"Al, apa kau sudah menemukan keberadaanya?"
"Sudah, Tuan. Saat ini Target kita sedang berada di kediamannya bersama dengan istri dan orangtuanya."
"Seperti yang saya katakan padamu, Al. Rencana kita kali ini nggak boleh gagal atau nyawamu yang akan menjadi penggantinya. Apa kau mengerti?"
"Baik, Tuan. Kami akan melaksanakannya sesuai arahan dari anda."
"Saya tunggu kabar baik darimu, Al." Tampak Pria sosok misterius sedang menguhubungi seseorang di sebrang sana.
***
Dalam diam Dion memperhatikan istrinya yang tampak gelisah memikirkan sesuatu. Dion menghampiri Etha lalu duduk di sebelah istrinya." Apa terjadi sesuatu padamu? Kau tampak sedang memikirkan sesuatu."
"Aku sedang memikirkan menantu kita, Dad."
"Ada apa dengan menantu kita, sayang? Kenapa kau terlihat begitu khawatir."
"Agnes telah kembali, dad. Wanita ular itu sudah berani menemui menantu kita. Aku takut Agnes menyakiti menantu kita"
"Apa maksudmu sayang? Walaupun dia kembali, Jason tidak akan membiarkan Agnes mendekati menantu kita."
"Entahlah Dad, aku hanya khawatir pada Putraku dan menantuku. Mereka sudah bahagia saat ini. Aku hanya tidak ingin seseorang akan hadir untuk merusak kebahagiaan anak dan menantu kita."
Dion menarik salah satu tangan istrinya lalu membawanya kedalam pelukannya. "Itu tidak akan terjadi, sayang. Jason sangat mencintai menantu kita. Jangan mengkhawatirkan mereka"
"Mungkin aku hanya sedikit trauma Dad dengan adanya Agnes. Saat mendengar Agnes menghampiri Jasmine membuatku takut."
"Kita berdoa saja semoga pernikahan Putra kita di limpahi segela keberkahaan, sayang. Sekarang mari kita istirahat atau mau akuuu ninaboboin kamu?"
"DAD! uda tua juga, nggak ingat umur kamu. Uda mau punya cucu loh Dad."
"Tua-tua gini masih kuat buat istriku jerit-jerit keenakan, sayang. Yuk mau ya? Uda lama nggak dikasih jata dianya." Dion mengarahkan tangan Etha tepat di tengah selangkangannya.
"Astaga, Dad! Baru kemarin kau minta jatah. Sekarang lagi? Ya Tuhan, benar apa kata pepatah yaa.. makin tua makin jadi."
"Ngocehh mulu sayang, ini uda terlanjur tegang"
Dion tersenyum mesum pada istrinya. Ia tau Etha tidak akan menolaknya atau bisa dibilang tidak perna menolaknya. Pesona Dion masih cukup mampu untuk menaklukkan Etha. Walaupun Dion tampak berumur yang sedang menantikan kehadiran calon cucu-cucunya tetapi jika di ajak bertempur di atas ranjang maka ia akan memastikan Etha akan Klimaks berkali-kali.
***
Ponsel milik Jasmine berdering."Halo, selamat siang, apa saya bisa berbicara dengan Ny. Anderson?"
"Halo, Saya sendiri. Ini siapa?"
"Maaf, Ny. Mengganggu aktifitas anda. Saya hanya ingin memberitahukan jika Ibu Merry Willers sudah siu-ma"
Jasmine memutuskan panggilan dari pihak rumah sakit dengan sepihak. Ia menangis menggenggam erat ponselnya. Jason yang baru saja selesai mandi, melihat istrinya sedang menangis lalu ia langsung menghampiri istrinya.
"Kenapa menangis, sayang. Hmm?"
"Ibuu....mas"
"Ibu? Kenapa dengan Ibu? Apa yang terjadi?" Jason mendengar kata ibu yang di ucapkan Jasmine membuatnya khawatir pasalnya Ibu mertuanya saat ini sedang di ruang ICU.
"Ibu...mas.. sudah siuman."
"Syukurlah. Sekarang yuk kita istirahat. Besok kita akan mengunjungi Ibu di rumah sakit." Jasmine mengusap airmatanya di pipi lalu tersenyum dengan perlakuan manis suaminya.
Jasmine sangat bersyukur memiliki suami seperti Jason. Ia tidak perna menyesali pernikahan mereka walaupun usianya terbilang sangat muda. Kini mereka berdua tengah bersama-sama menunggu kehadiran Calon bayi-bayi mereka lahir kedunia. Ia bahagia jika anak-anaknya akan memiliki Ayah seperti Jason.
"Aku mencintaimu, mas. Sangat-sangat mencintaimu."
"Aku juga, sangat mencintai kalian bertiga, sayang."
"Mas, kalau nanti aku pergi. Kamu mau nikah lagi nggak?"
"Kamu ngomong apa sih, Sayang? Kamu mau kemana? Aku nggak akan biarkan kamu pergi!"
"Aku hanya bertanya, mas. Jawab aja."
"Aku tidak akan menikah lagi, jika kamu ingin tau, sayang. Jiwa dan ragaku sudah milikmu."
"Makasih ya mas. Aku bahagia sekali mendengarnya. I love you, mas."
"Loveyou to, Istriku dan calon anak-anakku."
***
Setelah selesai menenangkan Istrinya. Edho meraih ponselnya untuk menghubungi seseorang.
"Hallo, Leo. Aku perlu bantuanmu."
"Apa yang kau butuhkan, Dho."
Edho menceritakan keseluruhan yang ia tau dari Agnes istrinya. Leo yang mendengar cerita itu meragukan kebenaran yang telah ia dengar dari Edho.
"Jadi apa rencanamu saat ini?"
"Aku ingin kau melenyapkan Istri dari mantan suami Agnes."
"Apa kau gila? Itu namanya aku memberikan nyawaku pada suaminya! Apa kau tidak tau siapa Tuan Anderson itu, Dho?"
"Apa Leo yang ku kenal sudah menjadi seekor Kucing yang takut pada seorang billioner?"
"Bukan begitu, Jason Anderson bukan orang sembarangan yang mudah di taklukan apa lagi menyangkut dengan istrinya! Aku perna menghadiri pesta pernikahan mereka dan kau harus tau. Istrinya itu sangat cantik. Sebenarnya aku meragukan kebenaran dari istrimu. Jangan tersinggung bahkan istri Jason jauh lebih cantik dari Agnes istrimu."
"Brengsek kau Leo! Kalau kau tidak mau membantuku, katakan terus terang! Jangan menghina istriku!" Edho memutuskan panggilannya secara sepihak. Darahnya mendidih mendengar Leo membandingkan Agnes dengan istri Jason. "Sialan kau leo! Berani sekali kau menghina istriku. Tunggu, aku akan membalasmu!" Gumam Edho yang tidak terima dengan perkataan Leo, sahabatnya.
Keesokan harinya Sella sedang bersiap-siap untuk ke rumah sakit menjaga kakak sepupunya. Setiap harinya disaat ia memiliki waktu luang, Sella selalu menyempatkan diri untuk datang berkunjung ke ruangan sang kakak. Disaat Sella keluar dari kamarnya kemudian melangkahkan kakinya ke dapur, samar-samar ia mendengar seseorang yang sedang berbicara dengan nada marah-marah. Sella menghampiri dimana suara itu berada. Ternyata suara itu berasal dari Balkon. Ia melihat menantu kesayangannya itu sedang menghubungi seseorang. Saat Sella ingin meninggalkan menantunya lalu hendak kembali kedapur, langkah Sella terhenti ketika mendengar ucapan Menantunya yang membuatnya mematung di tempat. Sella diam ditempatnya dan memilih untuk lebih lama lagi berdiri di tempatnya, ia masih penasaran apa yang baru saja ia dengar dan ia ingin mendengar lebih jelas lagi.
"Untuk apa kau kembali lagi?" Tanya Agnes pada seseorang yang ada di ponselnya.
"Aku merindukanmu, sayang." Jawab seorang Pria yang ada di ponsel Agnes.
"Merindukanku? Setelah kau meninggalkanku dan calon anakmu. Kau bilang merindukanku?"
"Kembalilah padaku, Agnes. Aku akan bertanggung jawab atas anak yang kau kandung."
"Brengseekkk! Sampai aku mati aku nggak akan kembali padamu. Anak ini bukan lagi anakmu tapi anak Edho! Suamiku!"
"Hahaha, Anak Edho? Jangan bercanda sayang. Apa aku harus mengulangi kembali malam panas kita berdua?"
"Tutup mulutmu, sialan! Anak ini adalah Anak Edho, calon pewaris keluarga Millers! Menjauhlah dariku sekarang juga. Dan jangan perna kau menghubungiku!" Agnes memutuskan panggilannya. Saat ia hendak ingin kembali ke dapur. Agnes mematung di tempatnya melihat Ibu mertuanya sudah berdiri tepat di belakangnya.
"Mo....m...my!" kata Agnes tergagap terkejut melihat Ibu mertuanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Hot Sugar Duda
Romance21++ Jasmine Willers. Gadis anggun yang sangat menawan dimata para lelaki, perawakannya bak dewi yunani. Jasmine adalah seorang pelajar yang merangkap sebagai seorang karyawan supermarket yang tidak jauh dari rumahnya. Jason Anderson. Seorang duda y...