PART 6

31.6K 464 2
                                        

Gugup dan malu itulah yang dirasakan Jasmine saat ini. Sebelumnya ia belum perna janjian bersama seorang pria apa lagi saat ini Jasmine berada direstoran mewah yang ada dikotanya. Ia tidak tau harus mulai darimana percakapan antara dirinya dengan Calvin, pria yang baru dikenalnya dengan ketidaksengajaan itu. Jasmine ragu jika ia akan berhasil mendapatkan pinjaman uang dari calvin, jika calvin tidak memberikam pinjaman itu pasti sangat memalukan baginya, tapi apa boleh buat ini demi ibunya, demi keselamatan orang yang sangat dicintainya, urusan malu itu belakangan yang penting ia berusaha sebaik mungkin.

"hai Jasmine, apa aku membuatmu menunggu lama?" Calvin baru daja hadir ditempat yang mereka janjikan untuk bertemu.

"ahh tidak Calvin, saya juga baru sampai"

"apa kamu sudah memesan minuman untukmu?"

"hah? Hmm belum aku menunggumu"

"baiklah biar aku pesankan minuman untuk kamu"

"terimakasih"

Calvin memanggil waiters restoran itu dan memesan minuman untuk mereka berdua, yang kita tau bahwa Jason ikut bersama calvin ditempat itu tapi Jason memilih duduk di meja lain yang tidak terlalu jauh dengan meja mereka supaya dapat memantau dan mendengar percakapan antara Calvin dan Jasmine.

"apa yang ingin kamu bicarakan pada saya, Jasmine?"

"saya sedang membutuhkan bantuan anda"

"baiklah, apa yang bisa saya bantu untuk nona cantik seperti kamu?"

"saya membutuhkan uang untuk biaya pengobatan ibu saya, apa anda bersediah meminjamkan uang pada saya? Rumah saya sebagai jaminannya walaupun harganya tidak sebanding dengan nominal pinjaman saya"

"berapa kira-kira yang kamu butuhkan?"

"350juta"

"banyak juga, bukan saya tidak mau menolong kamu, tapi uang saya tidak cukup untuk membantumu Jasmine, saya hanya karyawan biasa diperusahaan kecil dengan gaji yang cukup untuk diri saya sendiri"

"tidak apa-apa Calvin, saya mengerti kondisi anda. Saya akan memikirkan cara lain untuk mencari pinjaman itu"

"meskipun saya tidak bisa membantumu memberikan pinjaman, tapi ada teman saya yang bisa menolong untuk meminjamkan uang padamu Jasmine, itupun kalau kamu mau"

"Saya mau, tolong bantu saya"

"baiklah Jas, tapi ada hal yang harus kamu ketahui Jasmine, kalau teman saya tidak akan memberikan pinjaman dengan secara sukarela, apa kamu mau?"

"mau vin, hari ini ibu saya harus dioperasi dan saya harus segera menyiapkan uang untuk membayar biaya pengobatan ibu saya, jadi apapun yang di inginkan oleh teman kamu saya akan turuti walau jadi Pembantunya seumur hidupku"

"baiklah Jasmine, bersiaplah nanti malam kamu saya pertemukan dengan teman saya dan jangan terlambat ya, saya akan kirim kan alamatnya padamu"

"terimakasih Vin, saya sudah banyak merepotkan anda"

"saya tidak bisa membantumu dengan pinjamkan uang Jas tapi saya bisa menolong kamu untuk mencarikan pinjaman pada teman saya"

"itu sudah lebih dari cukup Vin, kamu sudah sangat membantu saya"

"baiklah, sampai jumpa Jasmine"

"hati-hati dan terima kasih Calvin"

"sama-sama Jasmine"

Jason tersenyum penuh dengan kemenangan, apa yang ia rencanakan dengan Calvin berjalan dengan sangat mulus, akhirnya ia bisa berjumpa langsung dengan wanita pujaannya. Awalnya Jason hanya penasaran dengan wanitanya itu bagaimana tidak, dengan menatap mata indahnya saja adik dibawahnya sudah bereraksi dengan sempurna padahal yang Ia tau berbagai cara sudah dilakukan untuk membangunkan adiknya bahkan Jason sering ditertawakan oleh sahabat sialannya itu karna adiknya impoten alias tidur tidak bangun-bangun. Berbulan-bulan Jason menjadi seorang penguntit, seluruh kegiatan Jasmine bahkan ia juga menyadap ponselnya untuk mengetahui kegiatan apa saja yang ia lakukan setiap hari, semakin mengenal Jasmine mala semakin membuat hatinya menghangat, kepribadian Jasmine yang tangguh membuat Jason jatuh hati kepadanya dan semakin ingin memilikinya.

Ting (suara pesan masuk)

"Jasmine, pukul 19.30 malam dia menunggumu di Caffe Bennedict, meja sudah dipesan atas nama Jason Anderson"

"baiklah, terimakasih Calvin"

"semoga berhasil".

CAFFE BENNEDICT

"Maaf tuan, saya mau tanya meja atas nama Jason Anderson sebelah mana ya?"

"boleh saya lihat kartu identitas anda?"

"ini"

"baiklah nona, ruangan Tuan Jason ada dilantai 2 ruangan VVIP"

"terimakasih"

"sama-sama nona"

Jasmine menatap wajah pria tampan nan dingin itu dengan perasaan tegang. Didalam hati, ia sangat berharap pria itu memberikan pinjaman uang kepadanya.

"maaf nona, sangat tidak mungkin saya meminjamkan uang saya kepada orang yang baru saya kenal apa lagi nominalnya ratusan juta"

Jasmine membuang nafas berat mendengar jawaban yang sudah ia duga sebelumnya. Pria itu benar, siapa yang mau meminjamkam uang kepada orang yang tidak dikenal apa lagi jumlahnya sebesar tiga ratus juta. Orang bodoh saja tidak mau apa lagi seorang pengusaha ia pasti akan menolaknya tanpa pikir panjang.

"saya berani melakukan apa saja yang tuan inginkan, tolong bantu saya tuan, ibu saya harus segera di operasi malam ini juga" ujar Jasmine dengan bibir gemetar, wajah yang memerah menahan malu. Ia menunduk dan memainkan jarinya untuk menghilangkan kegugupanya.

"yakin?"

Jasmine mengangkat wajahnya dan menatap pria yang berada dihadapannya. Ia mengangguk, ia sudah tidak ada pilihan lain selain menganggukan kepalahnya.

"baiklah, saya akan membantu anda" Jason menatap Jasmine dalam-dalam dengan tatapan menilai. "tapi ada syaratnya" imbuhnya.

Jasmine terdiam, dan ia menatap bibir yang mengucap dua patah kata itu, seharusnya ia tidak perlu heran lagi mendengarnya. Di dunia ini sudah sangat langkah menolong tanpa pamrih.

"apa syaratnya?"

"Jadi istriku".

JASON ANDERSON

JASMINE WILLERS

My Hot Sugar DudaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang