24. Melamar

3.5K 198 19
                                    

Happy reading 💗


***

Keesokan harinya, Jingga pun mulai masuk kembali ke sekolah.

Jam pelajaran pun sudah di mulai. Saat ini bu Alya sedang mengabsen satu persatu para muridnya.

"Eros Stefano Miguel." Panggil guru tersebut.

"Gak hadir, bu." Sahut Roni, salah satu teman sekelas Jingga dan Eros.

Mendengar jawaban Roni, Jingga pun mengernyit bingung. Pantas saja sedari tadi kursi milik Eros kosong tak berpenghuni, Jingga pikir, laki-laki itu terlambat, tetapi kenyataannya adalah laki-laki itu tidak hadir ke sekolah hari ini.

'Kenapa ya dia gak datang?' Batin Jingga. Seolah sadar dengan pemikirannya, Jingga pun berdecak, 'Apaan-apaansih gue.' Batinnya lagi.

"Apa alasannya?" Tanya bu Alya.

"Sakit, bu."

Mendengar itu Jingga yang tadinya memilih bodoh amat, kini pun tidak dapat menghindar bahwa kenyataannya ada sedikit rasa khawatir di dalam dirinya.

"Jingga, Eros sakit tu." Bisik Abel yang berada di sampingnya.

"Ya terus? Apa urusannya sama gue?" Tanyak Jingga seraya berbisik.

"Lo gak ada niatan jenguk dia gitu? Bukannya lo lagi drama pura-pura ada hubungan ya sama dia?"

"Malas. Lagian dramanya udah selesai."

"Ha? Kok bisa?" Tanya Abel penasaran.

"Udalah, Abel. Gue lagi gak mau bahas itu sekarang." Jawab Jingga kesal.

"Okey deh, tapi ntar kasih tau kita ya."

Jingga berdehem sebagai jawaban.

***

Sedangkan di lain sisi.

"Kok tumben, mbak, ngajak saya ketemuan?" Tanya Rachel kepada Dara.

Yap, hari ini tiba-tiba saja Dara mengirimkan pesan kepadanya, isi pesannya adalah, Dara mengajaknya bertemu. Dan itu membuat Rachel merasa heran, karena tidak biasa-biasanya ibu dari Eros itu mengajaknya bertemu, seperti ada sesuatu yang sangat penting untuk di bicarakan.

"Rachel, menurut kamu Eros sama Jingga cocok gak?" Bukannya menjawab, Dara justru melontarkan pertanyaan kepada Rachel.

"Cocok dong, mbak. Justru saya lebih setuju Jingga pacaran sama Eros di bandingkan sama laki-laki lain." Jawab Rachel tanpa berpikir. "Sebagai ibu yang baik, saya pasti bakal pilihkan yang terbaik buat anak saya, mbak. Saya mau masa depan anak saya terjamin."

Dara tersenyum. "Kalau begitu, mari kita buat kesepakatan!" Ujar Dara.

"Kesepakatan apa, mbak?" Tanya Rachel bingung.

"Kita nikahkan Eros dan Jingga." Jawab Dara dengan serius.

Rachel yang mendengar itu terkejut. "Mbak serius?" Tanya Rachel tak percaya.

"Saya serius, Rachel."

"Tapi, mbak. Anak-anak kan masih sekolah, kalau mereka menikah, ntar sekolah mereka gimana? Lagian mereka juga belum pantas buat menikah, mbak."

"Kamu gak perlu khawatir sama sekolah mereka, mereka tetap bisa sekolah kok walaupun udah menikah, asalkan pernikahannya gak ada yang tau. Dan tadi kamu bilang mereka belum pantas buat menikah? Siapa bilang? Mereka udah pantas kok, umur mereka kan udah 18 tahun." Tutur Dara untuk menyakinkan Rachel.

"Dengan kamu menikahkan anak kamu dengan anak saya, keluarga kamu bakal banyak dapat keuntungan. Terutama dalam masalah keuangan dan bisnis. Saya juga bakal jamin kalau Jingga pasti bakal bahagia sama Eros." Seru Dara lagi.

Crazy ErosTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang