08. Eros Amnesia

9.9K 605 383
                                    

Jangan lupa tinggalin jejak!


***


"Di mana Eros? Dan gimana keadaannya?" Tanya mama dari Eros yang baru saja tiba di rumah sakit dengan wajah yang sudah di banjiri oleh air mata.

"Sayang, tenang dulu ya!" Seru Kenan sembari mendekap tubuh istrinya.

"Mbak, yang sabar ya! Eros lagi di tanganin di dalam sana. Kita berdoa aja semoga Eros gak kenapa-kenapa." Jawab Rachel mencoba untuk menenangkan Dara.

Mendengar ucapan dari Rachel, Dara pun membalas ucapan mama dari Jingga tersebut. Tapi sebelum itu, dia lebih dulu melepaskan pelukan dirinya dan juga Kenan.

"Gimana saya mau tenang, kalau putra saya di dalam sana lagi kenapa-kenapa." Ucap Dara sembari terisak.

Rachel maju mendekati Dara, lalu ia pun mengelus bahu Dara. "Saya tau kok, mbak. Apa yang mbak rasain sekarang, karena kita juga sama-sama seorang ibu. Tapi kita gak boleh berpikiran yang enggak-enggak dulu, saya yakin Eros pasti bisa melewati ini semua, dan saya yakin Eros itu anak yang kuat." Tutur Rachel, dan di jawab anggukan oleh Dara.

"Iya, kamu benar. Eros itu anak yang kuat." Seru Dara.

"Sekarang, mendingan kita tunggu aja dulu di kursi sana, sampai dokter keluar dan ngasih kabar ke kita." Kata Evan yang di setujui mereka semua, kecuali Jingga yang masih bergeming di tempatnya.

'Ya Allah, tolong selamatkan Eros. Walaupun aku benci sama dia, tapi aku tetap gak mau Eros kenapa-kenapa.' Batin Jingga cemas sembari memandangin pintu UGD tersebut.

"Jingga, kemari sayang! Ada yang mau tante Dara tanyakan sama kamu." Panggil Rachel, yang di jawab anggukan kepala oleh Jingga.

"Hal apa yang mau tante tanyain?" Tanya Jingga dengan gugup sembari meremas jari-jari tangannya sendiri.

"Tante mau nanya sama kamu. Kenapa Eros bisa kecelakaan? bukannya kalian tadi kata Eros mau ketemuan di cafe?"

Deg!

Mendengar pertanyaan dari Dara, Jingga pun menelan ludahnya dengan susah payah.

'Gue harus jawab apa? Nanti kalau gue jujur gue di masukin penjara sama kedua orang tua Eros.' batin Jingga.

"Jujur saja! Om sama tante gak akan marah kok." Sahut Kenan sembari tersenyum tipis.

"Ini semua salah Jingga, om, tante. Eros kayak gini karena dia nyelamatin Jingga yang hampir ketabrak. Seharusnya Jingga yang ada di dalam sana, bukan Eros. Maafin Jingga om, tante." Kata Jingga yang akhirnya jujur, tidak peduli bagaimana akhirnya nanti.

"Ini bukan salah kamu, ini takdir," Ujar Kenan.

"Dan mungkin, kalau Eros gagal nyelamatin kamu, justru Eros bakalan gila. Kamu tau betul kan, secinta apa Eros sama kamu." Sahut Dara yang sudah sedikit tenang.

Jingga diam, tidak membalas ucapan Kenan dan juga Dara. Benar apa kata kedua orang tua dari Eros itu. Eros secinta itu sama dia, tetapi Jingga justru malah selalu menyakiti Eros. Andai saja dari awal Jingga tidak menuruti dare dari teman-temannya itu, pasti tidak akan ada kejadian seperti ini. Sungguh, Jingga menyesal sekarang.

Ketika Jingga ingin kembali menjawab, dokter lebih dulu keluar.

"Apa di sini ada keluarga pasien?" Tanya dokter tersebut.

"Kami dok, kami orang tua Eros." Jawab Kenan dan Dara.

"Gimana keadaan anak saya, dok? Dia baik-baik aja kan?" Tanya Dara beruntun.

"Sayang, tenang!" Tegur Kenan kepada sang istri.

"Begini, pak, bu. Benturan keras di kepala pasien, menyebabkan pasien kehilangan sebagian memori ingatannya." Jelas dokter tersebut.

Crazy ErosTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang