17. Jingga Bingung

5.1K 329 20
                                    

"Em, Raka. Mendingan lo pulang aja deh, soalnya udah hampir sore, pasti ntar mama lo nyarikin, dan makasih ya atas traktirannya hari ini." Sela Jingga sembari tersenyum ke arah Raka.

"No problem, kalau gitu gue pulang dulu ya. Gue juga makasih banyak atas waktunya karena lo udah mau nemenin gue keliling kota ini." Bohong Raka seraya membalas senyuman Jingga. "Tante Rachel mana? Gue mau pamit." Tanya Raka.

"Kayaknya mama lagi di kamar deh, lo langsung balik aja, entar gue sampein ke nyokap." Jawab Jingga.

"Oke deh, gue pulang ya." Ujarnya sembari mengacak rambut Jingga.

Eros yang memang sedari tadi sedang memperhatikan mereka berdua pun seketika rahangnya mengeras dengan tangan yang terkepal erat. Tapi kemudian, dia pun tersenyum.

"Bro, gue duluan ya." Ujar Raka kepada Eros.

Eros mengangguk. "Hati-hati ya, semoga sampai rumah!" Ujarnya sembari tersenyum.

Setelah kepergian Raka, Jingga dan Eros pun masuk ke dalam rumah milik Jingga. Kemudian keduanya pun duduk di sofa.

"Kemana aja tadi sama Raka?" Tanya Eros sembari mengelus rambut Jingga dengan lembut.

"Kan tadi aku udah bilang, aku abis makan di luar sama tadi sekalian keliling-keliling sebentar sama Raka, soalnya dia minta aku nemenin." Jawab Jingga dengan malas. "Ohiya, kamu ngapain kesini?" Tanya Jingga mengalihkan pembicaraan.

"Emang gak boleh kalau aku main kesini?" Bukannya menjawab, Eros justru bertanya balik kepada gadis itu.

Jingga gelagapan, tapi kemudian dia pun mencoba untuk tenang. "Ya, enggak si. Cuman kan kamu lagi sakit, gak boleh kemana-mana dulu." Ujar Jingga.

"Aku udah sembuh kok, itu berkat kamu yang kemarin udah ngerawat aku." Ucap Eros.

"Ohiya? Bagus dong. Lagian itu udah kewajibab aku kan? Sebagai pacar kamu." Ujarnya pura-pura.

Eros mengangguk. "Kamu tau, Jingga? Karena perlakuan kamu kayak gini, buat aku jadi makin sayang sama kamu." Ujarnya, tanpa aba-aba Eros pun membawa gadis itu ke dalam pelukannya.

Jingga yang di perlakukan seperti itu pun menegang, entah kenapa tiba-tiba saja hatinya berdesir ketika melihat perlakuan Eros kepadanya.

Eros melerai pelukan mereka berdua, kemudian dia mendongak, menatap wajah cantik gadis pujaannya. "Kamu sayang sama aku kan, Jingga?" Tanya Eros sembari menatap dalam Jingga.

Jingga yang di tatap seperti itu pun menjadi gelisah, ia sampai tidak mendengar pertanyaan dari laki-laki itu.

"Jingga?" Panggil Eros.

Jingga tersadar dari lamunannya. "Ha? Apa? Kamu ngomong apa tadi?" Tanyanya gelagapan.

Eros yang melihat ekspresi lucu Jingga pun seketika tersenyum. "Lucu." Ujar Eros. Dan itu semakin membuat Jingga salah tingkah.

'Sial, kok gue jadi salting gini si.' Batinnya kesal.

"Aku tadi lagi tanya sama kamu, kamu sayang kan sama aku?" Tanya Eros ulang.

Jingga menganggukan kepalanya tanpa sadar. Dan Eros yang melihat itu semakin mengembangkan senyumannya.

Kemudian laki-laki itu menangkup wajah Jingga, di pandangnya wajah gadis itu dengan dalam. Orang-orang yang melihat tatapannya pasti akan tau kalau laki-laki itu sangat mencintai Jingga dengan tulus. Lalu dengan perlahan Eros pun mendekatkan bibirnya ke arah kening Jingga.

Cup

Ya, Eros mengecup kening Jingga dengan lembut.

Jingga yang di perlakukan seperti itu tidak bisa mengpungkiri bahwa dirinya senang.

"E-Eros.." Panggil Jingga dengan gugup.

"Hm?"

"Jangan kayak gini, nanti kalau mama lihat kan malu." Ujarnya dengan gugup. Selain takut sang mama melihat perbuatan mereka, Jingga juga sudah tidak kuat melihat perlakuan Eros yang seketika membuat jantung Jingga berdebar kencang.

"Maaf, aku kelepasan ya?" Tanyanya dengan merasa bersalah.

Jingga diam, bingung ingin menjawab apa.

"Jingga?" Panggil Eros dengan suara lembutnya.

"Iya?" Jawab Jingga.

"Boleh janji satu hal ke aku?"

"Janji apa?" Tanya Jingga tidak mengerti.

"Jangan pernah tinggalin aku selamanya!" Jawab Eros dengan serius.

"Kalau aku pergi gimana?" Tanya Jingga.

"Aku bakalan culik kamu, dan aku bakalan jauhin kamu sama semua orang." Walau Eros bicara dengan santai, tapi itu adalah keseriusan.

Jingga awalnya mematung mendengar ucapan laki-laki itu, tapi kemudian dia tertawa terbahak-bahak. "Lakuin aja! Kalau kamu bisa." Ketika di kalimat terakhir, gadis itu berucap dengan berbisik ke laki-laki itu.

"Kamu nantangin aku?" Tanya Eros sembari menaikkan alisnya, tak lupa pula dia memasang senyuman, ah ralat, seringainya.

"Iya! Aku yakin kamu gak seberani itu, Eros." Ujar Jingga sepele.

"Terserah kamu, kita lihat aja nanti Jingga." Lanjutnya dalam hati di kalimat terakhirnya.

"Yang buatin minuman siapa?" Tanya Jingga.

"Tante Rachel tadi." Jawab Eros.

Jingga hanya menjawab dengan berohria.

"Kamu gak pulang? Ini udah hampir maghrib loh." Celetuk Jingga.

"Nanti aja, sekaligus nunggu abis magrib, baru aku pulang." Balas Eros sembari menyandarkan kepalnya di bahu Jingga. Dan Jingga tanpa sadar mengelus rambut Eros.

"Eros? Kenapa kamu bisa sayang sama aku?" Tanya Jingga tiba-tiba.

"Kamu beda dari yang lain, Jingga. Bukan rupa kamu doang yang cantik tapi kamu juga punya hati yang baik, aku tau itu. Walaupun kadang sifat kamu ketus." Jawab Eros sembari memejamkan matanya, ia merasakan nyaman dengan posisi itu.

'Lo ternyata setulus itu ya sama gue? Maafin gue, Eros. Gue sadar, kalau selama ini gue udah jahat banget sama lo, gue udah nyia-nyiain orang kayak lo. Tapi gue beneran minta maaf sama lo, Eros. Kalau gue, untuk sekarang belum bisa nempatin posisi lo di hati gue. Karena hati gue udah diisi sama laki-laki lain, yaitu Raka, dia udah duluan nempatin hati gue, jauh sebelum gue ngenal lo.' Batin Jingga.
















Haiiiiiiiii💗

I'm backkkk guys

Gimana part ini? Apa yang kalian rasain? Kesal, atau senang?

Tandai typo guys!!

Jangan lupa tinggalin jejak ya!

Maaf kalau aku lama updatenya, aku benar-benar sibuk banget di real life. Tolong ngertiin aku ya🥲

Sampai ketemu di part selanjutnya!

Crazy ErosTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang