Jasmine melangkahkan kakinya menuju pintu keluar hendak membuang sampah yang berada di sebrang minimarket tempat ia bekerja. Ia mendengar bisik-bisik pelanggannya dengan jelas di telinganya.
"Oh,My.... Itu bule kok ganteng bangetttt sihh nov, ya Lord. Mau dong jadi pacarnyaaa"
"Gue juga tau tuh bule ganteng. Jangan gatel deh yeee.... Noh lakiklu pikirin! Ganjen amat!"
"Apaaan sih lo Cla! Nyebut-nyebut lakik gue. Nggak senang banget liat bestienya bahagia."
"Bahagia sih bahagia Dewi pertiwi syalalal oioiiii. Tapi masalahnya nih yee tuh bule mau kaga sama modelan ketoprak elo!"
"Bahasa lo, kamvrett! Kali aja tuh bule kepincuttt sama gue. Gue kan cakep dari lahir"
"Anjiiiirrrr.... Kalau dia mau nih ye sama lo, gue rela jadi babu lo se umur hidup guee..."
Jasmine yang mendengar percakapan Ibu-ibu itu hanya bisa terkekeh geleng kepala. Jasmine melirik Bule yang jadi bahan gibahan Ibu-ibu itu. Wajah Pria bule itu terasa tidak asing untuknya tetapi ia mengakui ketampanannya. Jasmine menghentikan pandangannya, ia harus mengingat bahwa saat ini masih jam kerjanya. Jasmine kembali kekasir melanjutkan pekerjaannya.
Jason masuk ke dalam Minimarket. Pandangannya langsung mencari wanita manis yang ia rindukan. Siapa lagi kalau bukan Jasmine Willers? Wanita yang mampu menggetarkan atas bawah miliknya.
Seperti adanya daya tarik yang kuat antara Jason dan Jasmine. Tatapan mata mereka bertemu. Jason tampak tersenyum pada Jasmine. Jasmine yang sadar Pria asing itu tersenyum padanya, membalasanya dengan senyuman manisnya. Baru kali ini sosok wanita yang membuat Jason menjadi salah tingkah hanya dengan sebuah senyuman. Seperti yang terjadi saat ini. Jason menggaruk lehernya yang tidak terasa gatal. Kemudian ia mengambil minuman kaleng lalu melangkahkan kakinya menuju kasir untuk membayar minuman kaleng. Jason bukan orang yang sabar untuk mendapatkan sesuatu yang ia inginkan tetapi kali ini terasa berbeda. Ia bahkan rela mengantri membayar minuman hanya demi menatap wanitanya sedikit lebih lama."ini saja belanjanya tuan? Isi pulsa sekalian?"
"tidak nona terimakasih"
"terima kasih tuan sudah belanja disini, hati-hati diperjalanan anda"
Jason menganggukan kepalanya lalu melangkahkan kakinya keluar dari minimarket tempat Jasmine bekerja.
Walaupun Jason pria asing yang bukan berasal dari negara Indonesia. Tetapi ia mampu berbahasa indonesia dengan baik. Ia sempat mempelajari secara khusus untuk bahasa-bahasa asing termasuk Bahasa Indonesia, Spanyol, Korea, Jepang dan China. Jason lebih banyak berkomunikasi dengan para rekan bisnisnya menggunakan bahasa umum. Ia tidak perna sedikitpun menunjukan pada rekan bahkan lawan bisnisnya bahwa ia menguasai berbagai bahasa itu .
Duduk di dalam mobil dengan sebotol minuman kaleng yang ia beli dari minimarket, tatapan mata penuh kerinduan itu terus memandang wajah cantik Jasmine. Senyumannya sudah menjadi candu baru untuk Jason. Bayang-bayangan wajah Jasmine selalu mengganggu pikirannya. Melihat Jasmine menyapa pelanggan dan tersenyum membuat hatinya selalu bergetar. Jason ingin sekali segera memiliki wanita pujaannya itu dalam hidupnya. Kegiatan seperti ini sudag beberapa kali ia lakukan tetapi baru sekarang ia berinisiatif masuk membeli sekaleng minuman untuk bisa langsung melihat wajah Jasmine.
Sudah hampir sejam ia duduk didalam mobil hanya untuk melihat Jasmine.
"Tuan" ujar Robert."Penerbangan kita menuju Italia pukul lima sore, Tuan. Ini sudah hampir pukul lima sore, kita harus segera menuju ke bandara, Tuan. Tuan tenang saja, saya sudah perintahkan orang kita untuk menjaga Nona Jasmine disini." Robert selalu mengerti apa yang di inginkan oleh Jason. Hal inilah yang membuatnua memilih Robert menjadi tangan kanannya. Ia tidak perlu lagi memerintahkannya untuk melalukan ini dan itu. Jason menganggu ean melirik ke arah Jasmine "jika tiba waktunya, aku akan membuatmu menjadi milikku, Jasmine. Kamu hanya milikku. Milik Jason Anderson" gumam Jason dalam hatinya.
***
Jasmine telah menyelesaikan pekerjaannya. Saat ini Jasmine lembur lagi-lagi membuatnya harus pulang telat dari sebelumnya. Seperti biasa awal bulan tempat ia bekerja sangat ramai. Ia berjalan kaki menuju ke rumahnya. Jasmine melihat Ibu arya salah satu tetangganya berjalan membawa kantongan plastik besar yang terlihat sangat berat. Jasmine berlari menghampiri Ibu arya.
"Halooo Bibi.... Kenapa jalan sendirian sih malam-malam begini. Ntar diculik loh.. bi, sini biar Jasmine bantu bawa barang..bibi"
"Aduhhh gadiss cantiknya Bibiii,.. jangan sayang ini berat. Kamu pasti baru pulang kerjakan.. pasti capek. Biar bibi saja"
"Nggak apa-apa bi, Jasmine kuat kok. Liat dong otot Jasmine..nihhh"
Bibi Arya adalah seorang Janda yang tinggal bersebelahan dengan rumah Jasmine. Ia hidup berdua dengan putranya yang saat ini masih Sekolah Dasar. Suaminya pergi meninggalkan Bibi arya karna suaminya ketahuan bersingkuh dengan Mantan kekasihnya dulu. Saat ini suaminya sudah menikah. Bibi Arya adalah wanita yang sangat cantik. Banyak pria yang datang untuk melamarnya tetapi ditolak oleh Bibi arya karna ia ingin fokus membesarkan Putranya. Ia tidak ingin jika ia menikah ia akan mengelantarkan putranya. Ia tau pria yang datang itu hanya menginginkan dirinya bukan putranya..
Bibi arya bekerja sebagai Office girl di satu perusahaan dan untuk menambah penghasilan dia menerima cucian pakaian kotor para tetangga, jadi kantongan plastik yang dibawanya pasti isinya cucian kotor yang dari para pelanggannya."Gadisku yang cantiknya pool kok beberapa hari ini bibi perhatikan pulangnya telat terus? Banyak pelanggan y?"
Jasmine menganggukan kepalanya.
"Iya bi, inikan awal bulan jadi ya gitu rame banget minimarketnya. Bibi sendiri gimana? Pagi kerja, malamnya mencuci baju tetangga. Apa nggak capek?""Semua ini bibi lakukan demi putra bibi, nak. Bibi tidak ingin Putra bibi merasa kekurangan. Jadi bibi mesti giatt bekerjaa" Jawab bibi arya sambil tertawa kepad Jasmine.
"Sudah sampai, bi.. bibi istirahat ya." Jasmine membawa kantongan tas milik bibi arya sampai di depan rumahnya.
"Makasih loh gadisku yang cakep ini. Kamu jangan bekerja terlalu keras ya nak, kamu kan masih sekolah. Kqlau kamu belum sempat menyuci pakaianmu, berikan pada bibi ya.. biar bibi aja yang cuci. Kan gadisku yang cantik ini sudah banyak membantu bibi"
"Terimakasih Bibi... Tapi Jasmine masih bisa kok nyuci sendiri. Nanti kalau Jasmine nggak sempat menyuci. Jasmine akan titip sama bibi ya"
Jason baru saja menyelesaikan latihannya. Setiap ia memiliki waktu luang ia selalu menyempatkan untuk berolaraga. Untuk menjaga kesehqtan ran kebugaran tubuhnya.
Dengan handuk yang bergantung di leher, ia melangkahkan kakinya berjalan menuju meja yang ada di ruang latihannya. Ia mengambil ponsel lalu membaca pesan masuk di ponselnya. Ia mengecek satu persatu isi pesan masuk yang ia dapati hanya perihal pekerjaannya. Lalu kemudian ia tersenyum melihat pesan masuk yang baru saja dikirim oleh Robert untuknya.
Robert mengirim foto-foto Jasmine yang berisi tentang seluruh kegiatan Jasmine hari ini. Melihat foto Jasmine membuatnya semakin merindukan wanitanya itu. Foto Jasmine berangkat ke sekolah, foto Jasmine saat bekerja membuatnya tersenyum. Wanitanya itu terlihat begitu cantik.Sebenarnya Jason sudah ingin sekali segera memiliki Jasmine dalam hidupnya. Ia ingin Jasmine mendapatkan kehidupan yang layak yang tidak perlu lagi bekerja sebagai kasir di minimarket dan tinggal dirumah kumuhnya. Ia ingin Jasmine hidup dalam kenyamanan dan berkecukulan tetapi ia sangat mengerti gadisnya itu karna dari yang ia ketahui Jasmine bukanlah seseorang yang dengan mudah menerima pemberian orang lain.
![](https://img.wattpad.com/cover/312414066-288-k210858.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
My Hot Sugar Duda
Romance21++ Jasmine Willers. Gadis anggun yang sangat menawan dimata para lelaki, perawakannya bak dewi yunani. Jasmine adalah seorang pelajar yang merangkap sebagai seorang karyawan supermarket yang tidak jauh dari rumahnya. Jason Anderson. Seorang duda y...