06. Bertemu Di Cafe

11.2K 683 46
                                    

"Mana si tu orang, kok lama banget." Ujar seorang gadis yang tak lain adalah Jingga.

Seperti yang mereka rencanakan tadi disekolah, siang ini, keduanya akan bertemu di cafe.

Saat ini gadis itu sedang menunggu Eros yang belum juga datang. Seketika pikiran buruk pun memenuhinya.

"Apa dia ngerjain gue? Dia bilang mau, padahal dia gak datang." Monolognya dengan bibir yang mengerucut. "Tapi gak mungkin deh, Eros gak mungkin kayak gitu. Eh--tapi mungkin aja."

"Gak-gak, gue yakin Eros pasti datang, Eros gak mungkin setega itu sama gue." Ujarnya sembari menepis semua pikiran buruknya.

10 menit berlalu, dan seseorang yang di tunggu pun akhirnya datang dengan langkah tergesa-gesa.

"Sorry, gue telat." Ujarnya sembari mendudukkan dirinya di kursi bersebrangan dengan Jingga.

"It's oke, gapapa." Ucap Jingga dengan senyum palsunya, yang nyata di dalam hatinya ia sedang mendumel kepada Eros.

"Lo belum pesan makanan entah minuman?" Tanya Eros.

"Belum. Gue lagi gak lapar ama haus." Jawab Jingga berbohong. Gadis itu bukan tidak lapar dan haus, justru dia sangat lapar dan haus sekarang. Jingga tidak mempesan makanan dan minuman karena dia ingin menghemat sisa uangnya.

"Mbak." Panggil Eros kepada seorang waiters.

"Iya mas, mau pesan apa?" Tanya waiters tersebut ketika sudah di hadapan Eros.

"Lo mau pesan apa?" Bukannya menjawab pertanyaan dari waiters itu, Eros justru bertanya kepada Jingga.

"Gak usah, gue kan udah bilang, gue lagi gak lapar sama haus." Jawab Jingga.

"Wagyu steak with blackpaper sauce 1, milkshake strawberry 1, and ayam rica-rica 1, air soda nya 1." Tanpa mendengarkan penolakan Jingga, Eros pun menyebut satu persatu pesanan mereka kepada waiters.

"Dia masih ingat sama makanan favorit gue." Batin Jingga.

"Oke, mohon di tunggu ya mas, mbak! Kalau begitu saya permisi." Pamitnya, kemudian melenggang pergi.

"Lo apaansih, kan gue udah bilang, gue gak mau pesan." Ujar Jingga.

"Kalau lo gak mau makan, gue juga gak mau ngomong sama lo di sini, dan mendingan gue pulang aja, kita batalin pertemuan ini." Tutur Eros dengan santai.

"Oke fine, gue makan." Ucap Jingga. "Bodoh banget, kok gue iyain si, nanti gue bayar pesanan gue gimana?" Batinnya resah.

"Lo tenang aja, pesanan lo tadi gue yang bayar kok." Seru Eros seolah menjawab kebingungan Jingga.

"Kok dia bisa tau gue lagi gak bisa bayar. Bodoh amat ah, gue harus pura-pura nolak dulu pokoknya." Batin Jingga.

"Eh, gak usah. Gue bayar sendiri aja." Sahut Jingga.

"Gapapa, gue aja yang bayar." Kata Eros.

"Yaudah deh kalau gitu, thanks ya." Tutur Jingga tulus. Dan di balas anggukan oleh Eros.


***


Setelah mereka menyelesaikan makan mereka, kini Eros pun membuka suara untuk bertanya kepada Jingga, hal apa yang ingin gadis itu bicarakan.

"Jadi? Hal apa yang pengen lo omongin?" Tanya Eros.

"Gue butuh bantuan lo." Jawab Jingga.

"Bantuan apa?" Tanya Eros lagi.

"Gue mau pinjam uang sama lo, boleh gak?" Jawab Jingga gugup.

"Gue tau gue punya banyak salah sama lo, tapi please! lupain masalah kita yang kemarin, gue juga minta maaf karena udah nyakitin lo." Tutur Jingga memohon. "Tolong bantu gue, Ros. Cuman lo satu-satunya harapan gue." Sambungnya.

"Bentar-bentar! Lo mau minjam uang sama gue? Bukannya keluarga hidup berkecukupan ya?"

"Itu dulu, sebelum perusahaan papa gue hancur, dan sekarang perusahaan itu udah hancur. Dan gue pengen bantu papa buat ngembaliin perusahaan papa kayak dulu lagi, gue gak mau lihat papa sama mama gue sedih dan hidup susah."

"Kenapa bisa? Bukannya kayaknya selama ini perusahaan papa lo baik-baik aja?" Tanya Eros.

"Itu semua karena ada yang bawa kabur semua uang perusahaan." Jawab Jingga. "Gue mohon, bantu gue, gue janji kok, gue bakalan bayar." Sambungnya.

"Berapa yang lo butuhin?" ujar Eros.

"700 juta." Sahut Jingga.

"Oke, gue bakalan bantu lo. Gue bakalan pinjamin lo uang." Ucap Eros.

Mendengar itu membuat mata Jingga berbinar. "Serius?" Tanya Jingga antusias. Dan di jawab anggukan oleh Eros.

"Makasih ya. Gue berutang budi banget sama lo." Katanya dengan senyum yang merekah.

"Tapi--itu semua gak gratis."

"Iya gue tau kok. Kan gue udah bilang tadi sama lo, kalau gue bakalan bayar, atau gak kalau perlu gue cicil deh perminggu, gimana?"

"Bukan bayaran itu yang gue mau. Uang segitu gak ada apa-apanya bagi gue. Lagian lo mau nyicil itu setiap minggu? Yang ada sampai kapanpun belum tentu lunas." Ujar Eros dengan senyum mengejek.

Mendengar ucapan Eros membuat Jingga menggertakkan giginya. "Sialan, dia ngejek gue?" Batin Jingga kesal.

"Terus lo mau di bayar pakai apa?" Tanya Jingga.

"Lo." Jawab Eros.

"Maksudnya?" Tanya Jingga tidak mengerti.

"Gue mau lo balikan sama gue, dan selalu ada disisi gue." Jawab Eros sembari mengambil tangan Jingga yang berada di atas meja, kemudian menggenggamnya.

"Gila lo! Jangan mentang-mentang gue minjam uang ke lo, lo jadi semena-mena ya sama gue." Ucap Jingga sembari menarik paksa tangannya yang di genggam oleh Eros.

"Kenapa si? Kenapa lo gak mau balikan sama gue? Gue kurang apa?" Tanya Eros sendu.

"Please! Mau ya! Gue janji, gue bakalan buat lo bahagia, gue bakalan bantu perusahaan keluarga lo, dan dan gue juga bakalan setia sama lo." Sambungnya dengan tatapan memohon.

"Dengerin gue! Cinta itu gak bisa di paksain, mau sampai kapanpun gue gak bakalan bisa cinta sama lo." Ujar Jingga kesal. "Gue lebih baik cari cara lain buat bantu keluarga gue, daripada harus balikan sama lo." Katanya, kemudian melenggang pergi, meninggalkan Eros yang sedang menatapnya dengan tatapan sendu.

Kemudian tatapan sendu itu berubah dengan tatapan tajam, dan rahang laki-laki itupun mengeras.

"Kamu nolak aku lagi, Jingga."

"Kamu nyakitin aku lagi."

'"Aku kurang apa? Aku gak terima ini!" Ucapnya sembari meremas sendok yang ada di tangannya hingga sendok itu menjadi bengkok.

"Tenang Eros, tenang!" Monolognya sembari menghembuskan nafas pelan.

"Gue yakin, Jingga pasti bakalan tetap balik lagi ke pelukan gue." Gumamnya sembari menyeringai.

















Dahlah malas, makin gaje ni cerita:v

Jangan lupa votmennya ya!

Aku mau nanyak dong ke kalian, kalian suka sama cerita genre apa?

Crazy ErosTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang