26. Kehancuran

5.3K 261 49
                                    

150 vote dan 30 komen, baru aku lanjut.

Happy reading 💗



***



Pagi telah tiba, matahari pun telah terbit sedari tadi. Tetapi tidak membuat kedua orang yang berbeda jenis kelamin yang sedang tidur sembari berpelukan itu lekas terbangun dari tidurnya.

Hingga beberapa menit kemudian, salah satu dari mereka terbangun.

Mata Jingga perlahan terbuka, gadis-- ah ralat wanita itu mengerjapkan matanya agar matanya itu menyesuaikan dengan cahaya lampu.

Setelah matanya terbuka, wanita itu pun memandangi ke seluruh penjuru ruangan, agar tau sedang berada dimana dia sekarang. "Gue di mana?" Tanyanya pada diri sendiri dengan lirih. "Ini bukan kamar gue." Lanjutnya sembari meringis akibat rasa pusing di kepalanya.

Merasakan ada sebuah tangan kekar yang melingkar di pinggangnya, wanita itupun menoleh ke arah belakangnya. Karena saat ini posisinya sedang memunggungi orang tersebut.

Dan betapa terkejutnya Jingga, ketika mengetahui bahwa Eros lah yang telah melingkarkan tangannya itu ke pinggang Jingga.

"Eros." Gumamnya.

Kemudian Jingga pun melihat ke arah tubuhnya dan juga tubuh Eros yang sangat intim, bahkan mereka ternyata saat ini sedang sama-sama naked, hanya sebuah selimut yang menutupi tubuh mereka berdua. Pantas saja Jingga merasakan rasa dingin itu menerpa kulit tubuhnya.

Dengan spontan wanita itu pun mengeratkan selimut ke tubuhnya, Jingga menatap tak percaya kepada apa yang dia lihat saat ini.

"Apa-apaan ini, kenapa Eros ada disini?" Tanyanya kepada diri sendiri. "Apa yang udah gue sama Eros lakuin semalam?" Lanjutnya sembari mengusap wajahnya kasar.

Tiba-tiba rasa pusing mendatanginya, membuat gadis itu memegangi kepalanya. Dengan perlahan satu persatu pecahan memori kejadian kemarin pun muncul di pikirannya, yang membuat gadis itu kini menangis, menyesali semua perbuatannya.

"Hiks, hiks, gak mungkin, ini pasti cuman mimpi." Tangisnya sembari menjambak rambutnya sendiri.

Eros terbangun karena terusik saat mendengar suara isak tangis di sebelahnya.

Laki-laki itu kini tersenyum miring ketika mengingat kembali momen terindah kemarin antara dirinya dan juga Jingga.

"Jingga, kamu kenapa, sayang?" Tanya Eros. Yap, setelah kejadian kemarin, Eros memutuskan untuk kembali memanggil Jingga dengan sebutan aku-kamu lagi.

Saat Eros hendak menyentuh bahu Jingga. Wanita itu nampak beringsut menjauh sembari mengeratkan selimutnya, kemudian kembali menangis.

"JANGAN SENTUH GUE, HIKS!" teriaknya sembari terisak.

Eros yang mendengar teriakkan itu pun memilih untuk berpura-pura menulikan pendengarannya. Laki-laki itu bahkan kini tanpa takut memeluk tubuh polos Jingga. Bahkan pelukannya sangat erat, seolah tidak ingin melepaskannya.

"Kamu kenapa nangis, hm?" Tanya Eros dengan lembut.

"Lepasin, lepasin gue!"

Jingga yang sedang di peluk Eros pun tentu saja memberontak, sehingga membuat Eros dengan pasrah melepaskan pelukannya.

"Lo masih tanya kenapa gue nangis? Gue benar-benar benci lo, Eros, hiks." Ujarnya sembari menatap Eros dengan tatapan penuh kebencian.

Eros yang mendengar itu malah terkekeh, membuat Jingga mengepalkan tangannya. Dasar gila, batin Jingga marah.

"Kenapa? Kamu menyesal sekarang?" Tanya Eros sembari tersenyum sinis. "Bukannya kemarin kamu ya, yang maksa aku buat ngelakuin ini?" Lanjutnya tanpa melunturkan senyuman sinisnya.

Crazy ErosTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang