33- Tunangan Teman

262 39 3
                                    

»»————>❃♡❃<————««

⚠️Jangan lupa vote dan follow
Happy Reading 🥳
azzkiara

»»————>❃♡❃<————««

Chika, malam ini dia akan menepati janjinya pada Zeyra untuk mendatangi acara pertunangan temannya. Pasti Zeyra sangat bahagia malam ini. Memiliki pasangan yang setia dan hampir terikat oleh pernikahan.

"Jadi ngehayal, gimana ya, kalo ka Delvan lamar gue? Ah enggak! Jangan ngelamar, tapi langsung nikah aja. Pasti bahagianya doble banget."

Membayangkan saja, wajah Chika sudah merah merona karena menahan diri supaya tidak berteriak kesenangan.

Saat pakaian Chika sudah rapi dan pantas menurutnya, dia pergi diantar Rhatanza menggunakan mobil. Di dalam mobil pun, Chika masih tersenyum sendiri, hal itu karena otaknya terus membayangkan soal Delvan yang akan menikahinya suatu saat nanti.

"Berasa bawa kunti, gue." Gumam Rhatanza.

"Apa? Abang anggap aku kuntilanak?" Tanya Chika marah.

"Lagian, Lo ngapain senyum-senyum sendiri? Gue lagi ga ngelawak."

"Ck, ya karena Chika mikirin ka Delvan lah!"

"Delvan bikin Lo gila ternyata."

"Bukan Gila! Tapi ba-ha-gi-a." Sahutnya sambil memperjelas setiap perkataannya.

"Terserah."

"Dasar bencong!"

Mata Rhatanza membulat seketika. "Lo bilang benconk ke gue?!"

"Iyalah."

"Karena apa? Gue ganteng dan lakik banget ini. Malah dibilang bencong!" Kesal Rhatanza karena tak terima dikatai 'bencong'. Tentu saja, apalagi Rhatanza ketua geng motor loh!

"Lagian, kenapa Abang bilang 'terserah'? Itu kan cuma buat cewe."

"Emang dalam KBBI ada kata khusus untuk cewe?"

"Pokonya terserah itu cuman buat kaum wanita yang cantik jelita!" Ucap Chika sambil mengibaskan rambutnya. Rhatanza hanya mencibir pelan, malas untuk terus meladeni adiknya yang berbicara random.

»»————>❃♡❃<————««

Di dalam kamar, seorang pria sedang menatap datar pantulan dirinya di cermin. Wajah tampan serta pakaian rapinya membuat aura wibawanya terpancar. Namun siapa sangka, dibalik kesempurnaan fisiknya, hatinya sedang hancur dan terus diombang-ambing.

Dari dulu hidupnya selalu dipenuhi paksaan, berjalan di bawah perintah, dan menunduk di depan ancaman. Hari ini adalah hari pertunangan dirinya dengan gadis asing. Gadis yang belum ia kenal sama sekali.

"AAARGH! SIALAN!!"

Brak!

Cermin di depannya hancur seketika setelah dipukul kencang oleh tangannya sendiri. Delvan benar-benar merasakan kacaunya kehidupan saat ini, dunia, pasangan, keluarga, semua itu rasanya tidak adil saat bersamanya.

INCARAN {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang