48

2.1K 101 4
                                    

Haloooooo semuaaa..

I'm backkkk again

Jangan lupa vote dan komennya yaaaaaa!

Happy readinggg💕




***


"K-Kamu mau apa?" Tanya Jingga dengan gugup. "Jangan macam-macam!" Lanjutnya sembari menatap was was layar televisi di hadapannya.

Mendengar itu membuat Eros tertawa keras. "Hey, kamu yang kenapa, sayang? Aku cuma pengen kasih hadiah doang ke kamu," ujarnya setelah menghentikan tawanya.

"Bohong!" Teriak Jingga.

Tanpa mendengarkan ucapan Jingga, Eros lantas pun dengan segera menjentikkan jarinya 3 kali. Membuat Jingga mengernyit bingung.

Tapi kebingungannya mendadak hilang seketika, saat tiba-tiba layar televisi di hadapannya itu menyala.

"Sebenarnya mau kamu apa, Eros?" Tanya Jingga sembari menatap sendu Eros.

Eros tersenyum miring. "Nanti kamu juga tau, sayang," katanya sembari mengelus lembut surai Jingga.

Bukannya merasa tenang. Jingga justru semakin merasa ketakutan saat ini.

Hingga, tiba-tiba layar televisi itu menampilkan seseorang yang terduduk lemah di atas bangku kayu. Yang lebih kasihannya adalah, tubuh seseorang itu di penuhi luka. Orang tersebut adalah Axel.

Jingga yang melihat itu seketika berteriak. "AXELL!" Teriaknya sembari bergerak rusuh, berharap rantai yang melilit tangan dan kakinya itu terbuka.

"Wow, lihat ini! Istriku sendiri meneriaki nama laki-laki lain di depan aku," sindir Eros sembari menatap tajam Jingga. "Aaaa–perlukah aku menghukum istri nakal ku it?" Ucapan dari Eros membuat Jingga seketika menghentikan pergerakannya.

"Tolong lepasin Axel, Eros," pinta Jingga dengan mata berkaca-kaca. Dia sunggu tidak sanggup melihat tubuh lemah laki-laki baik yang mau membantunya itu. Dia juga amat merasa bersalah, andai saja dia tidak meminta tolong kepada Axel, pasti laki-laki itu tidak akan merasakan seperti ini, dan juga kedua orang tua Axel pasti sedang mencarinya saat ini.

"Ngelepasin dia?" Tanya Eros sembari menaikkan satu alisnya.

Jingga mengangguk dengan mata yang menato Eros dengan penuh harapan.

"Kenapa aku harus lepasin dia? Dia itu jahat! Dia udah udah mau buat kamu pergi dari aku!" Tutur Eros.

"KAMU YANG JAHAT!" Teriak Jingga.

Plak

Satu tamparan mendarat di pipi perempuan itu. Membuat wajah Jingga seketika tertoleh ke samping, rasa perih langsung terasa di pipinya.

"Beraninya kamu teriak di depan aku!" Bentak Eros sembari mencengkeram kedua pipi Jingga.

"Kamu ngelakuin kesalahan lagi hari ini!" Ujar Eros. Setelah mengatakan itu Eros pun menjentikkan jarinya kembali sebanyak 3 kali, dan kemudian bisa di lihat oleh Jingga, 2 orang berbadan besar mendatangi Axel. Mereka membawa sebuah cambuk di tangan mereka.

Kemudian mereka pun membuka ikatan yang berada di seluruh tubuh Axel. Setelah itu, di berdirikannya Axel yang sedang bertubuh lemah itu. Lalu dengan tiba-tiba kedua orang berbadan besar itu pun melayangkan cambukan mereka ke tubuh Axel secara bergantian.

Melihat itu dengan spontan Jingga pun berteriak kembali. "AXELL! PLIS JANGAN LAKUIN ITU, TOLONG BERHENTI!" Teriak Jingga memohon.

"Itu hukuman buat kamu, Jingga. Mulai sekarang, setiap kamu ngelakuin 1 kesalahan, maka 2 cambukan untuk laki-laki itu," ungkap Eros.

Crazy ErosTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang