50

2.3K 64 3
                                    

Haloooooo😻

Mumpung hari ini aku lagi ulang tahunnn, aku bakal update lagi nanti malam yaaaaa!

Happy reading semuanyaaaa

Jangan lupa tinggalin vote dan komennya ya!

***





Di sisi lain, Axel merasa tubuhnya semakin lemah. Selama disini, dia bahkan tidak ada di beri makan sedikitpun. Seluruh tubuhnya juga penuh dengan luka.

'Sial, gue bersumpah cowo gila itu cepat ketangkap,' batin Axel.

Akan tetapi, Axel tidak menyesal mau menolong Jingga. Karena mau bagaimana pun, hidup yang di alami Jingga itu terlalu berat bagi Axel.

'Gue harus bisa keluar dari tempat ini dan bawa Jingga keluar dari tempat ini,' batin Axel lagi.

***

"Kok kamu udah balik?" Tanya Jingga setelah Eros kembali ke kamar mereka.

"Kenapa? Kamu berharap aku gak balik kesini?" Bukannya menjawab, Eros justru bertanya balik kepada Jingga.

"E-Enggak! Bukan gitu, aku cuma heran aja," sentak Jingga dengan gugup.

"Papa udah pulang," seru Eros.

'Papa Kenan udah pulang? Yah, gagal dong rencana aku minta tolong ke papa Kenan,' batin Jingga sedih.

"Kenapa muka kamu? Kok sedih gitu? Gagal ya rencananya?" Tanya Eros dengan nada menyindir.

"Kamu apaansih!" Ujar Jingga.

"Bercanda, sayang. Lagian siapa tau kan? Kamu punya rencana," seru Eros sembari tersenyum miring.

"Eros, buka dong rantainya. Badan aku sakit semua, tidur pun aku gak nyaman," ucap Jingga dengan memelas, perempuan itu mencoba mengalihkan arah pembicaraan.

"Itu semua kesalahan dari diri kamu sendiri, Jingga. Suruh siapa kamu mau mencoba kabur dari aku?"

"Sadar, Eros! Aku ngelakuin itu karena apa? Ya karena kamu! Kamu sendiri yang buat aku gak betah ada di sisi kamu!" Ungkap Jingga.

Eros menghela nafas pelan, kemudian menjawab, "udalah, Jingga. Jangan mulai! Aku lagi malas ribut sama kamu," ujar Eros.

"Tapi masa kamu gak kasihan sama aku? Katanya kamu sayang sama aku, tapi kenapa kamu malah memperlakukan aku kayak gini," katanya sembari menatap Eros dengan raut yang di buat semelas mungkin.

Lagi, laki-laki itu menghela nafas pelan. Setelah itu Eros dengan segera membuka rantai yang melilit di kedua tangan dan kaki Jingga.

Melihat itu, membuat Jingga melebarkan senyumnya. Akan tetapi, kemudian senyum itu luntur, saat mengetahui Eros justru mengganti rantai tersebut dengan sebuah kain.

"Lah, kok malah di ganti pakai kain. Kan aku maunya di lepas, Eros," rengek Jingga menolak saat Eros sedang mengikat kain tersebut di kedua kakinya.

"Aku udah berbaik hati buat ganti ke benda yang lebih lembut. Lagi pula, kalau aku gak giniin kamu, kamu bisa aja melarikan diri lagi. Dan aku gak mau ngambil resiko itu," tutur Eros.

Mendengar itu, membuat Jingga pun langsung terdiam.

"Aku ke kantor dulu. Ingat, jangan pernah berpikiran untuk kabur dengan bantuan siapapun! Karena aku bakal selalu tau apa yang kamu lakuin, Jingga. Dan kalaupun kamu kabur, aku bakal kejar kamu sampai ke ujung dunia sekalipun," ancam Eros sembari menatap tajam Jingga.

Setelah itu, laki-laki itu mengecup seluruh permukaan wajah Jingga. Lalu Eros pun melenggang pergi.

Menyisahkan Jingga yang saat ini sedang misuh-misuh sendiri.

Crazy ErosTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang