05. Meminta Bantuan Eros

12.5K 724 35
                                    

Holaaaaa💗

Akhirnya setelah sekian purnama aku bisa update lagiiiii.

Ada yang kangen sama cerita ini gak?

Btw, selamat hari raya idul fitri, semuaaanya🥰

Maafin akuu ya, kalau misalnya aku ada salah sama kalian, entah itu kesalahan di sengaja atau gak di sengaja.

Seperti biasanya, jangan lupa tinggalin jejak ya!!






***



Di sebuah kamar, seorang laki-laki sedang duduk di balkon sembari memandangin langit-langit malam. Laki-laki itu ialah Eros.

"Sebentar lagi." Gumamnya sembari tersenyum licik.

Ceklek

"Sayang." Panggil Dara yang baru saja masuk ke dalam kamar putranya.

"Ayo makan malam! mama udah siapin semuanya di meja makan tadi."  Sambungnya.

"Iya, ma, mama duluan aja! Nanti Eros nyusul." Sahut Eros seraya tersenyum.

"Beneran ya!" Ujar Dara.

"Iya, ma." Ucap Eros.

"Yaudah mama turun duluan ya, jangan lupa nyusul kamu!"

"Iya, ma."

Setelah itu Dara pun melenggang pergi keluar dari kamar putranya.

"I can't wait for that time to come."
Gumam Eros sebelum menyusul sang mama.


***


Sedangkan di lain tempat, sebuah keluarga sedang duduk santai di ruang keluarga.

"Gimana, pa? tentang masalah perusahaan kita? Apa pelakunya udah ketangkap?" Tanya Rachel kepada suaminya.

Evan yang tadinya sedang fokus mengelus rambut putrinya pun menoleh ke arah sang istri.

"Belum, sayang." Jawab Evan, tersirat nada putus asa di ucapannya.

"Aneh ya pa, kenapa polisi kayak susah banget nangkap pelakunya. Jingga yakin banget, pelakunya itu masih di sekitaran sini kok, pasti belum pergi jauh."  Ujar Jingga sembari menatap kedua orang tuanya secara bergantian.

"Benar, pa. Apa yang di bilang Jingga. Pelakunya pasti masih berada di sekitar-sekitar sini." Sahut Rachel ikut menimpali.

"Iya sayang, papa tau. Tapi kalau soal polisi, wajar aja lah mereka belum nemu pelakunya, kan kasusnya baru di urus kemarin. Kita tunggu aja dalam seminggu ini, kalau memang gak ketemu juga, yaudah kita ikhlasin aja. Papa juga sebenarnya udah ikhlasin kejadian itu kok, ya walaupun berat rasanya." Tutur Evan dengan senyumannya.

"Papa kenapa baik banget si jadi orang? Ini ni, yang buat orang berlaku seenak jidat sama papa. Papa kebaikan si jadi orang." Kesal Jingga.

"Stt, gak boleh gitu! Kita itu harus senantiasa jadi orang baik. Kalau orang jahat sama kita, yaudah biarin aja, jangan di balas sama kejahatan juga." Ujar Evan sembari menjawil hidung putrinya.

"Habisnya Jingga kesal sama orang yang jahat sama keluarga kita, kayak mereka tu gak ngeehargain kita banget, padahal kita udah baik ke mereka." Seru Jingga sembari mengerucutkan bibirnya.

"Gak semua orang kayak gitu, sayang. Kadang ada juga kok yang ngebalas perbuatan baik kita."

"Kalau memang ada, mana buktinya. Lihat, kita lagi kayak gini buktinya gak ada yang bantu kita. Sumpah sick banget si mereka."

"Mungkin mereka memang lagi gak bisa bantu sayang, bisa aja kan keuangan mereka juga lagi gak cukup. Udah ya, gak boleh ngomong gitu lagi!" Kata Evan.

"Tapi yang di bilang sama Jingga tu ada benarnya lho, pa." Sela Rachel.

"Kamu lagi, bukannya di nasihatin anaknya, malah ngikut-ngikut." Ujar Evan sembari menatap garang sang istri.

"Iyadeh maaf." Ucap Rachel.

"Udah sana Jingga tidur! besok sekolah kan? Udah malam ni." Perintah Evan, yang segera di turutin oleh Jingga.

"Yaudah Jingga tidur dulu ya, pa, ma." Pamit Jingga sembari mencium pipi kedua orang tuanya secara bergantian.

"Iya sayang. Good night princess, have a nice dream." Seru kedua orang tuanya.

"Good night to, ma, pa." Balas Jingga.

Setelah itu Jingga pun melenggang pergi.


***


"Gue makin gak tega ngelihat keluarga gue kayak gini. Gue pengen buat perusahaan ini kayak dulu lagi, tapi gimana caranya?" Monolog Jingga sembari mengacak-acak rambutnya.

"Cuma ada satu cara saat ini yang bisa gue lakuin. Tapi di satu sisi gue ragu, sedangkan di sisi lain, gue gak sanggup ngelihat perusahaan keluarga gue kayak gini, kalau terus-terusan di biarin, yang ada pasti bakalan tambah hancur."

Jingga menghembuskan nafas pelan. "Gak ada pilihan lain, terpaksa gue harus minta bantuan Eros." Ujarnya "Ya, gue harus minta bantuan Eros. Dan semoga aja Eros mau bantu gue." Katanya yang akhirnya mengalah dengan egonya.


***


Seperti yang ada di pikirannya kemarin, hari ini Jingga benar-benar memutuskan untuk meminta bantuan dari Eros.

Dan kebetulan saat ini di kelas hanya ada Eros dan Jingga, karena semua teman-teman sekelasnya pada pergi ke kantin.

Jingga pun beranjak dari bangkunya, dan kemudian menuju bangku milik Eros.

"Eros." Panggil Jingga setelah sudah sampai di hadapan Eros.

Eros yang tadinya sedang membaca buku pun menoleh ke arah suara.

"Ada apa?" Tanya Eros dengan raut wajah datar. Tak lupa pula laki-laki itu meletakkan buku yang tadi dia baca ke atas meja.

"Lo pulang sekolah sibuk gak?" Bukannya menjawab pertanyaan dari Eros, Jingga malah bertanya balik kepada Eros.

Eros menggeleng.

"Bisa kita ketemuan di cafe nanti siang? Kalau gak bisa gak papa kok." Ujar Jingga ragu-ragu.

"Pasti nolak." Batin Jingga.

"Oke." Di luar perkiraan Jingga, laki-laki itu justru menerima ajakan dari Jingga, dan itu membuat Jingga tanpa sadar tersenyum.

"B-Beneran? Lo mau?" Tanya Jingga dengan antusias, dan di jawab anggukan oleh Eros.

"Cafe mana?" Tanya Eros.

"Nanti gue shareloc tempatnya." Ujar Jingga.

"Bukannya nomor gue udah lo block?" Tanya Eros santai.

Berbeda dengan Eros yang terlihat santai, Jingga justru merasa malu mendengar ucapan Eros.

"Soal itu, maafin gue ya. Tenang aja, nanti gue buka kok blockannya." Ujar Jingga gugup sembari memainkan jari-jarinya.

"Oke." Setelah mengatakan itu, Eros pun beranjak dari bangkunya.

"Lo mau kemana?" Tanya Jingga.

"Perpus." Jawab Eros singkat, kemudian laki-laki itu pun melenggang pergi ke tujuannya.

"Kutu buku banget si tu orang, bukan tipe gue banget." Gumam Jingga.

Sedangkan di lain sisi, laki-laki yang tadi berbicara dengan Jingga, berdiri di balik tembok sembari memperhatikan gadis itu.

"Sesuai rencana." Gumam laki-laki itu sembari menyeringai.














Tolonggg jangan lupa votmennya sayang-sayangkuuuuuu!

See u guys 💗💗💗

Crazy ErosTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang