Kring... (Suara ponsel milik Liam)
"Hallo, Tuan. Maaf mengganggu anda. Ada hal penting yang harus saya sampaikan pada anda, Tuan."
"Apa yang terjadi?"
"Begini Tuan, beberapa anak buah yang sudah kita tugaskan untuk menculik Nyonya Anderson ditemukan tewas di dasar jurang."
"Apa maksudmu, Al! Kau baru saja mengatakan padaku jika kau sudah mendapatkan wanita itu!"
"Tadinya Nyonya Anderson sudah bersama dengan anak buah kita, Tuan. Tetapi disaat kami tiba di bandara, anak buah kita di serang oleh segerombolan orang yang tidak kita kenal lalu membawa Nyonya Anderson pergi. Anak buah kita dibuang ke jurang lalu mereka membakar mereka hidup-hidup, Tuan."
"BRENGSSEKKKKKK!!!!!! AKU TIDAK MAU TAU AL, KAU HARUS MENDAPATKAN WANITA ITU KEMBALI! KALAU TIDAK, AKU YANG AKAN MEMBUNUHMU SAAT ITU JUGA. KAU MENGERTI!!!"
"Ba...ik Tuan..."
Tuutt...tuttt... Liam memutuskan panggilannya pada tangan kanannya.
"SIAL!!!!! SIAPA MEREKA YANG MENCOBA MENGGANGGU RENCANAKU!" Gumam Liam.
"Apa yang terjadi? Siapa yang menghubungimu?" Liam terkejut mendengar suara Agnes yang saat ini berada di belakangnya. Dengan cepat Liam mengubah Ekspresinya yang tadi terlihat kacau kembali lembut. Jika orang lain yang sudah lama mengenal Liam tidak akan heran dengan sifatnya yang seperti bunglon. Ia memiliki kemampuan yang mampu berubah-ubah. Ekspresi yang bisa ia sesuaikan kapanpun ia inginkan. Keahlian itulah yang mampu menipu para pesaing didunia mafia.
"Orang kantor, sayang. Ada sedikit masalah disana. Tidurlah lagi, kau pasti sangat lelah saat ini, atau kau ingin kita mengulang percintaan kita yang panas itu lagi?"
"Bajingan! Menjauhlah.. Aku bahkan jijik dengan tubuhku sendiri saat ini" Agnes mengenakan pakaiannya satu persatu setelah itu ia hendak pergi dari apartemen milik Liam karna ia tidak ingin terlalu lama disini. Suami bodohnya itu pasti akan mencarinya nanti.
"Kau bahkan mendesah namaku berkali-kali tadi sayang. Baiklah kau boleh pulang. Tapi ingat, kau boleh datang kapanpun ditempat ini jika milik Edho tak bisa memuaskanmu seperti percintaan kita tadi." Liam tersenyum devilnya.
"Tutup mulutmu, brengsek!" Agnes meraih tasnya lalu melangkahkan kakinya keluar dari apartemen milik Liam.
****
Reyyen menatap wajah cantik seorang wanita yang sedang terlelap saat ini. Ia bersyukur anak buah sahabatnya itu bergerak cepat disaat mengetahui bahwa Jasmine telah diculik oleh orang yang menggunakan topeng disaat ia hendak keluar dari rumah sakit menuju mobil yang sudah menunggunya di parkir lobby. Ia tidak bisa membayangkan jika anak buah sahabatnya itu terlambat menyelamatkan putrinya itu. "Ya Tuhan, cobaan apa lagi yang kau berikan pada putri hambamu ini? Lindungi dia Tuhan" Doa Reyyen dalam hati untuk Putrinya.Dengan perlahan Jasmine membuka matanya, tangannya mengelus lehernya yang teramat sakit.
"Apakah lehermu masih sakit nak?" Suara itu terlihat tidak asing di telinga Jasmine.
"Paman Rey? Kenapa Pa.a ada disini? Ja..ngan bilang...."
Reyyen mengangguk. "Anak buah sahabat Pamanlah yang sudah menyelamatkanmu, Nak. Lalu mereka membawamu padaku. Bagaimana keadaanmu saat ini? Apa ada yang sakit?"
