Pulang dari kantor Kenan, Evan langsung menghempaskan tubuhnya ke sofa tanpa mengganti bajunya lebih dulu.
"MA!" Teriak Evan memanggil sang istri.
Mendengar sang suami memanggil, Rachel pun dengan segera tergesa-gesa menghampiri Evan.
"Papa kenapa? Kok pulang-pulang marah?" Tanya Rachel sembari mengernyit bingung. Karena tidak biasanya sang suami yang kalem seketika marah seperti ini.
Evan tidak menjawab, laki-laki itu seolah sedang berpikir. Dan melihat itu, lantas Rachel pun berkata, "Mama ambilin minum dulu untuk papa ya," tutur Rachel sebelum kemudian melenggang pergi.
Tak berselang lama, Rachel pun kembali sembari membawa segelas air putih untuk Evan.
"Ini minumnya, pa. Di minum dulu ya," titah Rachel sembari mengulurkan segelas air putih itu kepada Evan.
Evan pun mengangguk sembari mengambil segelas air putih yang di berikan kepada Rachel. "Makasih, ma," ujar Evan.
Rachel pun membalas dengan senyuman.
"Gimana, pa? Udah tenang?" Tanya Rachel ketika Evan sudah sedikit terasa tenang. Minumannya juga sudah habis hingga tandas.
Evan mengangguk.
"Nah. Sekarang coba papa ceritain semuanya, alasan papa kenapa bisa marah-marah kayak tadi," perintah Rachel.
Evan menghela nafas berat sebelum kemudian menjawab pertanyaan dari sang istri. "Papa benar-benar kecewa banget sama Eros dan keluarganya, ma!" pekik Evan.
"Lah, kenapa, pa? Kok tiba-tiba ngomong gitu? Emangnya mereka ngelakuin apa ke papa?" Tanya Rachel dengan beruntun.
"Eros dan keluarganya itu manipulatif! Mereka gak sebaik apa yang kita pikir," kesal Evan.
"Manipulatif? Maksud papa apasih?"
"Mama tau kan, tadi papa izin mau ke kantornya papanya Eros?" Ujar Evan.
"Iya, pa. Terus?" Tukas Rachel.
"Waktu papa sampai disana, papa gak sengaja dengar pembicaraan pak Kenan dan bawahannya itu," tutur Evan. "Sebenarnya awalnya papa gak minat buat nguping, tapi waktu nama Jingga mereka sebut-sebut papa jadi kepo apa yang sedang mereka bicarakan. Dan yang papa dengar dari cerita mereka, kalau Jingga itu selama tinggal bareng Eros, di kurung, gak boleh kemana-mana. Terus masalah yang waktu papa ulang tahun itu, dan papa undang mereka. Tapi mereka gak bisa datang karena Jingga lagi sakit, itu sebenarnya bohong, ma. Jingga waktu itu gak lagi sakit, bahkan Jingga saja tidak tau kalau papa ngundang mereka. Ini semua itu akal busuk dari Eros," sambung Evan menjelaskan.
Rachel yang mendengar itu seketika tubuhnya melemas. "Gak mungkin, pa. Eros gak mungkin seperti itu," bantah Rachel tak percaya.
"Jadi, mama gak percaya sama papa? Mama lebih percaya sama si brengsek itu?" Tuduh Evan yang membuat Rachel seketika gelagapan.
"Bukan gitu, pa! Mama cuma gak yakin aja Eros kayak begitu. Soalnya selama ini yang mama tau Eros itu anak yang baik dan gak suka ngelakuin hal aneh-aneh," elak Rachel.
"Papa juga awalnya mikir gitu. Tapi ternyata apa? Anak itu brengsek," hardik Evan. "Entahpun mungkin soal handphone Jingga yang katanya rusak itu ternyata bisa jadi di sita sama Eros," lanjut Evan.
Rachel diam, tidak tau ingin menjawab apa. Karena dia sejujurnya bingung, di satu sisi dia tau bahwa suaminya itu tidak mungkin asal bicara. Dan di sisi lain, dia tidak percaya bahwa Eros, menantunya itu ternyata seorang yang manipulatif.
"Sebenarnya papa dari awal udah gak yakin Jingga nikah sama Eros. Apalagi mereka masih sekolah. Tapi karena mama yang paksa papa buat setuju, jadinya papa setuju," celetuk Evan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Crazy Eros
Teen Fiction[ FOLLOW DULU YUK SEBELUM BACA!] "kamu pikir semudah itu pergi dari ku? Setelah kamu buat aku jatuh cinta sedalam-dalamnya sama kamu? kamu yang udah buat aku kayak gini, dan kamu juga yang harus bertanggung jawab!!" Publish: 17 Maret 2022 Finish: