PART 61

10.1K 233 25
                                    

Kedua mata Jasmine masih terjaga disaat waktu sudah menunjukan pukul 00.30 Malam. Reyyen yang tadinya menjaga Jasmine sudah kembali di kediamannya karna Jasmine yang memintanya. Jasmine tidak ingin terlalu merepotkan  Reyyen, karna ia masih memiliki seorang istri yang menunggu kepulangannya dirumah.
Pikiran Jasmine tertuju pada sosok pria yang sangat dirindukannya. Jason, Ya Jasmine hampir gila karna terlalu merindukan suaminya. Jarak mereka cukup jauh ia harus menunggu suaminya berjam-jam untuk datang padanya. Pasalnya yang Jasmine tau suaminya itu berada di Italia sementara Jasmine saat ini berada di Amerika.

"Huhhh... Ya Tuhan, aku begitu merindukan suamiku...." Gumam Jasmine dalam keheningan..

"Jadi istriku saat ini sedang merindukanku? Hmmmm" Jasmine terkejut, ia mengarahkan pandangannya ke arah suara itu berasal. Jason? Tepat sekali. Sosok pria tampan yang berada di hadapannya saat ini adalah pria yang begitu dirindukan olehnya.

"Mas Jason, ini serius kamu, Mas?"

"Ternyata baru beberapa hari diculik istriku sudah melupakan wajah tampan suaminya sendiri, hmm?"

"Ternyata beneran kamu mas... Astaga, aku kira aku sedang menghayal lagi..."

"Jadi kau pikir aku ini adalah khayalanmu, sayang? Ahh ternyata rinduku terbalaskan. Kukira hanya aku yang terlalu merindukan istri kecilku"

"Maassss!!!! Bukan hanya istri kecilmu yang merindukanmu, ini anak-anak kita juga merindukan Daddynya..." Jasmine menunjuk perutnya yang masih rata karna baru masuk usia dua bulan lebih.

"Maafkan Daddy, son... Daddy sudah lalai menjagamu dan mommymu.. Daddy janji mulai sekarang Daddy akan selalu menjaga kalian berdua karna Kalianlah dunia Daddy saat ini." Jason membawa Jasmine kedalam pelukannya lalu tangan kanan Jason mengelus perut rata milik Jasmine istrinya.

"Son? Yang benar aja mas, anak kita bahkan belum memiliki jenis kelamin saat ini."

"Entahlah, sayang. perasaanku mengatakan kalau anak kita ini adalah seorang lelaki tampan"

"Amin, Mas.. ha.... Aku sangat merindukan aromamu Daddy." Wajah Jasmine menyusup ke celah leher milik Jason.

"Istirahatlah sayang, ini sudah terlalu larut. Begadang tidak baik untuk anak kita."

"Apa mas akan pergi?"

Jason menggelengkan kepalanya lalu mengecup kening istrinya "tidak sayang, aku akan tetap disini menemanimu. Jadi tidurlah aku akan disini"

"Aku rasa tempat tidur ini lumayan luas mas, tidurlah di sebelahku mas.. aku ingin tidur di pelukanmu."

"Baiklah Istriku tersayang, aku akan memelukmu... Ha... Akhirnya aku bisa tidur nyenyak malam ini."

"Aku mencintaimu, Mas..."

"Aku lebih mencintaimu, Istriku. Sangat mencintaimu. Selalu disampingku ya.. mendengar kau menghilang membuatku ingin mati saja." Jason tidak mampu lagi menahan airmatanya. Bukan airmata kesedihan melainkan airmata kebahagiaan, ia bisa melihat Jasmine kembali.

"Jangan membicarakan kematian mas. Aku akan selalu bersamamu"

"Iya harus, sayang. Kau harus tetap bersamaku."

****
Sementara itu, berbeda dengan Jason dan Jasmine yang kembali bersama. Agnes sedang berada di ambang kehancuran. Edho mengatakan bahwa ia akan segera menceraikan Agnes secepatnya. Agnes yang tidak terima dengan perkataan Edho membuatnya frustasi, ia menghancurkan barang-barang yang ada dikamarnya saat ini.
"Aaarrggg.... Brengsekkkk kau EDHO! BAGAIMANA BISA KAU LAKUKAN INI PADAKU, HAAAA!!! SAMPAI MATIPUN AKU TIDAK AKAN SUDI MENYETUJUI PERCERAIAN KITAAAAA!" Agnes mengepalkan kedua tangannya kuat. Ia melirik cemine yang sudah tidak berbentuk lalu tersenyum licik.

"Kau pikir mudah menceraikanku? Kau BODOH EDHO, dari dulu kau memang Lelaki BODOH! Aku adalah Agnes Moreno... Aku akan menghancurkanmu, ahh tidak... Aku juga akan menghancurkan seluruh keluargamu! Lelaki bodoh sepertimu harus diberi pelajaran sayang."

Agnes meraih tasnya lalu melangkahkan kakinya meninggalkan kamarnya yang hancur berantakan akibat amukannya.
Ia meraih kunci mobil mewahnya yang dihadiahkan oleh Edho sewaktu mereka menikah.

Mobil itu berhenti di apartemen mewah yang baru kemarin ia kunjungi.

Kondisi Liam saat ini benar-benar buruk. Wajah tampannya saat ini tidak berbentuk lagi. Melainkan luka-luka lebam bekas pukulan dari Rivelnya mampu membuat wajah tampannya terlihat mengerikan.

Suara Bell berbunyi yang tandanya ada tamu di luar yang menantikan tuan rumahnya membukakan pintunya.

"Sialan! Siapa yang berani mengunjungiku disaat-saat begini. Ahhh.. sakit... Brengsek kau Jason! Aku akan membalasmu..." Liam kesakitan saat hendak berdiri dari tidurnya yang hendak akan membuka pintu. Dengan sangat berhati-hati Liam melangkakan kakinya menuju pintu. Ia ingin sekali meledakkan kepalah orang yang sudah berani bertamu kerumahnya disaat keadaannya babak belur begini.

"Agnes?"

"Liam?" Agnes melototkan matanya, ia terkejut dengan apa yang dilihatnya saat ini. Wajah yang sebelum ia tinggalkan masih begitu terlihat tampan bagaimana bisa saat ia kembali datang disambut dengan wajah babak belur begini.

"Masuklah, kau pasti terkejut melihatku begini..."

"Ta...pi siapa yang melakukannya padamu, liam?"

"Ha.... Tidak lama kau meninggalkan apartemenku, Jason dan Calvin datang kesini lalu menghajarku."

"Jason? Calvin? Mereka di sini? Kapan mereka tiba?"

"Pertanyaanmu membuat kepalahku kembali berdenyut, Agnes...! Jika kau penasaran, kau bisa datang kepadanya. Aku pusing mau istirahat. Ahhh sakit sekali.. sialan! Aku akan membalasmu Jason! Kau tunggu saja..."

My Hot Sugar DudaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang