»»---->❃♡❃<----««
⚠️Vote dulu sebelum scroll kebawah!!!
Woyyy vote woyy!!!
Hehe😅
Happy Reading 🥳»»---->❃♡❃<----««
Malam hari, Rhatanza terus mundar mandir tak jelas di luar rumah. Ponsel yang ia genggam, terus saja menelepon seseorang yang belum dijawab sama sekali.
"Aaargh! Delvan sialan! Katanya sebentar!"
Semenjak Chika dibawa Delvan, gadis itu belum pulang juga. Rhatanza bukan tidak ingin mencari, dia sudah mencari ke tempat yang menurutnya cocok untuk Delvan mengajak Chika berbicara.
Taman, cafe, pinggir danau, hampir semua tempat yang dipenuhi para pasangan Rhatanza datangi. Tapi dia tidak menemukan keberadaan adiknya.
Rhatanza juga sudah menanyakan pada semua anggota Braveco tentang di mana rumah Delvan, namun semuanya tidak ada yang tahu satu pun. Sangat pandai menyembunyikan sesuatu bukan?
Tak lama, suara mobil terdengar olehnya. Hal itu malah membuat Rhatanza semakin panik, karena itu adalah mobil Ezra dan Firli.
Setelah mobil masuk ke dalam garasi, Ezra dan Firli saling merangkul, berjalan mendekati putranya yang masih berdiri di luar rumah.
"Kamu kenapa di luar? Ngapain?" Tanya Firli.
"Emm, itu."
"Chika mana? Udah tidur?" Mendengar pertanyaan sang Bunda, Rhatanza gelagapan sendiri.
"Kenapa sih? Kalian gapapa kan? Chika dimana?" Kini, Ezra yang bertanya.
Apakah Rhatanza harus jujur? Tapi, Ezra akan marah jika tahu Chika pergi bersama Delvan. Karena yang melarang keras Chika dekat dengan Delvan adalah Ezra. Dia memperingatkan pada Rhatanza untuk menjauhkan Chika dari keluarga Werren, termasuk Delvan.
"Rhatanza."
"Sebenernya, Chika pergi sama Delvan." Rhatanza langsung memejamkan matanya setelah berkata jujur. Takut akan amukan Ayahnya.
"Kok bisa?! Gimana kalo orang waktu itu datang temuin Chika?!" Benar saja, Ezra langsung membentak putranya.
"Aza udah cegah dia, tapi dia maksa. Katanya cuma sebentar, makanya Aza izinin."
Firli segera memeluk Rhatanza yang sepertinya ketakutan. Tak biasanya Rhatanza seperti ini, mungkin karena dia juga sedang khawatir soal Chika.
"Mas, udah. Aku yakin, Aza juga berusaha cegah Delvan untuk bawa Chika. Mungkin ini memang keinginan Chika. Ayah tau kan, kalo Chika suka sama Delvan? Begitu juga sebaliknya."
"Kalo Chika kenapa-napa gimana? Dia anak kita, aku gak mau dia terus-terusan dapet masalah."
"Iya, aku juga sayang sama Chika. Putri kita juga butuh orang lain didalam hidupnya. Gak harus keluarganya aja. Jadi, tenangin diri kamu, jangan emosi kayak gini. Dan jangan salahin Aza terus, dia juga pasti lagi mikirin keadaan Chika."
Mendengar ucapan istrinya, Ezra menghela nafas panjang. Berusaha untuk menenangkan dirinya, supaya tidak menyalahkan Rhatanza.
KAMU SEDANG MEMBACA
INCARAN {END}
Fantasy-Bukan transmigrasi tapi masih fantasi- Di Korea, ada gadis berusia 8 tahun, dia memiliki kelebihan yang selalu turun temurun dari leluhurnya. Namun kelebihan itulah yang selalu menganggap bahwa dirinya pembawa sial. Karena, kelebihan itu hanya dimi...