Jasmine menggelengkan kepalanya. "Aku baik-baik saja, Paman. Terima kasih sudah menyelamatkanku. Tapi, bagaimana bisa Paman mengetahui jika aku sedang diculik?" Tanya Jasmine penasaran.
"Kebetulan Paman Daniel Masih berada di Italia untuk beberapa urusan penting, Nak. Anak buahnya tidak sengaja melihatmu dibawa oleh orang yang tidak dikenal, mereka mengikutimu. Mereka juga melihat penculik itu membuang supirmu di jalanan dengan keadaan pingsan lalu membawamu kebandara.."
"Ban...da..ra?" Reyyen mengangguk.
"Mereka hendak membawamu ke Jerman. Terlebih lagi yang menculikmu bukan dari kalangan penculik biasa nak. Tetapi mereka adalah Mafia yang berasal dari Jerman.".
"Ma....fiaaa? Bagaimana bisa Paman? Aku bahkan tidak mengenal mereka."
"Kau tidak mengenalnya nak. Tetapi suamimu pasti mengenalnya." suami? Ya Tuhan bagaimana bisa aku melupakan Mas Jason. Aku harus menghubunginya dia pasti sangat mengkhawatirkanku" gumam Jasmine.
"Paman, bolehkah aku meminjam ponselmu? Aku ingin menghubungi suamiku..."
"Ini, pakailah selama yang kau inginkan. Jason saat ini pasti sangat bingung mencari keberadaanmu, nak."
"Terimakasih Paman,"
"Sama-sama. Kalau begitu Paman keluar sebentar, Paman akan kembali waktu makan siang." Sebenarnya Jasmine segan dan merasa tak enak hati sudah terlalu banyak menyusahkan Reyyen. Ia bahkan sudah berhutang budi pada Reyyen yang sudah menyelamatkannya dari penculikan tersebut.
"Sekali lagi terimakasih, Paman" ucap Jasmine.
"Jangan merasa sungkan, nak. Kau adalah anakku maksud Paman.kau adalah keponakan Paman. Sudah seharusnya Paman menyelamatkanmu nak. "
Setelah Reyyen meninggalkan ruangan rawat inap milik Jasmine. Jasmine bergegas menghubungi Jason, suami tampannya itu. Ia begitu merindukan suaminya saat ini.
"Hallo...."
"Hallo, Mas Jason.. ini aku Jasmine"
"Ya Tuhan, Sayang. Ini beneran kau? Kau dimana? Hmmm.... Aku akan datang menjemputmu. Kau baik-baik saja kan?"
"Mas... Pertanyaannya satu-satu dong. Aku bingung mau jawab yang mana!"
"Maafkan aku sayang, aku terlalu khawatir padamu. Aku sangat merindukanmu sayang. Kaudimana?"
"Saat ini aku berada di Amerika, Mas. Mereka membawaku ke negara ini. Aku tidak tau ini dimana yang jelas aku berada di rumah sakit"
"APAAAA!!!!! RUMAH SAKIT!!! APA KAU TERLUKA? AN..AK KITA? APA KALIAN BAIK-BAIK SAJA?" Tanya Jason Berang mendengar istrinya berada di rumah sakit.
"MASSS! telingaku sakit mendengar teriakanmu!"
"Maa...afkan aku... Aku khawatir sayang."
"Kami baik-baik saja Dadd, datang kemari jemput kami, Daddy." Ucap Jasmine dengan nada yang dibuat-buat seperti seorang anak kecil.
"Sabar ya sayang, mas akan berangkat kesana sekarang. Tunggu Aku. Jangan kemana-mana ya sayang..."
"Iya Mas, hati-hati. Kami mencintaimu"
"Aku juga sangat mencintaimu, sayang."

KAMU SEDANG MEMBACA
My Hot Sugar Duda
Romance21++ Jasmine Willers. Gadis anggun yang sangat menawan dimata para lelaki, perawakannya bak dewi yunani. Jasmine adalah seorang pelajar yang merangkap sebagai seorang karyawan supermarket yang tidak jauh dari rumahnya. Jason Anderson. Seorang duda y...