Memandang wallpaper ponselnya adalah salah satu cara Jason untuk mengobati sedikit kerinduannya pada istrinya. Ya seperti yang kita tau bahwa Jasmine adalah hidup dan matinya jiwa Jason. Foto yang ada di ponsel itu adalah istrinya, Jasmine yang masih duduk di bangku sekolah menengah atas. Jasmine tersenyum begitu manis di foto itu, Jason yang terlalu mencintainya menjadikan foto itu menjadi Wallpaper ponsel miliknya.
"Kau dimana sayang? Aku sangat merindukanmu... Kembalilah padaku, aku mohon.. Tuhan, tolong jaga istriku dimanapun dia berada saat ini. Aku sangat mencintainya..." Jason terisak, hatinya begitu sakit mendengar kabar penculikan istri dan calon anaknya. Calvin yang melihat keadaan sahabatnya itu turut bersedih, bagaimanapun ia tidak perna melihat sahabatnya itu begitu terpuruk walaupun saat itu ia perna di tinggal oleh mantan istrinya itu.
"Berdoalah, Jason. Tuhan akan mempertemukan Jasmine denganmu. Percaya padaku." Ucap Calvin menguatkan Sahabatnya Jason.
Jason menanggukkan kepalanya, ia selalu berdoa untuk keselamatan istri dan calon anaknya. "Terimakasih." Calvin menangguk.
Robert datang menghampiri Tuannya yang sedang duduk menatapi ponsel yang berisi istrinya itu.
"Tuan, menurut hasil dari pemeriksaan tidak ada jejak-jejak Nyonya di kebakaran dasar jurang itu. Ada hal yang lebih penting Tuan.."
"Apa itu Robert ?"
"Menurut beberapa saksi yang ada di bandara, mereka melihat segerombolan orang bertubuh besar menyerang orang yang menggunakan topeng. Lalu segerombolan orang bertubuh besar itu tampak terlihat menggendong seorang wanita. Kemungkinan wanita itu adalah Nyonya Jasmine, Tuan."
"Siapa yang melakukan itu? Cari tau siapa mereka, Robert!"
"Baik, Tuan."
"Tunggu dulu, siapkan penerbanganku. Kita akan pergi ke amerika sekarang. Aku sudah tidak bisa menunggu untuk mencabut nyawa bajingan Liam itu."
"Baik, Tuan."
*******
Sementara itu, Liam justru terlihat memikirkan rencananya yang gagal total akibat ulah seseorang yang berusaha menyelamatkan istri dari rivalnya yaitu Jason Anderson. Awalnya ia sangat senang mendengar anak buahnya berhasil menculik istrinya Jason. Tapi kesenangan itu tidak berlangsung lama ia sudah mendapatkan kabar bahwa anakbuahnya telah mati dibakar oleh segerombolan orang yang tidak diketahui.
"Sebenarnya siapa yang sudah menggagalkan rencananya itu! Brengsekkkk... Jika aku mengetahuinya aku berjanji akan mencincang tubuh mereka." Gumam Liam yang terlihat begitu emosi saat ini.
Brakkk.... Pintu Apartemen milik Liam terbuka lebar di dobrak oleh Rivalnya yaitu Jason Anderson.
Liam yang melihat itu menghampirinya.
Belum sempat Liam berbicara, Jason langsung melayangkan pukulannya di wajahnya hingga membuat yang empunya tersungkur di lantai. Jason yang sudah terbakar amarah tidak puas dengan satu kali pukulan. Ia kembali memukul bahkan menendang perut Liam. Liam tidak siap menerima pukulan itu menahan sakit di sekujur tubuhnya. Ia melihat Jason hendak mengeluarkan senjatanya yang sudah Jason persiapkan untuk membunuh Liam. Calvin yang baru saja tiba di apartemen Liam langsung berlari ke arah Jason, Calvin berusaha menghentikan pertikaian antara kedua sahabatnya itu. Lagi pula ia tidak ingin Jason mengotori tangannya untuk melenyapkan Liam.
Bugg...
"Brengsek kau Liam! Dimana kau sembunyikan Istriku...haaa! Bajingan....!"
Buggg...
"Katakan bajingann! Dimana istriku!!!..."buggg..."Argg...hen..tikaaannn..." Rintihan Liam.
"Apa ? Hentikan? Dengan apa yang sudah kau lakukan pada istri dan calon anakku, kau bilang hentikan" Jason mengeluarkan pistol yang berada di saku celananya. Lalu Jason mengarahkan pistol miliknya tepat di kepalah milik Liam.
"Hentikan, Jason! Kau bisa membunuhnya!" Calvin mencoba melerai pertikaian antara Jason dan Liam.
"Jangan coba-coba menghentikanku, Vin. Aku sudah sangat ingin melenyapkan bajingan ini."
"Aku mohon, Jason. Jika kau membunuh manusia bajingan ini, kita tidak akan bisa menemukan istrimu."
"Ap...a ya..ng ka..lian katakan? Si..apa yang men..culik istri sahabatmu ...ini.. vin?" Bohong. Liam sedang berusaha berpura-pura tidak mengerti apa yang dikatakan oleh Jason dan juga Calvin.
Buggg....
"Berhentilah bersandiwara, Brengsek! Katakan dimana istriku!" Jason melayangkan pukulannya tepat di ulu hatinya yang membuat Liam seketika memuntahkan darah.
"Ar...gg..... Ak..u sunggu..h ti..dak menger..ti! Ken..apa kalian menuduhku! Berhentilah... Memukulku bajingan!" Lagi-lagi Liam melanjutkan sandiwara ketidaktahuannya.
"Ka..uuu!!!" Jason hendak ingin menembak Liam.
"St..oopp.... A..ku ...menga.kuinya... ak..ulah yang men..culiik istrimu" akhirnya Liam mengakui penculikan istri Jason. Ia tau bagaimana Rivalnya itu. Jika ia tidak mengakuinya ia pasti sudah jadi mayat saat ini.
Bugg..buggg.buugggh
Jason menatap berang kepada Liam. Pengakuannya itu menbuat emosiinya meludak. Ia bahkan tidak bisa menahan dirinya untuk tidak menghajar liam. Pria dihadapannya saat ini sudah babak belur mungkin nantinya Liam akan segera mati kalau saja Calvin tidak menyelamatkannya dari amukan Jason.
"Dee..nga..rkan a..ku du..luu, ak.u mema..ng beren..cana mencu..liknya tetapi aku gagal. Segerombo...lan orang itu telah melenyapkan an..ak buahku dan membakar habis mereka di dasar jurang..!" Liam yang menahan sakitnya berusaha menjelaskan supaya Jason tidak menyakitinya lagi atau membunuhnya.
"Bajingannn!"
"Sudahlah, Jason! Jangan mengotori tanganmu dengan melenyapkan bajingan ini. Aku heran dia bisa menjabat menjadi seorang ketua mafia dengan fisik yang lemah seperti ini." Disaat seperti ini Calvin sempat-sempatnya menghina Liam.
"Robert! Bawa dia ke markas! Penjarakan bajingan ini diruang bawah tanah."
"Baik, Tuan."
"Ap..a maksu..dmu, Jason! Kau TIDAK BISA MELAKUKAN INI PADAKU!"
"TUTUP MULUTMU BAJINGAN! ATAU AKU AKAN MEMBUNUHMU SEKARANG JUGA!"
kringg...kring..... Suara panggilan masuk ponsel milik Jason.
"Tn. REYYEN ALFONSO?" Muncul nama Reyyen di layar ponsel milik Jason. Beberapa bulan yang lalu dengan kejadian menyelamatkan istrinya. Mereka sempat melakukan penukaran nomor ponsel.
"Hallo...."
"Robert! Siapkan mobil sekarang. Kita menuju rumah sakit."
"Baik, Tuan."
"Ada apa? Siapa yang menghubungimu? Kenapa kita harus ke rumah sakit?" Tanya Calvin penasaran melihat perubahan raut wajah Jason yang tadinya dingin menjadi terlihat ketakutan dan penuh kekhawatiran.
"Jasmine, Istriku menghubungiku menggunakan ponsel milik Om Reyyen. Ia mengatakan bahwa saat ini ia sedang berada di Rumah sakit, Vin."

KAMU SEDANG MEMBACA
My Hot Sugar Duda
Romance21++ Jasmine Willers. Gadis anggun yang sangat menawan dimata para lelaki, perawakannya bak dewi yunani. Jasmine adalah seorang pelajar yang merangkap sebagai seorang karyawan supermarket yang tidak jauh dari rumahnya. Jason Anderson. Seorang duda y...