51

1.4K 52 1
                                    

"Halo, tante. Apa kabar?" Tanya Abel berbasa-basi.

Seperti yang kemarin di rencanakan oleh Abel, Aca dan Raka. Hari ini Abel benar-benar bertemu dengan Dara.

"Halo, saya baik. Kalau kamu?" Tanya balik Dara.

"Saya juga baik, tante," sahut Abel. "Ohiya, bentar ya tante. Mbak?" Panggil Abel kepada pelayan cafe.

"Iya, mbak. Mau pesan apa?" Tanya pelayan cafe tersebut saat sudah berada di depan Jingga.

"Saya mau pesan spaghetti carbonara nya 1, dan minumannya milkshake coklat," jawab Abel sembari membolak-balikkan buku menu.

"Baik. Ada lagi?" Tanya pelayan cafe itu.

Mendengar itu, Abel pun menoleh ke arah Dara. "Tante mau pesan apa?"

"Saya mau pesan beef steak, dan minumannya Caramel Macchiato," jawab Dara menyebutkan pesanannya.

"Baik. Saya ulang ya mbak, spaghetti carbonara 1, milkshake coklat 1, beef steak 1, dan caramel macchiatonya 1. Ada lagi mbak? Dessertnya gitu?" Tawar pelayan cafe.

"Tante mau dessert gak?" Tanya Abel.

"Gak usah, takutnya kekenyangan," jawab Dara sembari terkekeh.

"Wah, sama dong," seru Abel sembari terkekeh juga. "Gak usah, mbak. Itu aja," ujar Dara kepada pelayan cafe tersebut.

"Baik, kalau begitu mohon di tunggu pesanannya ya! Terimakasih," pamitnya sembari melenggang pergi.

"Saya gak nyangka tante mau saya ajak hangout bareng kayak gini, padahal saya pikir tadinya tante tu bakalan nolak," ujar Abel dengan canggung.

"Kenapa saya harus nolak? Lagi pula saya di rumah tu bosan, gak punya teman," balas Dara terkekeh.

"Sama dong, tante. Apalagi saya anak tunggal, papa mama saya juga jarang pulang. Makanya deh saya sering bosan," tutur Abel.

"Ohiya? Terus kamu di rumahnya sama siapa?" Tanya Dara.

"Sama ART doang, tante," jawab Abel.

"Ohgitu. Saya pikir sendiri," ujar Dara. "Kamu masih sekolah kan?" Tanya Dara.

"Masih, tante. Saya belum kasih tau tante ya kemarin?" Jawab Abel.

"Ntah, saya lupa," sahut Dara sembari tertawa.

Dan Abel pun ikut tertawa. "Tante lucu banget," pujinya.

"Bisa aja kamu," ucap Dara.

Setelah itu, percakapan mereka pun terhenti sejenak, karena pesanan mereka sudah datang.

"Mohon di nikmati!" Ujar pelayan cafe setelah sudah menyelesaikan tugasnya.

"Terimakasih, mbak," ujar Abel.

Setelah pelayan cafe itu pergi, mereka pun mulai memakan makanan mereka.

Beberapa menit kemudian, makanan yang di piring Abel lebih dulu habis, di bandingkan makanan milik Dara. Abel yang melihat piring milik Dara masih sedikit penuh pun bertanya. "Kok masih banyak, tante? Ga enak ya?" Tanya Abel.

"Ah, enggak kok. Ini enak," jawab Dara gelagapan. "Tante cuma lagi gak selera makan aja," seru Dara.

"Kenapa gitu, tante? Tante lagi ada masalah ya? Ada yang lagi tante pikirin? Kalau ada cerita aja sama Abel, Abel pasti bakal dengari," tutur Abel.

Mendengar itu, Dara pun menatap Abel dengan tatapan bingung. Sedangkan Abel yang mengetahui arti tatapan Dara pun berujar. "Tante takut mulut saya ember ya?" Tanya Abel sembari terkekeh kecil.

"E-Enggak kok," jawab Dara.

"Tenang aja, tante. Saya gak bakal ember kok. Emangnya tante lagi ada masalah apa?" Tanya Abel. "Soal anak tante lagi ya?" Sambungnya.

"Kok kamu tau?" Tanya balik Dara.

"Kan terakhir kita ketemu tante cerita ke saya tentang anak dan menantu tante. Jadi saya pikir, sekarang masalah yang sama kayak kemarin," jawab Abel.

Menghela nafas pelan, kemudian Dara berkata. "Kamu benar, ini tentang mereka," ujar Dara. "Abel, menurut kamu orang yang suka bohong gitu jahat gak?" Tanya Dara.

"Tergantung si, tante. Mereka bohong demi kebaikan atau kejahatan," jawab Abel.

"Kalau bohongnya gara-gara pengen buat anak bahagia, itu termasuk bohong bagian mana? Kebaikan atau kejahatan?" Tanya Dara lagi.

"Tunggu-tunggu, yang di maksud tante siapa? Siapa yang bohong, tan?" Bukannya menjawab, Abel justru melemparkan pertanyaan kepada Dara.

"Kalau tante bilang, tante yang bohong gimana?" Jawab Dara.

"Jadi, orang yang tante maksud tadi itu adalah tante sendiri?" Tanya Abel.

"Lebih tepatnya tante dan keluarga tante, Abel," jawab Dara.

"Saya masih belum paham, tante," seru Abel.

"Tante ini jahat, Abel. Tante dan keluarga tante suka bohong, bukan hanya itu, kami juga licik," jelas Dara.

"Kenapa tante bisa ngomong gitu?"

"karena tante udah bohongin menantu saya beserta keluarganya,"

Mendengar jawaban dari Dara, membuat Abel kaget. 'Tante Dara bohongin Jingga dan keluarganya? Kebohongan apa yang di maksud sama tante Dara,' batin Abel.

"Emangnya tante bohong dan ngelakuin hal licik apa ke mereka?" Tanya Abel penasaran.

Setelah itu, Dara pun dengan segera menjelaskan semuanya kepada Abel. Dan selama Dara menjelaskan, Abel pun bolak-balik merasakan terkejut.

'Gila! Ini benar-benar gila! Ada ya orang kayak mereka, ngehancurin hidup orang lain demi keegoisan mereka sendiri. Apalagi Eros, si brengsek itu bisa-bisanya ngelakuin hal bejat ke sahabat gue!' Batin Abel dengan tangan yang terkepal erat di bawah sana.

"Tante jahat banget kan? Terserah kamu mau cap tante seperti apa setelah mendengar penjelasan tante tadi. Tapi asal kamu tau, tante udah benar-benar menyesal ngelakuin itu semua, tante udah sadar sekarang. Kalau kelakuan kami selama ini salah. Apalagi kelakuan Eros, tante ngerasa gagal ngedidik dia," Tutur Dara. "Pikiran tante benar-benar udah bentrok kemarin karena ngelihat kesedihan anak tante waktu di tinggal sama Jingga. Tante cuma pengen ngelihat anak tante bahagia," sambung Dara.

'Sialan! Lo mau ngelihat anak lo bahagia tanpa lo lihat gimana nasib orang lain itu gimana?' Batin Abel kesal.

Abel berdiri, kemudian berpindah posisi untuk duduk di samping Dara. Setelah itu gadis itu pun mengelus bahu Dara sebagai rasa simpati kepada wanita paruh baya itu. "Perbuatan awal tante mungkin salah, tapi perbuatan tante yang udah jujur ke mamanya Jingga udah benar kok. Semua orang itu gak luput dari kesalahan, termasuk saya, dan juga tante," ujar Abel berpura-pura menyemangati Dara.

"Tante benar-benar nyesal sekarang, tapi tante bisa apa? Semuanya udah terlambat," kata Dara.

Terdiam sejenak, kemudian Abel pun berkata kembali. "Emangnya tante benar-benar gatau dimana alamat rumah mereka yang baru?" Tanya Abel.

Dara menggeleng. "Tante benar-benar gak tau, Eros seolah-olah pengen nyembunyiin alamat rumah mereka ke orang-orang," jawab Dara.

"Tapi, atas dasar apa dia kayak gitu, tante?" Tanya Abel lagi.

"Seperti yang tante katakan tadi, anak itu terlalu cinta kepada Jingga, jadi dia melakukan itu karena takut Jingga pergi darinya," jawab Dara.

'Eros brengsek! Gue bakal benar-benar bakal buat lo mendekam di penjara, gue harus kasih tau ke Aca dan Raka setelah ini,' batin Abel.

"Yaudah, tante tenang dulu ya! Gak boleh sedih terus, kita serahin aja semuanya sama Tuhan," ujar Abel sembari mengelus bahu Dara.

Crazy ErosTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang