13. Siapa Raka?

7.5K 463 39
                                    

Haii, apa kabar semua?

Aku update lagii niii🥰

Kalau part ini rame, aku update lagi nanti malam.






***





Sesudah menyelesaikan urusannya dengan kedua orang tua Eros, Jingga pun memutuskan untuk kembali ke kamar Eros, tak lupa pula gadis itu membawa sebuah nampan yang berisi makan dan minum untuk Eros, yang tadi memang sudah dia persiapkan.

Ceklek

"Maaf, aku lama." Ujar Jingga yang baru saja masuk ke dalam kamar Eros.

Suara Jingga yang mengalun di pendengaran Eros, membuat Eros yang tadinya sedang bersandar di dashboard ranjang sembari bermain ponsel seketika mengalihkan pandangannya ke arah Jingga.

"Gapapa, sayang." Balas Eros sembari tersenyum. Lebih tepatnya pura-pura tersenyum, karena sejujurnya laki-laki itu sedang bersusah payah untuk mengontrol emosinya karena membaca sebuah pesan mesra dari laki-laki lain di ponsel gadisnya.

Jingga berjalan ke arah Eros, sesudah sampai di hadapan Eros, Jingga pun menaruh nampan yang tadi dia bawa ke atas nakas samping tempat tidur laki-laki itu.

"Emang kamu dari mana? Kok lama?" Tanya Eros seraya menepuk kasur di sampingnya, bermaksud  menyuruh Jingga untuk duduk di sampingnya.

"Tadi mama kamu ngajak aku ngobrol sebentar." Bohong Jingga sembari mendudukkan dirinya di samping Eros.

'Mama sama papa pasti udah ngejalanin misinya.' Batin Eros sembari tersenyum miring.

"Oh, ngobrolin tentang apa rupanya?" Tanya Eros pura-pura percaya.

"Adalah, kepo banget." Ujarnya sinis.

"Bukan kepo, sayang. Cuman pengen tau." Kata Eros sembari mengacak rambut Jingga.

"Is kamu ni kebiasaan ya, selalu aja ngacak-ngacak rambut aku." Ujar Jingga kesal.

"Maaf, tapi ngacak-ngacak rambut kamu itu salah satu favorit aku." Ucapnya sembari tersenyum ke arah Jingga.

Mendengar itu, Jingga pun berdecak malas.

"Ohya, aku mau balik. Semua badan aku capek, aku pengen istirahat." Kata Jingga.

"Kok cepat banget? Kalau kamu capek, kamu istirahat aja disini, di samping aku, atau kamu bisa tidur di kamar tamu." Ujarnya seperti menahan kepergian Jingga.

"Gak bisa, lagian aku punya rumah, Ros. Kamu juga udah mendingan sekarang, nanti kalau kamu perlu apa-apa kamu kan bisa minta tolong sama bibi atau orang tua kamu." Ucap Jingga berusaha untuk tetap lembut.

"Tapi aku maunya sama kamu, kamu kan pacar aku." Ujarnya tak menyerah, dia masih ingin gadis itu disini bersamanya.

"Please, sayang! Aku capek, aku pengen istirahat di rumah aja." Tak ada cara lain, Jingga pun dengan terpaksa memanggil Eros dengan sebutan sayang, dan Jingga yakin, caranya kali ini pasti berhasil.

Dan benar saja, mendengar ucapan itu, Eros pun mengembangkan senyumannya.

"Kamu manggil aku apa tadi?" Tanya Eros antusias.

"Sayang." Jawab Jingga sembari tersenyum paksa.

"Akhirnya, aku dengar kamu manggil aku sayang lagi, karena semenjak kecelakaan itu aku gak pernah lagi dengar kamu manggil aku sayang." Celotehnya dengan lebar, terdengar ada nada sedih dari ucapannya.

"Iyaudah maaf." Balas Jingga dengan malas.

"Gapapa, sayang. Aku ngerti kok." Katanya sembari tersenyum. "Yaudah kamu balik gih sana! Tapi besok kesini lagi." Lanjutnya.

Jingga mengangguk. "Yaudah, aku balik ya." Pamitnya sembari beranjak dari duduknya.

"Sini bentar!" Pinta Eros menyuruh agar gadis itu mendekat.

Jingga yang mendengar itu mengernyitkan dahinya bingung. "Kenapa?" Tanya Jingga.

"Tunduk dikit dong, babe!" Pintanya lagi.

Walau malas, Jingga pun tetap melakukam permintaan Eros dengan perasaan terpaksa. "Kamu mau ap-" ucapan Jingga terputus karena tiba-tiba saja Eros mencium pipinya.

Cup

Jingga yang dicium pun seketika pipinya memanas, antara malu, dan marah. Karena sejujurnya ini pertama kalinya Eros menciumnya lagi setelah mereka putus.

"K-kamu apaansih, pake cium-cium segala?" Tanya Jingga dengan pipi memerah.

"Kenapa? Kita kan udah gak di tempat umum, lagian disini cuman ada kita berdua, kan?" Bukannya menjawab Eros justru melontarkan pertanyaan balik kepada Jingga.

"Ya, tapi kan gak tiba-tiba gitu. Setidaknya bilang dulu." Jawab Jingga berusaha tenang.

"Yaudah, sorry, Entar lain kali aku bilang dulu deh sama kamu." Kata Eros sembari tersenyum.

"Yaudah iya. Udah deh aku mau balik dulu, kalau kita ngobrol terus yang ada aku gak balik-balik lagi." Ujar Jingga.

Eros mengangguk. "Oke, nanti kamu minta antarin aja sama pak joko ya."

"Iya, yaudah byee." Katanya, kemudian gadis itu pun melenggang pergi dari kamar Eros.

Setelah kepergian Jingga, Eros pun merebahkan tubuhnya kembali sembari menatap langit-langit kamarnya.

"Siapa sebenarnya laki-laki yang tadi ngirim pesan ke Jingga? Kok kayaknya mereka dekat banget, terbukti dari nama kontak laki-laki itu ada lovenya di handphone Jingga." Gumam Eros. "Oke, tugas aku bertambah sekarang. Aku bakalan cari tau nanti tentang siapa Raka." Lanjutnya sembari tersenyum sinis.













Kira-kira karma apa yang cocok untuk Jingga?

Spam next disini 👉

Crazy ErosTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang