36

2.7K 175 32
                                    

Jangan lupa vote dan komennya!



***



Dua hari kemudian, Jingga pun memutuskan untuk memutuskan Raka hari ini.

Sejujurnya, perempuan itu benar-benar tidak ikhlas harus putus dengan Raka, tetapi mau bagaimana lagi? Jika dia tidak memutuskan Raka, Eros pasti akan berbuat hal gila untuk mengancamnya.

"Eros?" Panggil Jingga. Saat ini, sesudah b*rcinta, Jingga dan Eros pun sedang berbaring di kasur milik mereka.

"Hm, kenapa?" Balas Eros dengan mata yang memejam.

"Besok kan weekend, dan aku pengen ketemu sama Raka," ucapan Jingga, sontak membuat laki-laki itu yang tadinya sudah memejamkan matanya, kini pun membuka matanya.

"Apa maksud kamu?" Tanya Eros seraya menatap tajam Jingga.

"Tenang! Kamu jangan marah dulu, aku mau ketemu Raka karena aku pengen putusin dia," jawab Jingga.

"Kenapa mesti ketemu? Apa gak bisa dari chat aja?" Tanya Eros dengan raut wajah tak suka.

"Ros, gak enak lah, masak dari chat. Itu gak sopan namanya," jawab Jingga.

"Ck! Yaudah aku izinin," sahut Eros. "Tapi aku ikut," lanjutnya.

"Janganlah, ntar kalau kamu ikut kan gak enak sama Raka," ujar Jingga gelagapan.

"Oh, jadi kamu takut," ucap Eros.

"Enggakkk, tapi kan gak enak, Ros. Entar Raka mikirnya aku mutusin dia karena kamu,"

"Kan emang gitu faktanya," seru Eros sembari menyeringai.

"ROS!!"

"Intinya aku ikut, kalau kamu gak bolehin, yaudah berarti gak usah ketemu!" Ucap Eros yang tidak mau terbantahkan.

"Fine, kamu ikut. Tapi aku mohon, kamu duduknya agak jauhan ya,"

"Hm, iya?" Jawab Eros yang sebenarnya tak rela.


***


Seperti yang mereka rencanakan kemarin, hari Jingga akan memutuskan Raka. Perempuan itu juga sudah menghubungi Raka untuk mengajaknya bertemu di cafe yang tak jauh dari rumah Eros.

Dan disini lah mereka, dengan raut wajah yang sangat berbeda. Yang satu sangat senang, karena berpikir kekasihnya itu sudah kembali seperti dulu, sedangkan yang satu menampilkan raut wajah gelisah.

"Aku senang, karena akhirnya kamu balik lagi kayak Jingga yang aku kenal dulu," ucap Raka tanpa melunturkan senyumannya sedari tadi.

"Rak, sebelumnya aku minta maaf," ujar Jingga.

"Aku udah maafin kok, aku tau kamu kemarin lagi bad mood banget," balas Raka.

"Bukan soal itu, Rak," tutur Jingga.

Mendengar itu membuat Raka mengernyit bingung. "Terus? Soal apa dong?" Tanya Raka.

"Aku minta maaf. Kayaknya hubungan kita sampai sini aja," jawab Jingga.

"Apaansih? Kamu minta putus gitu?" Tanya Raka.

Jingga mengangguk. "Maaf, Rak," jawab Jingga.

"Tapi kenapa? Kenapa kamu minta putus?" Tanya Raka bertubi-tubi. Perasaannya sakit, saat mendengar kekasihnya mengatakan putus padanya.

"Aku mau sendiri dulu, Rak," jawab Jingga.

"BOHONG! INI SEMUA PASTI KARENA EROS KAN? LAKI-LAKI ITU PASTI YANG UDAH NYURUH KAMU BUAT PUTUSIN AKU!" Teriakan dari Raka membuat seluruh pengunjung kini melihat ke arah mereka berdua.

Sedangkan disisi lain, Eros yang mendengar ucapan Raka, seketika ingin sekali membunuh laki-laki itu.

"Sialan, dia pikir dia siapa?" Gumam Eros marah.

"Kamu apaansih, Rak? Malu tau, di lihatin orang-orang," kata Jingga kesal.

"BIAR, BIARIN SEMUA ORANG TAU, KALAU KAMU UDAH NYAKITIN PERASAAN AKU," sahut Raka.

"Rak, aku gak bermaksud nyakitin kamu, lagipula ini kemauan aku sendiri, bukan suruhan dari Eros," bohong Jingga.

"See? Kamu belain dia!" Ujar Raka.

"AKU GAK BELAIN DIA! Terserah, terserah deh kamu mau mikir gimana, intinya aku minta putus sama kamu. Maaf," setelah mengatakan itu Jingga dengan segera bergegas pergi dari cafe itu tanpa menunggu balasan dari Raka.

"SIALAN LO, JINGGA!" Teriak Raka marah.

Eros yang melihat sang istri sudah keluar dari cafe, lantas pun ikut menyusul sang istri.

***

"Bagus, aku suka gaya kamu," puji Eros kepada Jingga.

"Kamu tau, Jingga. Ngelihat Raka kayak tadi, ngebuat aku ngerasa dejavu," ucap Eros sembari terkekeh. "Cuma bedanya aku dulu masih tetap sayang ke kamu, gak tau deh kalau Raka gimana," lanjutnya.

"Apaansih, kenapa di bahas lagi?" Kesal Jingga.

"HAHAH, oke sorry. Kita pulang aja ya," ajak Eros.

"Hm," balas Jingga.

'Aku benar-benar minta maaf, Rak. Aku gak bermaksud nyakitin kamu, asal kamu tau, hati aku bahkan jauh lebih sakit waktu ngucapin putus sama kamu,' batin Jingga sedih mengingat kejadian beberapa menit yang lalu.


***


Baru saja sampai di rumah, Jingga terkejut karena melihat kopernya dan koper milik Eros yang tergeletak di atas kasur.

"Eros, kenapa ada koper kita disini?" Tanya Jingga sembari mengenyit bingung.

"Aku yang nyuruh para maid untuk prepare baju-baju dan segala kebutuhan kita lainnya ke dalam koper," jawab Eros dengan santai.

Jingga yang mendengar jawab dari Eros, seketika pun semakin di landa kebingungan. "Ha? Emangnya kita mau kemana?" Tanya Jingga.

"Ohiya, aku belum bilang ya sama kamu? Kita kan mau pindah dari rumah ini, sayang." Jawab Eros sembari tersenyum manis.

"Pindah?" Beo Jingga.

"Iya, pindah ke rumah yang hanya ada kita berdua. Aku sengaja pindah hari ini, karena kamu udah putusin Raka," tutur Eros.

"Maksud kamu apa?" Tanya Jingga dengan perasaan yang tak enak.

"Sayang, aku udah ngerencanain ini semua dari jauh hari. Kalau kamu udah putusin Raka, aku bakal bawa kamu pergi jauh dari orang-orang disini, termasuk mama sama papa kamu. Jadi cuma ada kita berdua di kehidupan baru kita nanti, sayang," jawab Eros sembari menyeringai.














Gatau kapan lagi updatenya

Soalnya malas ngelihat yang baca makin dikit, plus vote dan komennya dikit

See u

Crazy ErosTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang