28. Tersebar

3.9K 210 24
                                    

Hai guys, i'm back!

Maaf ya baru bisa update lagi sekarang, because aku udah masuk kuliah, jadi bakalan jarang update deh.

Tapi entar aku usahain deh, buat sering update yak.

Jangan lupa vote dan komennya!

Happy reading 💗





***

"Assalamualaikum." Ucap Jingga ketika baru saja sampai di rumah.

"Waalaikumsalam." Sahut Evan dan Rachel yang duduk di sofa ruang keluarga.

Wanita itu terkejut, ketika melihat kedua orang tuanya yang ternyata sudah pulang dari perjalanan bisnisnya.

"Loh, kalian udah pulang?" Tanya Jingga sembari menyalami keduanya secara bergantian. "Bukannya katanya kalian pulangnya 5 hari lagi ya?" Sambungnya.

Memang, tadi malam, sang mama meneleponnya untuk memberitahu bahwa keduanya tidak jadi pulang hari ini, oleh sebab itulah, melihat kedua orang tuanya yang sudah ada di rumah hari ini membuat dirinya terkejut.

"Enggak jadi, sayang. Soalnya kami udah kangen banget sama anak gadis kami yang cantik ini." Jawab Rachel seraya menyolek dagu sang anak.

Mendengar itu membuat Jingga tersenyum sekaligus bersedih. Sedih karena mendengar ucapan mamanya yang menyebutnya "gadis" bagaimana jika kedua orang tuanya itu tau, bahwa anak perempuannya ini sudah tidak gadis lagi. Jingga takut, sangat takut, dia yakin, jika kedua orang tuanya itu tau, pasti mereka akan kecewa dengan dirinya, dan Jingga tidak tau, bagaimana nasib kedua orang tuanya jika mereka mengetahui ini. Ingin sekali Jingga berkata jujur, tapi Jingga tidak seberani itu.

"Jingga juga kangen sama kalian berdua." Katanya dengan jujur.

Kemudian gadis itu memeluk kedua orang tuanya. Dan orang tuanya pun membalas pelukannya.

Tak lama, ketiganya pun melepaskan pelukannya.

"Papa sama mama bawain oleh-oleh tuh buat kamu." Ujar Evan.

"Wah, serius?" Tanyanya dengan mata berbinar.

"Iya, tadi udah mama taruh di dalam kamar kamu." Jawab Rachel.

Jingga tersenyum manis. "Makasih mama, papa. Jingga makin sayang deh sama kalian." Katanya dengan tulus.

"Sama-sama, sayang." Ujar kedua orang tuanya berbarengan.

"Yaudah kalau gitu Jingga ke kamar dulu ya ma, pa. Jingga capek pengen istirahat." Pamit Jingga yang di jawab anggukan oleh keduanya.


***


Sesampainya di kamarnya. Wanita itu langsung merebahkan dirinya di kasur empuknya.

Jingga menghela nafas sembari menatap langit-langit kamarnya. Gadis itu sedang memikirkan pembicaraannya dengan Eros tadi.

Flashback on.

"Kamu yakin masih mau nolak aku? Kamu gak lupa kan sama omongan aku kemarin? Kamu pikir itu cuman ancaman semata? Kamu pikir aku main-main? Enggak, Jingga! Aku seriusan, kalau sampai kamu nolak aku lagi, video itu bakalan langsung tersebar dengan cepat." Katanya sembari menyeringai. "Kamu gak mau kan, reputasi kamu jadi buruk di depan orang-orang? Bayangin, gimana jadinya kalau sahabat kamu tau? Mereka pasti gak akan mau temenan sama kamu lagi. Terus kalau orang tua kamu tau, mereka pasti kecewa banget sama kamu, karena kenyataannya, putri yang mereka sayang, ternyata udah ngelakuin hal yang gak senonoh. Dan ohiya, pacar kamu itu, kamu seandainya dia tau, dia pasti bakalan mutusin kamu, Jingga." Sambung Eros dengan panjang lebar.

Crazy ErosTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang