PART 12

24.2K 444 6
                                        

21+

Setelah memperkenalkan Jason kepada kedua sahabatnya, ia dan kedua sahabatnya permisi pergi ke toilet untuk memperbaiki riasan mereka. Tidak lama kemudian sosok wanita cantik datang menghampiri Jasmine dan tidak segan-segan ia menampar wajah Jasmine dengan tatapan membunuh. Ia murka dengan pengumuman kepalah sekolahnya yang mengatakan bahwa Jasmine adalah lulusan terbaik tahun ini. Seharusnya ia lah yang mendapatkan posisi itu bukanlah Jasmine yang ia anggap Wanita Miskin!.

Plakkkkkkk....

"Apa yang kau lakukan pada Jasmine? Kenapa kau menamparnya?" Ucap Karin terkejut melihat jasmine sahabatnya ditampar oleh wanita dihadapannya.

"Dasar wanita murahan, miskin. Seharusnya aku yang mendapatkan predikat terbaik itu bukan kau jalang" ucap wanita itu murka.

"Apa kau gila? Jasmine gadis yang pintar seluruh sekolah ini tau itu"

"Diam kau ! Aku tidak punya urusan denganmu"

"Apa yang terjadi padamu Clara? Aku mendapatkannya dengan jerih payahku sendiri, kenapa kau menamparku?" Jasmine memegang pipihnya yang terasa perih akibat tamparan Clara.

"Nggak usa sok baik, kau tau sendiri aku menginginkan predikat terbaik itu. Kenapa kau yang mendapatkannya? Ohh aku tau pasti kau sudah menyogok kepalah sekolah itu dengan tubuhmukan? Secara kau jalang murahan"

"Jaga mulutmu itu Clara, apa kau tidak sadar diri dengan penampilanmu saat ini? Seharusnya kau berkacalah."

"Aku? Suruh sahabatmu itu berkaca Karin bukan aku. Bahkan saat ini dia menjual dirinya sama Om-om ehh Sugar daddy. Benarkan Jasmine?"

"Aku tidak perna punya masalah padamu Clara, tapi kenapa kau selalu mencari masalah denganku"

"Dengan jadi benalunya kau disekolah ini sudah menjadi masalah untukku Jasmine, gadis miskin, mengandalkan beasiswa. Ciihhh kau bahkan tidak layak berada disekolah ini, bersyukurlah orangtuamu mati saat itu, kalau tidak mereka pasti akan malu punya anak sepertimu"

Plaaakkkkkkk

"Beraninya kau menamparku gadis miskin"

"Apa?! Kau boleh hina aku sepuas yang kau mau Clara, tapi tidak dengan orangtuaku. Walaupun kami hidup miskin bukan berarti kau bebas menghina orangtuaku"

"Hahh, ternyata kau sadar diri juga kalau kau itu miskin Jasmine?, Pria yang mengantarmu tadi itu sugar daddymu kan Jasmine? Bagaimana jadi sugar baby? Menyenangkan bukan, tapi kau pintar juga ya demi menyukupi kebutuhanmu kau bahkan rela menjadi sugarbaby, seharunya kau juga membawa mereka bersamamu"

Jasmine murkah dengan apa yang dikatakan oleh Clara kepadanya, selama ini ia sabar atas perlakuan Clara kepadanya. Tapi saat ini apa yang dilakukan oleh Clara sudah melampaui batas kesabarannya. Ia menjambak rambut Clara hingga Clara merintih kesakitan.

"Tutup mulutmu Clara, jangan sampai aku melakukan lebih dari sekedar ini, aku tidak tau apa masalahmu denganku. Jangan membawa mereka dalam masalahmu. Percayalah Clara, selama ini aku diam diperlakukan tidak baik olehmu karna aku menghargaimu sebagai seorang teman. Tapi sekarang tidak lagi. Aku nggak akan segan-segan melukai wajahmu yang mulus ini dengan tanganku sendiri Clara. Jangan menguji batas kesabaranku"

"Lepaskan brengsek" Jasmine melepaskan Jambakan rambutnya.

"Dasar wanita gila. Aku akan membalas perbuatanmu" ucap Clara meninggalkan Jasmine, Karin dan Belva.

Jason berdiri disamping toilet wanita, ia mendengar semua apa yang terjadi didalamnya bahkan ia juga mengenal Clara wanita yang sudah menampar istrinya. Awalnya Jason ingin menolong Jasmine tapi ia mengurungkan niatnya karna mendengar perlawanan dari Jasmine, Jason tersenyum mendengarnya. Sejak ia mengetahui kalau Jasmine sering dibully oleh Clara ia sangat ingin menghancurkan wanita itu, tapi ia menahan diri demi Jasmine, ia tidak ingin istrinya itu kecewa kepadanya.

Saat ini Jason tengah membawa Jasmine pergi ke tempat yang sudah dipersiapkan olehnya, dalam bentuk merayakan kelulusan istrinya. Setelah sampai tujuan Jason membawa Istrinya masuk kedalam Villa yang sudah di hias secantik mungkin untuk menyambut kedatangan istrinya.
Buket bunga mawar yang sangat indah, disambut dengan pemandangan diluar villa yang sangat menakjubkan membuat Jasmine melupakan kesedihannya. Jason benar-benar membuatnya bahagia saat ini. Ia tidak menyangkah Pria dingin dan kaku itu bisa menyiapkan kejutan seperti ini.

"Apa kamu yang menyiapkan semua ini untuku Jason?"

"Ini semua kulakukan untuk merayakan kelulusanmu Jasmine"

"Ini sangat menakjubkan Jason, sangat indah sekali. Terimakasih"

"Sama-sama. Mau berdansa denganku?"

"Aku tidak bisa berdansa"

"Ikut saja gerakanku Jasmine, aku yakin kamu pasti bisa"

"Baiklah"

Dengan alunan lagu romantis Jason dan Jasmine menikmatinya dengan berdansa bersama, sebenarnya saat-saat seperti ini sudah lama dinantikan oleh Jason, ia sangat mencintai istrinya bahkan ia rela mati demi istri kecilnya.

Jason dan Jasmine saling bertatap muka, bibir munyil Jasmine menggodanya seakan memanggilnya untuk mengecupnya. Perlahan wajah Jason menunduk dan mengecup bibir Jasmine dengan sangat lembut, tidak ada penolakan dari Jasmine ia memperdalam ciumannya. Jasmine tidak tau harus melakukan apa, ia masih belum begitu ahli untuk membalas ciuman suaminya. Ia hanya diam dan menikmati ciuman dari Jason.
"Buka bibirmu untukku Mine"
Jasmine mengikuti apa yang dikatakan Jason, ia membuka bibirnya dan membiarkan Jason menciumnya. Ciuman mereka semakin lama semakin dalam.
Jason mulai gila menari-narikan lidahnya didalam sana. Nafas keduanya menderu, serta saling menyeruhkan erangan kenikmatan. Bahkan tangan Jason yang tadinya hanya bertengger di pundak Jasmin, perlahan sudah mengusap-usap lembut punggungnya.

Perlahan usapannya turun kepinggang. Hingga ke pantat untuk meremasnya. Sesekali Jason juga menekan pantat Jasmine agar milik mereka saling bertemu dan saling merasakan.

"Aaahhhh Jason" desah Jasmine sambil memeluk leher Jason.

Tangan Jason masuk kedalam baju Jasmine dan meremas salah satu payudaranya yang masih tertutup dengan bra. Ukuran payudara Jasmine sangat pas digenggamannya.
Ini bukan yang pertama kali yang dilakukan oleh Jason, Jasmine merasakan ada getaran aneh ditubuhnya. Terlebih lagi ketika milik Jason bergesekan dengan tubuhnya dan menekannya sungguh membuat getaran itu semakin terasa sangat nikmat.

Jason terus menggesekan miliknya dibalik celananya yang menonjol.

"Shiitt, dengan begini saja kau begitu nikmat mine!"
"Jass"
"Apa kau merasakannya mine?"

Kriukkk kriuukk suara perut Jasmine

Suara itu seketika menghentikan kegiatan kedua insan itu.

"Maafkan aku Jas, tapi aku lapar. Aku belum makan dari siang".

My Hot Sugar DudaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang