27- Tau Segalanya

342 37 5
                                    

»»————>❃♡❃<————««

⚠️Jangan lupa Vote dan follow!!!
Happy Reading🥳🖤

»»————>❃♡❃<————««

Seorang gadis tersadar dari tidur panjangnya, atau lebih tepatnya dari pingsan. Dia mengerjapkan matanya pelan, menyesuaikan cahaya lampu yang menerangi ruangan. Matanya langsung menatap sekeliling, dia seperti berada di dalam kamar, tapi kamar siapa?

Gadis itu turun dari kasur, berjalan menuju jendela. Saat gorden dibuka, ternyata langit sudah gelap, yang artinya sudah malam. Ia melihat kebawah, dirinya seperti di lantai 4 atau mungkin 5? Ah, entahlah, yang jelas cukup tinggi tempat yang ia tempati saat ini.

Dia berpikir keras, sebenarnya berada dimana dia sekarang? Lalu, siapa yang membawanya kesini? Saat sedang berpikir, suara pintu terbuka mengalihkan perhatiannya.

Dia berbalik menatap seorang laki-laki yang tengah berjalan santai mendekatinya. "Siapa Lo?" Tanyanya dengan nada yang sedikit marah.

"Jauh dari keluarga, membuat kau lupa dengan tatakrama." Ujar laki-laki itu.

"Dih?" Chika, dia menatap mengejek pada lawan bicaranya yang berbicara formal. "Lo pikir, apa yang Lo lakukan sekarang, adalah hal yang sopan?" Dia melipat tangannya didada. "Owh sorry babi! Gue gak bisa baik, karena Lo penculik!"

Tangan laki-laki itu terkepal kuat. Wajahnya merah karena marah. Dengan gerakan cepat, dia menyudutkan gadis didepannya hingga mentok dengan jendela yang masih tertutup. Kedua tangannya mencengkram kuat kedua bahu Chika, supaya gadis itu tidak terlepas.

"Sopan kah jika mengatai kakak sendiri dengan sebutan babi?!" Desisnya tajam. "Jangan kau pikir, aku tidak mengerti bahasa Indonesia! Justru, aku lebih menguasai bahasa ini dari pada guru bahasa Indonesia mu disekolah!"

Chika menyunggingkan senyumnya. "Kakak gue, cuman Bang Aza! Jangan karena gue punya banyak kelebihan, Lo mencoba manfaatkan status kakak beradik yang jelas-jelas kita bukan siapa-siapa!!"

Perkataan Chika membuat laki-laki itu menggeleng lemah. Entah kenapa, perkataan gadis itu seperti menuduhnya yang akan memanfaatkan kelebihan seseorang. Dan lagi, dia hanya menganggap Rhatanza saja sebagai kakaknya, lalu siapa dirinya ini?

"Kyungmi, aku mohon. Pulanglah adikku." Baru saja berusaha sekali, dirinya sudah hampir menyerah. Mata Chika, yang dia anggap sekarang adiknya, memancarkan kebencian padanya. Gadis itu menatap dirinya seolah orang asing, padahal mereka satu rahim.

"Kyungmi? Lo salah orang kali. Nama gue Chika Rhatanza Mahardika, bukan Kyungmi dan bukan adik Lo." Sinisnya.

"Apa sesakit itu, saat Eomma menyiksamu? Apa sesakit itu, Eomma menyeretmu dari tangga atas? Apa se menderita itu, saat Eomma meninggalkanmu di gang gelap dan dipenuhi sampah, hm?" Laki-laki itu mengelus lembut surai Chika. "Maafkan aku, maaf karena tidak membelamu saat itu."

Chika hanya terdiam, menatap dingin laki-laki yang tengah menatapnya sendu. "Kenapa kau diam saja?"

"Gue gak ngerti sama cerita hayalan Lo!" Balasnya.

Dia benar-benar membenci kami.

Tatapan itu, bukan tatapan yang selalu gadis itu layangkan pada Rhatanza. Laki-laki ini berharap, bahwa dia mendapatkan tatapan, dan perlakuan yang sama seperti yang Rhatanza dapatkan dari gadis didepannya.

INCARAN {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang