Jingga yang mendengar ucapan Eros pun seketika membelalakkan matanya.
"Mau mati lo?" Ujar Jingga spontan.
"Kok ucapan kamu kasar banget si? Padahal aku cuma minta cium." Balas Eros sendu.
Sadar akan ucapannya tadi, Jingga pun menelan ludahnya dengan susah payah. "S-Sorry, aku keceplosan tadi. Lagian kamu juga ngapain coba minta cium?" Katanya sembari berusaha tetap tenang.
"Emangnya kenapa kalau aku minta cium? Bukannya itu hal yang wajar ya kalau dalam berhubungan?" Tanya Eros seraya menatap dalam Jingga.
'Ya, karena gue bukan pacar lo beneran, goblok.' Batinnya kesal.
"Yakan kita lagi di rumah sakit, entar kalau di lihat orang gimana? Kan malu." Jawab Jingga dengan cengirannya.
"Oh, aku pikir kenapa. Yaudah kalau memang kamu malu, nanti aja cium akunya, kalau aku udah pulang ke rumah." Tutur Eros dengan santainya. Tanpa tau bagaimana reaksi Jingga saat ini.
'Gila ni cowok, ya kali gue nyium dia. Gue sama dia kan ga pacaran beneran, anjir.' Batinnya panik.
Merasa tidak mendapatkan jawaban dari Jingga, Eros pun melambaikan tangannya di hadapan gadis itu. "Hei? Are you okay?" Tanya Eros.
Jingga yang tersadar pun seketika langsung menganggukkan kepalanya.
"Jadi gimana? Mau kan?" Tanya Eros kembali.
"O-Okey." Jawab Jingga gugup.
Mendengar jawaban Jingga, Eros pun tersenyum senang.
Ceklek
Pintu terbuka, dan masuklah kedua orang tua Jingga.
"Sayang?" Panggil Evan.
"Iya, pa?" Sahut Jingga sembari beranjak dari duduknya, kemudian melangkahkan kakinya ke arah mama dan papanya.
"Papa sama mama mau pulang, kamu mau ikut atau masih mau disini?" Tanya Evan kepada putrinya.
"Ak-" belum sempat gadis itu menjawab, Dara lebih dulu masuk dan memotong ucapannya.
"Maaf kalau saya menyelah ucapan kalian." Kata Dara tiba-tiba. "Jingga, sebaiknya kamu disini dulu saja ya! Soalnya om sama tante juga mau balik, tiba-tiba aja om kamu itu gak enak badan. Sepertinya dia kelelahan, jadi tante minta tolong sama kamu, buat kamu jagain Eros satu hari ini saja, besok baru kami yang gantian menjaga Eros." Sambungnya dengan nada memohon.
"Maksud tante, Jingga nginap disini gitu?" Tanya Jingga berusaha tetap sopan, yang nyatanya dia ingin sekali menolak dengan tegas.
"Iya, sayang. Mau kan?" Serunya sembari memasang wajah penuh harap.
Jingga yang Ingin menolak pun seketika merasa tak enak hati karena melihat wajah Dara yang penuh harap itu. "Yaudah, tante. Gapapa." Ucapnya pasrah.
"Van, Hel? Gapapaa kan, kalau putri kalian nginap disini dulu malam ini?" Kini pertanyaan itu beralih untuk kedua orang tua Jingga.
'Please! Ma, pa. Bilang gak boleh.' Batinnya berharap papa dan mamanya tidak menyetujuinya.
Tapi sepertinya keberuntungan sedang tidak berpihak kepadanya, sebab, papa dan mamanya itu malah menyetujui permintaan Dara.
"Gapapa, mbak. Lagian kasihan Erosnya nanti kalau gak ada yang jaga. Karena meskipun ada suster disini, tapi kan gak bakalan terus-menerus menjaga Eros." Jawab Rachel.
"Terima kasih ya, kalian baik banget." Ujar Dara sembari tersenyum, yang di jawab anggukan oleh Rachel dan Evan.
"yaudah Jingga, kalau begitu mama, dan papa pulang dulu ya." Pamit Rachel dan Evan.
"Iya, pa, ma." Sahut Jingga sembari memeluk secara bergantian orang tuanya. Tak lupa pula dia menyalami keduanya.
"Kalian hati-hati ya." Ujar Jingga.
"Iya, sayang." Balas Evan. "Rumah pasti sepi banget karena gak ada kamu malam ini." Sambungnya.
"Jingga juga pasti kesepian karena nanti gak ada yang ngomelin Jingga." Ujarnya sembari mengerucutkan bibirnya.
"Kan ada Eros, sayang. Kamu suruh aja Eros ngomelin kamu." Tutur Rachel, yang membuat semua orang yang ada didalam ruangan itu tertawa.
"Ih, mama. Kan beda." Kata Jingga kesal.
"Iyaiya, mama tau. Yaudah mama sama papa pulang deh, jangan ngajak ngobrol lagi! Nanti yg ada kami gak pulang-pulang, sayang." Ujar Rachel yang di jawab anggukan oleh Jingga.
"Eros, kami pulang duluan ya, mungkin besok kami akan kesini lagi." Pamit Rachel kepada Eros.
"Iya, tante." Jawab Eros seadanya.
"Cepat sembuh ya!" Kini giliran Evan yang bersuara.
"Terima kasih, om." Katanya sembari tersenyum.
Setelah itu Rachel dan Evan pun melenggang pergi.
Kini yang tersisa hanya Eros, Jingga, Dara dan juga kenan.
"Yaudah om, sama tante juga pulang ya." Kata Dara sembari tersenyum.
"Iya, tante." Balas Jingga sembari menyalami Dara dan juga Kenan secara bergantian.
"Eros, papa sama mama pulang dulu ya."
"Iya, ma." Sahut Eros.
"Kamu baik-baik disini, jangan nyusahin Jingga!" Peringat Dara sembari mencium kening Eros.
"Iya ma, iya." Sahut Eros yang sudah mulai jengah.
"Yaudah. Yuk, mas!" Ajak Dara kepada suaminya. Kemudian Dara pun lebih dulu keluar dari ruang rawat Eros.
"Papa, pulang dulu, boy." Ujar Kenan sembari menepuk pelan bahu Eros.
"Iya, pa. Hati-hati kalian!" Peringat Eros, yang di jawab anggukan oleh Kenan.
"Saya duluan, Jingga." Pamit Kenan.
Jingga yang mendengar itu pun dengan gugup menjawab. "Iya, om."
Setelah itu, Kenan pun melenggang keluar untuk menyusul sang istri.
Untuk kalian semua yang udah baca dan dukung cerita aku sampai sekarang, aku mau ngucapin terimakasih banyak sama kalian🥰 kalau bukan karena kalian, mungkin cerita aku gak akan sampai kayak sekarang ini.
Maaf kalau kalian mikir aku terlalu lebay.
Oke itu aja yang mau aku bilang. See u next part😍
KAMU SEDANG MEMBACA
Crazy Eros
Teen Fiction[ FOLLOW DULU YUK SEBELUM BACA!] "kamu pikir semudah itu pergi dari ku? Setelah kamu buat aku jatuh cinta sedalam-dalamnya sama kamu? kamu yang udah buat aku kayak gini, dan kamu juga yang harus bertanggung jawab!!" Publish: 17 Maret 2022 Finish: