22. Terbongkar

3.4K 239 15
                                    

Hai

Apa kabar semuanya?

Btw, yang baca, vote, sama komen makin menurun banget:(

Aku jdi sedih, tau! Gak semangat buat update:(



***

Malam ini Dara, selaku mama dari Eros mengundang Jingga untuk makan malam bersama di rumahnya.

"Kamu malam ini cantik banget, sayang." Puji Dara kepada Jingga.

Jingga yang mendengar itupun pipinya memanas.

"Makasih, ma. Mama juga cantik kok." Katanya dengan tersenyum malu.

Ya, Jingga memang sudah mengganti panggilan kepada Dara dan juga Kenan menjadi papa, mama. Itupun karena perintah dari keduanya.

Eros yang memang duduk di sebelah Jingga pun menggerakkan tangannya untuk merangkul Jingga. "Siapa dulu, pacar Eros." Sela Eros dengan bangga.

Jingga yang mendengar itu menegang. Dia tak tau bagaimana jika Eros mengetahui jika ini semua hanyalah pura-pura.

Sedangkan Dara yang mendengar ucapan putranya pun tersenyum miris.
'Eros, sampai kapan kamu akan terus seperti ini, nak.' Batinnya kasian melihat sikap anak semata wayangnya yang seperti itu.

"Sudah-sudah, lebih baik kita mulai makan malamnya sekarang!" Tegur Kenan. Dan di setujui oleh yang lainnya.

***

Setelah makan malam selesai, kini mereka berempat pun sedang duduk sembari mengobrol di ruang keluarga.

"Kalau boleh tau, Jingga entar mau kuliah dimana?" Tanya Dara memulai percakapan.

Jingga yang mendengar pertanyaan itupun bingung ingin menjawab apa. Karena pada dasarnya, gadis itu tidak mau memberi tau Eros dimana dia akan melanjutkan studynya nanti. Karena dia takut jika nanti Eros akan mengikutinya, dan itu pasti akan membuat dia tidak akan bisa terbebas dari laki-laki itu.

Sebelum menjawab, Jingga pun lebih dulu berdehem. "Jingga belum tau, ma. Belum ada kampus yang cocok menurut Jingga." Jawab Jingga berbohong.

Dara mengangguk sebagai jawaban.

"Gimana kalau kita satu kampus aja, sayang? Kebetulan aku udah punya pilihan universitas yang bagus." Sahut Eros.

Sudah Jingga duga, laki-laki itu pasti akan bicara seperti itu.

Belum sempat Jingga menjawab, Dara lebih dulu menyela. "Eros, kamu gak boleh gitu dong, biarin Jingga ngelanjutin studynya di universitas pilihan dia sendiri." Ujar Dara mencoba menasehati Eros.

"Mama apaansih, kan Eros nanyaknya ke- Jingga, kenapa jadi mama yang jawab?" Kesal Eros.

"Sudahlah, Dara! Kamu tidak perlu ikut campur dengan urusan mereka." Sela Kenan yang sedari tadi diam.

Dara yang mendengar ucapan Kenan pun hanya mengangguk. Dia sungguh tidak berani menjawab jika Kenan sudah bersuara.

"Jadi gimana Jingga?" Tanya Eros kembali.

"Nanti aku pikirin." Jawab Jingga sembari tersenyum paksa.

Tidak mau Eros terus membahas itu, Jingga pun lebih baik meminta izin untuk pergi ke toilet kepada mereka bertiga.

"Semuanya, aku izin ke toilet dulu ya." Ujar Jingga dengan sopan.

"Silahkan, Jingga!" Ucap Dara.

"Mau aku antar?" Tanya Eros.

"Gak perlu. Aku bisa sendiri kok." Jawabnya sembari berusaha untuk tidak memukul kepala Eros sekarang. Sial, apa-apaan laki-laki itu, dia pikir aku ini anak kecil apa? Yang kemana-mana harus di temanin, batinnya.

Crazy ErosTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang