasar digunakan gadis itu saat berinteraksi dengan Delvan. Tapi, bukan Delvan jika menyerah dengan mudah. Dia mencoba menggapai kedua tangan Chika, menggenggam kuat di saat gadis itu kembali berontak minta dilepaskan.

"LEPASIN GUE SIALAN!!"

"CHIKA!!" Delvan berteriak lantang melebihi suara Chika. Membuat gadis itu terkejut dan langsung terdiam. Sedangkan Delvan, dengan nafas memburunya terus menatap Chika tajam pun matanya melotot menyeramkan. Jika terus mengalah, Delvan tak akan mendapatkan kembali miliknya.

"Dengerin penjelasan gue! Tunangan gue sama Zeyra udah batal dan kita gaada hubungan apa-apa. Gue terpaksa mau tunangan sama dia karena bokap dan perusahaan gue lagi butuh dana. Tapi, setelah gue dapetin uang banyak dalam semalam, gue langsung putusin hubungan dengan Zeyra, dan mulai memulihkan perusahaan Werren dari awal lagi."

Chika menggeleng pelan, benarkah ini alasan Delvan bertunang dengan Zeyra? Jika iya, mengapa Delvan tidak memberi tahu sebelumnya. Mungkin saja Chika bisa membantu dengan uang tabungan yang dia miliki.

"Tapi cara lo salah Delvan. Lo berhasil bikin gue sakit hati." Ucap Chika seraya menunjuk dadanya. "Karena ini, sulit buat gue jatuh cinta lagi."

"Maaf." Kata itulah yang keluar dari mulut Delvan dengan rasa penyesalan. "Gue bener-bener cinta sama lo, gue gamau kehilangan lo Chika. Apalagi sampai dimiliki orang lain."

INCARAN {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang